Friday 26 November 2021

MAKALAH CACING CAMBUK

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

            Pada dasarnya ilmu parasitologi adalah mempelajari mengenai “simbiosis”, terutama bentuk suatu organisme yang bersifat parasit. Dua organisme yang hidup bersama dan menguntungkan bagi salah satu atau kedua simbiont tersebut. Biasanya kedua simbiont adalah merupakan organisme yang berbeda spesies, tetapi juga dapat dari spesies yang sama.

            Dari kehidupan yang simbiosis tersebut, dapat dikelompokkan dalam kategori yang berbeda menurut hubungan antara kedua simbiont tersebut. Sehingga ada beberapa jenis simbiosis tersebut yaitu:

Phoresis:

            Adalah sistem simbiosis dimana satu simbiont membawa simbiont lainnya dan secara fisiologik mereka saling bergantung. Biasanya salah satu “phoront” lebih kecil dari lainnya. Misalnya : spora jamur menempel pada kaki lebah.

Mutualisme:

            Adalah simbiosis yang saling menguntungkan, dimana organisme satu secara fisiologik bergantung pada organisme lainnya dimana satu organisme tidak dapat hidup terpisah dari organisme lainnya. Misalnya: Protozoa dan fauna yang hidup didalam usus rayap.

Commensalisme

            Adalah simbiosis dimana salah satu organisme hidup dalam organisme lainnya tetapi tidak mempengaruhi secara fisiologik pada organisme yang ditempati (hospes), tetapi organisme tersebut tidak dapat hidup diluar hospes. Ada dua bentuk yaitu: ekto commensalisme (hidup diluar tubuh hospes) dan endocommensalisme (hidup didalam tubuh hospes). Misalnya: Entamoeba ginggivalis, hidup dalam mulut orang. Organisme tersebut memakan bakteri, sisa makanan, sel epitel yang mati, tetapi tidak menyebabkan sakit pada hospes. Organisme tersebut tidak dapat hidup ditempat lain.

Parasitisme

            Organisme yang hidup di dalam hospes dan menyebabkan sakit pada hospes. Ada dua bentuk yaitu ektoparasit dan endoparasit.

 

Hospes/host/induk semang/inang

 

Hospes definitif:

            Adalah hospes dimana parasit hidup dapat mencapai kedewasaan dan bereproduksi.

Hospes intermediate:

            Adalah hospes dimana parasit hidup tidak mencapai kedewasaan (sebagian dari daur hidupnya).

Paratenik:

            Parasit yang masuk dalam hospes, tetapi tidak berkembang dan tetap hidup dan dapat menginfeksi ke hospes difinitif (Dioctophyma renale).

Hospes spesifik:

            Parasit dapat hidup dan berkembang biak hanya dalam satu atau dua hospes saja (Taenia solium).

Hospes reservoar:

            Hewan yang secara normal terinfeksi parasit (tidak sakit), tetapi parasit tersebut dapat menginfeksi orang dan menimbulkan sakit.

 

 

1.2  Tujuan

         Untuk mengetahui sejarah, morfologi, epidemiologi, siklus hidup, patologi dan gejala klinis serta pencegahan dari cacing cambuk (Trichuris trichiura).

 

1.3  Manfaat

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Nematoda

Class : Adenophorea

Ordo : Trichurida

Family : Trichuridae

Genus : Trichuris

Species : Trichuris trichiura

 

2.2  Sejarah

        Trichuris trichiura lebih di kenal dengan nama cacing cambuk karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Infeksi dengan cacing cambuk lebih sering terjadi di daerah panas, lembab dan sering bersama-sama dengan infeksi Ascaris. Sampai saat ini dikenal lebih dari 20 spesies Trichuris spp, namun yang menginfeksi manusia hanya Trichuris trichiura dan Trichuris vulpis. Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatah pada manusia bila menginfeksi dalam jumlah yang banyak. Apabila jumlahnya sedikit, pasien biasanya tidak akan terpengaruh dengan adanya cacing ini. Penyakit yang disebabkan cacing ini disebut trichuriasis atau trichocephaliasis. Penyakit ini terutama terjadi di daerah subtropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk serta iklim hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.

 

 

2.3 Morfologi

       Cacing jantan panjangnya 3-4 cm, bagian anteriornya halus seperti cambuk, bagian ekor melingkar dan  mengandung sebuah spicule.

       Cacing betina panjangnya 4-5 cm, bagian anteriornya halus seperti cambuk, bagian ekor lurus berujung tumpul, vulva terdapat dibagian tubuh yang mulai membesar, sedangkan anusnya terdapat pada bagian posterior tubuh.

