Friday 26 November 2021

MAKALAH TENTANG IMUN

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  LATAR BELAKANG

Sistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman. Zat-zat yang merangsang timbulnya reaksi kekebalan tubuh disebut antigen. Penyakit atau kuman ini berupa protein asing yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering disebutantigen. Karena dianggap sesuatu yang asing, maka antigen ini harus disingkirkan, dinetralisir, atau dihancurkan. Reaksi kekebalan tubuh yang normal dapat mengenali antigen, mengerahkan kekuatan untuk bertahan melawan antigen tersebut, dan menyerangnya. Yang bertugas melakukan ini salah satunya adalah sistem pertahanan tubuh yang dikenal dengan antibodi.

1.2 TUJUAN MASALAH.

1.        Mengetahui lebih jauh gambaran tentang imunologi.

2.        Mengetahui lebih jauh tentang sistem imun.

3.        Mengetahui apa saja yang mencakup tentang imunologi.

4.        Mengetahui penyakit Imunitas.

 

1.3    RUMUSAN MASALAH.

1.        Apa pengertian imunologi ?

2.        Apa saja yang termasuk dalam sistem imun?

3.        Apa yang dimaksud dengan  Antigen dan Antibodi ?

4.        Apa saja macam-macam penyakit Imunitas?

 

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1Pendapat Para Ahli Tentang Imunologi

Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).

Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan caradesensitisasi.

 

2.2Pengertian Imunologi

Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimunhipersensitivitas,defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.

 

2.3 Sistem Imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologisluar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik danimunitas adaptif atau system imun spesifik.

Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik.Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupa kan tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti pada asam lambung atau enzim.

Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotok sik, sel T supresor, dan sel T delayed hyper­sensitivity. Salah satu cara untuk mempertahan kan sistem imun berada dalam kondisi op ti mal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humo ral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.

 

1.        Imunitas Alami atau Non spesifik

Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.

Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural killer (NK).

 

2.        Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)

Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi, bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.

a)         Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam inang lain.

b)        Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif denga antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas respon imun spesifik :

a)        Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.

b)        Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunhuh dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

            2.4 Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh memiliki berbagai fungsi, diantaranya:

1.                  Melindungi tubuh dari virus penyebab penyakit

2.                  Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh

3.                  Menghancurkan mikroorganisme asing (bakteri, parasit, dan jamur)

4.                  Menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua

5.                  Menghilangkan sel yang mati untuk perbaikan jaringan

6.                  Pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya

Sesuai namanya, sistem kekebalan tubuh tentu saja berfungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit dan untuk mencegah timbulnya kanker.

            2.5 Pertahanan Tubuh Alami

Kebanyakan penyakit (patogen) di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh karena pertahanan tubuh alami. Jika tidak ada pertahanan tubuh alami, tentunya kita akan mudah terkena penyakit. Pertahanan tubuh alami terdapat pada kulit, air mata, lemak, lendir, bulu hidung, enzim, sel darah putih, dan bakteri baik.

Pada kulit terdapat keratin yang mengandung sangat sedikit air sehingga menyebabkan patogen sulit tumbuh. Air mata mengandung kelenjar lakrimal (kelenjar air mata) yang melindungi mata dari bahan kimia dan mikroorganisme. Lemak memiliki sifat antimikrobial. Lendir pada hidung menangkap debu yang berbahaya bila sampai masuk ke paru-paru. Bulu hidung menangkap bakteri.

            2.6 Respon Pertahanan Tubuh

Respon pertahanan tubuh adalah cara yang dilakukan tubuh terhadap masuknya patogen dan antigen di dalam tubuh. Respon ini dibedakan menjadi respon imun non spesifik dan respon imun spesifik.

Respon imun non spesifik adalah respon terhadap jaringan tubuh yang rusak. Respon imum non spesifik dibagi menjadi dua yaitu inflamasi dan fagositosis. Inflamasi adalah reaksi yang mencegah infeksi dan menimbulkan pembengkakan. Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih.

Respon imun spesifik adalah respon melindungi tubuh dari patogen dan mencegah sistem pertahanan tubuh untuk menyerang jaringan tubuh. Respon imun spesifik timbul dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama, yaitu antibody-mediated immunity (tidak melibatkan sel) dan cell-mediated immunity (melibatkan sel).

2.7.Pencegahan Penyakit

Penyakit yang disebabkan oleh patogen dapat dicegah dengan sistem kekebalan tubuh. Selain melalui pertahanan tubuh alami, pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan vaksinasi dan imunisasi.

Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Vaksin merupakan suatu antigen yang menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh aktif. Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:

1.                  Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.

2.                  Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.

3.                  Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.

4.                  Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

2.8 Penyakit pada Sistem Kekebalan Tubuh

Gangguan atau penyakit pada sistem kekebalan terjadi ketika:

1.                  Tubuh menghasilkan reaksi kekebalan melawan dirinya sendiri (gangguan autoimun).

2.                  Tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi kekebalan yang sesuai untuk melawan serangan mikroorganisme (gangguan imunodefisiensi).

3.                  Reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan meskipun terhadap antigen asing yang tidak berbahaya hingga merusak jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).

Berikut adalah beberapa penyakit pada sistem kekebalan tubuh manusia:

1.                  Myasthenia gravis. Myasthenia gravis adalah antibodi yang menyerang otot lurik dan menyebabkan berkurangnya kemampuan otot untuk bergerak.

2.                  Lupus eythematosus. Lupus adalah antibodi menyerang sel-sel tubuh yang dianggap sebagai sel asing.

3.                  Addison’s disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Penyakit ini bisa disebabkan karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab yang lain, yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin.

4.                  Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang belakang.

5.                  Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang disebabkan olehHuman Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh..

      

 

 

2.9Antigen dan Antibodi

1.        Antigen

Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapanimun. Antigen biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh seldan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakitCiri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :

a)        Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes

b)        Ukuran molekul

c)        Kekompleksian kimia dan struktural

d)       Penentu antigen ( epilop )

e)        Konstitusi genetik inang

f)         Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.

Pembagian antigen

1.         Berdasarkan epitop

      Unditerminan ( univalent )

      Unideterminan ( multivalent )

      Multideterminan ( univalent )

      Multideterminan ( multivalent )

2.         Berdasarkan spesifitas

         Heteroantigen 4.Antigen organ spesifik

         Xenoantigen 5.Autoantigen

         Alloantigen

3.         Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T

         T dependen

         T independen

 

2.        Antibodi

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebutsel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).

3.        Interaksi Antigen dan Antibodi

Interaksi Antigen dan Anti bodiadalahsebagaiberikut :

1.         Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi silang (cross – reaction)

2.         Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali reversible.

3.         Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz phenomenon )

4.         Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah gugus – gugus spesifik dari kedua regens.

5.         Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi yang sama sering merefleksikan yang berbeda.

 

2.10 Imunologi

Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi dan imunologi kanker.

1.        Imunologi infeksi

Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh akan mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu antibodi fagosit, komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen pertama masuk kedalam tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem imun spesifik lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit serta komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk menghancurkannya.

2.        Imunulogi kanker

Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan menghancurkan tumor. Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran mereka menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang ditunjukan oleh tumor memiliki beberapa sumber; beberapa berasal dari virus onkogenik seperti papillomavirus, yang menyebabkan kanker leher rahim, sementara lainnya adalah protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim yang disebut tirosinase yang ketika ditunjukan pada tingkat tinggi, merubah beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebut melanoma. Kemungkinan sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker membujuk molekul sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor.Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor disebut onkogen.

 

.                     1.11Penyakit Imunitas

Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga berubah menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisadisembuhkan.Contoh : Saat udara dingin, sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin2 pada saluran nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan melembabkan udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru, tetapi pada orang – orang tertentu, justru udara dingin tersebut akan memicu timbulnya reaksi yang berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas (astma), bisa juga timbulnya gatal - gatal di sekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun.

 

1.        Hipersensivitas

Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan tubuh. Reaksi tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri – sendiri, tetapi klinik sering dua atau lebih jenis tersebut terjadi bersama.

 

2.        Autoimunitas

Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu :

a)        Berdasarkan organ ; terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan non organ spesifik.

b)        Berdasarkan mekanisme ; penykit autoimun melalui antibodi ( anemia hemolitik autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit autoimun melalui kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun melalui sel T dan penyakit autoimun melalui komplemen.

3.        HIV AIDS

AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome, merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

 

a)        Gejala Infeksi HIV/ AIDS

1)        Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal. Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.

2)        Infeksi kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi sampai 10 tahun.

3)        Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS.

4)        AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.dan berat badan berangsur – angsur menurun.Berdasarkan penjelasan diatas untuk lebih mengetahui

 

b)        Epidemiologi

Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia), dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas kering (open) dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat hidup dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup dalam darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu. Selain itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia seperti Nonoxynol-9, sodium klorida dan sodium hidroksida.

 

c)        Dampak HIV/ AIDS

Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam masyarakat adalah : menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%); angka kematian tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap penderita HIV/ AIDS masih kuat.

 

d)       Cara Penularan

HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV AIDS antara lain :

1)        Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung (kondom).

2)        Kontak darah/luka dan transfusi darah – Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.

3)        Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik – Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV.

4)        Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.

5)        HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman, berciuman, berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas yang sama.

 

e)        Cara Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang yang mempunyai perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat melindungi dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual (monogami), penggunaan kondom untuk mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan vaginal. Pencegahan pada pengguna narkoba dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan jarum suntik bersamaan dan jangan melakukan hubungan seksual pada saat high (lupa dengan hubungan seksual aman). Sedangkan pencegahan pada ibu hamil yaitu dengan mengkonsumsi obat anti HIV selama hamil (untuk menurunkan resiko penularan pada bayi) dan pemberian susu formula pada bayi bila ibu terinfeksi HIV. Serta menghindari darah penderita HIV mengenai luka pada kulit, mulut ataupun mata.

 

f)         Pengobatan HIV/ AIDS

Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap penelitian.Jenis obat-obat antiretroviral :

1.        Attachment inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel host) danfusioninhibitors (mencegah fusi membran luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti pada manusia.

2.        Reverse transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat ini adalah golongan Nukes dan Non-Nukes.

3.        Integrase inhibitors,menghalangi kerja enzim integrase yang berfungsi menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus

4.        Protease inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat ini sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir, dll.).

5.        Immune stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir (messenger) kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.

6.        Obat antisense, merupakan “bayangan cermin” kode genetik HIV yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya (HGTV43).

 

 

2.12 Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,sehingga rentang terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari immunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, dan TBC. Imunisasi pada balita atau anak – anak dapat kita lakukan untuk membuat system imun dalam tubuh anak menjadi lebih baik.

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk antibodi.Imunisasi dapat dibagi jadi 2 jenis, yakni imunisasi pasif dan imunisasi aktif.

 

 

1.        Imunisasi Pasif

Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel lainnya dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif atau dengan kata lain merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.

 

2.        Imunisasi Aktif

Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi setelah seseorang terpasang dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasaa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.Transfer sel yang imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya imuninkompeten, disebut transfer adaptif Imunisasi dapat terjadi.

 

3.        Imunosupresif

Senyawa yang menghambat respon imun adaptif disebut obat imunosupresif. Mereka digunakan terutama dalam pengobatan graft penolakan dan penyakit autoimun yang parah. Imunosupresan adalah obat yang diberikan untuk menekan respon alami sistem kekebalan tubuh. Imunosupresan diberikan kepada pasien transplantasi untuk mencegah penolakan organ dan kepada pasien penyakit autoimun seperti lupus.

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

3.1KESIMPULAN

Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar Biologis yang dilakukan oleh sil dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapa berkembang dalam tubuh.

 

 3.2SARAN

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-imunologi.html

 www.anneahira.com/pengertian-imunisasi.htm

 ml.scribd.com/doc/46134656/Imunisasi-Pasif-Dan-Aktif

 

No comments:

Post a Comment