          Telurnya berukuran sekitar 50 x 22 mikron, bentuknya seperti tempayan dengan kedua ujung menonjol, berdinding tebal dan berisi larva, kulit bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih. Cacing dewasa berwarna merah muda, melekat pada dinding sekum dan pada dinding apendiks, kolon atau bagian posterior ileum dengan bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus. Bagian tiga perlima anterior tubuh langsing, dan bagian posterior tebal, sehingga menyerupai cambuk.  

          Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10.000 butir.

            Cacing dewasa Trichuris trichiura                                                 Telur T. trichiura

2.4 Epidemologi

        Infeksi sering terjadi pada masyarakat yang miskin dimana fasilitas sanitasi tidak ada. Infeksi terbanyak pada anak-anak, mereka terkontaminasi tanah tempat mereka bermain. Dapat terinfeksi pada mereka melalui telur dari tanah ke mulut. Telur tidak dapat bertahan dalam suasana kering atau dingin sekali.

        Penyebaran penyakit ini adalah terkontaminasinya tanah dengan tinja yang mengandung telur cacing cambuk. Telur tumbuh dalam tanah liat, lembab dan tanah dengan suhu optimal ± 30oC. Infeksi cacing cambuk terjadi bila telur yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar atau melalui tangan yang kotor (Kementerian Kesehatan RI, 2006).

2.5 Siklus Hidup

        Manusia merupakan hospes definitif utama pada cacing cambuk, walaupun kadang-kadang terdapat juga pada hewan seperti babi dan kera. Manusia akan terinfeksi cacing ini karena menelan telur matang yang berasal dari tanah yang terkontaminasi.

        Telur-telur yang tertelan akan menetas di usus kecil dan akhirnya akan melekat pada mukosa usus besar. Cacing dewasa menjadi mature (dewasa) kira-kira dalam tiga bulan dan mulai memproduksi telur. Cacing tersebut akan membenamkan bagian anteriornya dimukosa usus dan mulai memproduksi telur sebanyak 2000-7000 butir perhari, cacing dewasa ini dapat  hidup untuk beberapa tahun. Telur yang dihasilkan akan dikeluarkan dari tubuh manusia bersama tinja. Telur ini akan mengalami pematangan dalam waktu 2-4 minggu diluar tubuh. Bila telur berada di tempat yang mendukung, perkembangannya seperti di tempat yang lembab,  hangat maka telur akan matang dan siap menginfeksi hospes lain.

          Tetapi apabila cacing cambuk menetaskan telurnya didalam tubuh manusia, larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi  cacing dewasa turun ke usus distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.

           Pada infeksi yang berat, cacing dapat pula di temukan pada ileum, appendiks, bahkan seluruh usus besar.

 

Siklus hidup T. Trichiura

 

 

2.6  Patologi dan Gejala Klinis

          Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis yang khas. Pada infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendisitis, anemia berat, mual, muntah. Disentri yang terjadi dapat menyerupai amoebiasis. Infeksi pada umumnya ringan sampai sedang dengan sedikit/tanpa gejala. Perkembangan larva Trichuris di dalam usus biasanya tidak memberikan gejala klinik yang berarti walaupun dalam sebagian masa perkembangan larvanya memasuki mukosa intestinum tonue. Proses yang berperan dalam menimbulkan gejala adalah trauma oleh cacing dan dampak toksik. Trauma pada dinding usus terjadi karena cacing ini membenamkan kepalanya pada dinding usus. Cacing ini biasanya menetap pada sekum. Pada infeksi yang ringan kerusakan dinding mukosa usus hanya sedikit.

 

2.7   Pencegahan

          Cara pencegahan penyakit trichuriasis tidak beda jauh dengan pencegahan penyakit ascariasis caranya seperti berikut :

1. Individu

  •   Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
  •   Mencuci sayuran yang di makan mentah
  •   Memasak sayuran di dalam air mendidih

2. Lingkungan

  •  Menggunakan jamban ketika buang air besar
  •  Tidak menyiram jalanan dengan air got
  • Dalam mebeli makanan, kita harus memastikan bahwa penjual makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah makanan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Parasitisme

            Organisme yang hidup di dalam hospes dan menyebabkan sakit pada hospes. Ada dua bentuk yaitu ektoparasit dan endoparasit.

            Trichuris trichiura (cacing cambuk) adalah salah satu cacing penyebab penyakit cacingan pada manusia.Cacingan merupakan penyakit yang endemik dan kronik.

             Manusia merupakan hospes definitif utama pada cacing cambuk, walaupun kadang-kadang terdapat juga pada hewan seperti babi dan kera. Manusia akan terinfeksi cacing ini karena menelan telur matang yang berasal dari tanah yang terkontaminasi.

          Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis ynag khas. Pada infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendisitis, anemia berat, mual, muntah. Disentri yang terjadi dapat menyerupai amoebiasis. Infeksi pada umumnya ringan sampai sedang dengan sedikit/tanpa gejala.

3.2  Saran

Diharapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment