Monday 18 October 2021

MAKALAH PRAKTIKUM SITEM INFORMASI AKUNTANSI TENTANG SITEM INFORMASI AKUNTANSI PT PLN (PERSERO) RAYON SAMARINDA SEBERANG

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. 3

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

1.1       LATAR BELAKANG.. 4

1.2       Tujuan Penyusunan Sistem Informasi  Akuntansi 5

1.3       Komponen-komponen Sistem Pengendalian Intern. 5

BAB II. 7

PEMBAHASAN.. 7

A.    Analisis Yang Digunakan. 7

B.    HASIL DAN PEMBAHASAN.. 10

BAB III. 17

PENUTUP. 17

KESIMPULAN.. 17

SARAN.. 18

DAFTAR PUSTAKA.. 19

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1      LATAR BELAKANG

 

Informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi untuk memenuhi setiap kebutuhan para penggunanya. Di era globalisasi kecepatan dan ketepatan informasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sebagian besar masyarakat maupun perusahaan-perusahaan semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya informasi tidak kalah penting dibandingkan sumber dayasumber daya lain, karena informasi yang akurat akan sangat mendukung perusahaan untuk maju dan berkembang dalam iklim dunia usaha yang sangat kompetitif dewasa ini.

 

PT. PLN (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT. PLN

(Persero), memperoleh pendapatan yang  berasal dari penjualan listrik dan jasa operasional. Aktivitas   operasional   dan   transaksi   yang   terjadi   sehari-hari   pun   sangat   beragam. Meningkatnya penjualan pada perusahaan tersebut mengharuskan diperlukannya sistem informasi akuntasi dan  pengendalian  yang  tepat  terhadap  penjualan  agar  penjualan  yang terjadi sesuai dengan prosedur dan mampu menghasilkan pendapatan yang maksimum bagi perusahaan. Apabila didalam pelaksanaanya sudah dapat  memenuhi komponen-komponen pengendalian intern.

Salah satu kantor unit pelayanan PT. PLN (Persero) yang ada di Samarinda  adalah PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki wilayah pelayanan yang cukup luas, ada

4 kantor yang berada di wilayah pelayanan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yaitu : Kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang, Kantor Jaga Sanga-sanga,

Kantor Jaga Palaran, Kantor Jaga Loa janan. Sistem informasi akuntansi yang dilaksanakan seperti halnya pada umumnya akan tetapi berdasarkan pengamatan sistem informasi akuntansi

belum berjalan dengan baik, ini disebabkan karena kurangnya keahlian (skill) yang dimiliki dalam menggunakan aplikasi pengolahan data pelanggan, sehingga diperlukan pembelajaran

dan pelatihan.  Selain  itu  didalam pelaksanaan tugas terdapat  adanya terjadi perangkapan fungsi,  sehingga  kemungkinan  terjadinya  indikasi  merugikan  PT.  PLN  (Persero)  Rayon

Samarinda Seberang.

 

 

 

 

1.2       Tujuan Penyusunan Sistem Informasi  Akuntansi

 

SIA  dibuat  mempunyai  tujuan  utama  yaitu  menyediakan  informasi  akuntansi  bagi berbagai  variasi pengguna.  Pengguna  disini dapat  dibagi  menjadi  pengguna  internal  dan

eksternal.   Manajer  merupakan  salah  satu  pengguna  internal  SIA  untuk  pengambilan keputusan dalam kegiatan operasi perusahaan, sedangkan pelanggan merupakan pengguna eksternal.

Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan menurut  Krismiaji (2015:295): adalah serangkaian kegiatan yang terjadi  secara  berulang  dan  kegiatan  pengolahan  informasi,  yang  berhubungan  dengan

penyerahan  barang  dan  jasa  kepada  pelanggan  dan  penerimaan  pembayaran  kas  dari

penyerahan barang dan jasa tersebut.

Sistem Pengendalian Intern

Krismiaji (2015:220) merujuk pada definisi sistem dari pengendalian intern dari COSO

(The Study by Committee of  Sponsoring  Organization)  menjelaskan  bahwa  Pengendalian intern didefinisikan sebagai sebuah proses karena pengendalian  intern  ini melekat  dalam kegiatan operasional sebuah organisasi, dan merupakan bagian yang integral dari aktivitas dasar  manajemen  seperti perencanaan,  pelaksanaan,  dan  pemantauan  kegiatan organisasi. Pengendalian intern memberikan jaminan yang layak (bukan jaminan absolut) karena kemungkinan terjadinya human failure, kolusi, dan management override.

 

1.3       Komponen-komponen Sistem Pengendalian Intern

 

Komponen-komponen sistem pengendalian intern, menurut Krismiaji (2015:221) :

1.    Lingkungan pengendalian

Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan - meliputi atribut individu, seperti

integritas, nilai etika, dan kompetensi- dan lingkungan tempat karyawan tersebut bekerja. Mereka merupakan mesin penggerak organisasi dan merupakan fondasi untuk komponen lainnya.

2.    Aktivitas pengendalian

Perusahaan harus menetapkan prosedur dan kewajiban pengendalian dan melaksanakannya, untuk menjamin bahwa manajemen dapat menetapkan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang muncul, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.

3.    Pengukuran risiko

Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai risiko yang dihadapinya.

Oleh karena  itu,  perusahaan harus  menetapkan serangkaian tujuan,  yang  terintegrasi dengan kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya sehingga organisasi dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Organisasi harus pula menetapkan  mekanisme untuk  mengidentifikasi,  menganalisis,  dan  mengelola risiko- risiko terkait.

4.    Informasi dan komunikasi

Sistem  informasi  akuntansi  dan  komunikasi  mengitari kegiatan  pengawasan.  Sistem tersebut memungkinkan karyawan organisasi untuk memperoleh dan menukar informasi yang   dibutuhkan   untuk   melaksanakan,   mengelola,   dan   mengendalikan   kegiatan organisasi.

5.    Pemantauan

Seluruh proses bisnis harus dipantau, dan dilakukan modifikasi seperlunya. Dengan cara

ini, sistem akan bereaksi secara dinamis, yaitu berubah jika kondisinya menghendaki perubahan.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Analisis Yang Digunakan

 

1.    Membandingkan   komponen-komponen   sistem   pengendalian   intern   dan   flowchart

menurut  teori  dengan  sistem  pengendalian  intern  yang  diterapkan  pada  PT.  PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang. Berikut adalah tabel kuisioner komponen- komponen sistem pengendalian intern dalam siklus pendapatan.

2.    Perhitungan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan rumus Dean J. Champion.

 

1.    Tabel Kuisioner Komponen-Komponen Sistem Pengendalian Intern Dalam Siklus

Pendapatan

 

No

Sistem

Menurut Committee of

Sponsoring Organization

(COSO)

Keadaan  pada PT.

PLN  (Persero) Rayon Samarinda Seberang

Ketera-

Pengendalian

ngan

Intern (SPI)

 

1.

Lingkungan

1.

Karyawan memiliki

 

 

pengendalian

 

2.

 

3.

 

 

 

4.

 

 

 

5.

 

 

 

6.

integritas yang baik.

Karyawan memiliki nilai

etika yang baik. Karyawan memiliki kompetensi didalam perusahaan.

Adanya pembagian dan pemisahan tugas berdasarkan struktur organisasi.

Adanya pemisahan tugas

antara bagian pemutusan dan bagian pencatatan.

Aplikasi yang digunakan petugas pencatatan mudah

digunakan dalam proses pencatatan.

 

 

2.

Aktivitas

1.

Perusahaan menjalankan

 

 

Pengendalian

 

prosedur pemutusan

 

 

 

 

 

 

 

2.

 

 

 

3.

 

 

 

4.

 

 

 

5.

sementara pada pelanggan

yang menunggak

pembayaran.

Perusahaan menetapkan

prosedur jadwal pencatatan kwh meter.

Prosedur pemasangan kwh meter sesuai yang ditetapkan perusahaan.

Dokumen dan catatan

dilakukan secara terkomputerisasi. Adanya sistem online

membuat sistem pelayanan

lebih cepat.

 

 

3.

Pengukuran

1.   Perusahaan menerapakan

sistem pencatatan yang sesuai untuk meminimalisir resiko.

2.   Perusahaan menerapkan pemprosesan data yang sesuai untuk meminimalisir resiko.

 

 

risiko

 

 

4.

Informasi

1.   Sistem yang dijalankan untuk

 

 

dan

memperoleh informasi yang

 

 

Komunikasi

dibutuhkan.

2.   Sistem yang dijalankan untuk

menukar informasi yang di butuhkan.

3.   Komunikasi mengitari kegiatan pengawasan.

 

 

5.

Pemantauan

1.   Adanya pemantauan secara

langsung pada proses

pendapatan secara terpusat.

2.   Adanya pementauan pada

proses pelayanan.

 

 

Sumber : (Krismiaji, 2015:221)

 

Berikut ini adalah Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari penjualan Tunai Menurut

Krismiaji (2015:309)


 

Pelanggan

Penjualan

Kasir

 

mulai

 

 

 

 

 

Memilih

Barang

A Nota 1

Penjualan

 

 

 

 

 

 

 

B C

 

Nota 1

Penjualan

 

 

 

 

 

 

Membuat Nota Penjualan

 

 

 

 

Nota 1

Penjualan

 

 

 

 

 

 

 

 

A

 

 

B

 

 

 

 

Nota 1

Penjualan     2

 

3

 

 

Kas

 

 

 

 

 

C

E

 

 

D

 

 

 

 

Siapkan setoran bank

 

 

 

Bukti 1

Setor

 

 

Kas

 

 

 

 

F

Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Buku Jurnal

Buku Besar

 

 

E

 

 

 

Nota 3

Penjualan

 

 

 

 

Mencata t ke Jurnal

 

 

 

Jurnal Penerimaa n Kas

 

 

 

Membuat Rekapitulas i Jurnal

 

 

 

Rekapitula si Jurnal

 

 

 

 

G

 

 

G

 

 

 

 

 

Rekapitula

si Jurnal

 

 

 

 

 

 

Proses

Posting

 

 

 

 

 

Buk u Besa

Sambungan: Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

Audit

Bank

 

 

D

 

 

 

Nota 2

Penjualan

 

 

H

 

 

 

 

Bukti 2

Setor

 

 

 

 

Periksa nomor urut dan bandingkan

 

 

 

Bandingka n LB dengan Catatan Perusahan

 

 

 

Arsipkan dokumen secara terpisah

 

 

F

 

 

 

 

Bukti 1

Setor          2

 

 

kas

 

 

 

 

 

 

H

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Laporan

Bank

 

Sambungan: Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai.

(Sumber : Krismiaji : 309).

 

 

 

 

2. Perhitungan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan rumus Dean J. Champion Untuk keperluan interpretasi hasil perhitungan persentase, Dean J. Champion mengemukakan sebagai berikut:

1)  0% - 25%   penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan tidak sesuai komponen-komponen pengendalian intern.

2)  25% - 50% penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan kurang  sesuai komponen-komponen pengendalian inter

 

3)  50%  -  75%  penerapan  sistem  informasi  akuntansi  atas  siklus  pendapatan  sesuai komponen-komponen pengendalian intern.

4)  75% - 100% penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan sangat sesuai

komponen-komponen pengendalian intern.

 

Presentase = Jumlah Jawaban Ya  X  100% Jumlah Kuesioner

 

 

 

Presentase = Jumlah Jawaban Tidak  X  100% Jumlah Kuesioner

 

 

 

 


B.     HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan untuk mengetahui memadai atau tidaknya suatu sistem pengendalian intern dalam sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dengan membandingkan antara  keadaan  sesungguhnya  dengan  yang  ada  di teori.  Metode  yang  digunakan  dalam penelitian ini menggunakan tabel perbandingan Elemen-elemen komponen sistem pengendalian intern. Perbandingan disusun sedemikian rupa, sehingga kemungkinan jawaban yang diperoleh hanya terdiri dari Ya dan Tidak.

Hasil jawaban yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah 30 responden, dengan

23 pertanyaan. Hasil jawaban ya sebanyak 574 dan jawaban tidak sebanyak 116 maka total jumlah kuisioner adalah 690.

Persentase jawaban Ya adalah

 

Presentase = 574  X  100%

690

= 83,2%

 

Persentase jawaban Tidak adalah

 

Presentase = 116  X  100%

690

= 16,8%

 

 

Keadaan ini mencerminkan Sistem pengendalian intern sudah berjalan sangat baik pada Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang. Dengan persentase jawaban Ya sebesar 83,2%, yang masuk kategori (75% - 100%) yaitu penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan sangat sesuai komponen-komponen pengendalian intern.

 

 

 

Pembahasan

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dikemukakan sebelumnya dapat  diketahui

bahwa penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sangat sesuai dengan komponen-komponen pengendalian intern, ini dibuktikan dengan hasil analisis yang mendapat nilai persentase 83,2%, dengan kategori (75% - 100%) yaitu penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan sangat sesuai komponen- komponen pengendalian intern.


 

Pembahasan akan dilanjutkan untuk tiap komponen-komponen pengendalian intern yang meliputi:

1.   Lingkungan Pengendalian

Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter yang kuat serta bertindak dengan mempertimbangkan tentang baik dan buruk tingkah laku dalam melakukan setiap pekerjaan. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memberikan kewenangan dan kemampuan pegawai maupun karyawan yang bekerja dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandang. Lingkungan Pengendalian karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki integritas, nilai etika dan kompetensi yang baik dalam menghasilkan pendapatan perusahaan ini dilihat dari lamanya masa kerja dari masing-masing karyawan.

Adanya pembagian dan pemisahan tugas sudah berdasarkan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan faktor yang sama pentingnya dalam menentukan dan melihat cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui strukturnya yang tergambar dan akan bisa diketahui bagian dan sub bagian, wewenang masing-masingnya serta hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam pelaksanaan tugas serta tanggung jawab masing-masing berikut pembagian tugas berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan saling ketergantungan antar bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dapat dilihat pada  gambar 4.1.

Adanya control langsung dari kantor pusat melalui sistem AP2T ( Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) dan sistem P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan   Arus Pendapatan Secara Terpusat), dan sistem otorisasi sudah dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem.

Pemisahan tugas antara bagian pemutusan dan bagian pencatatan dijadikan satu (dirangkap) karena dikelola oleh outsourcing (anak perusahaan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang). Perhitungan gaji para karyawan Billman dihitung lewat premi, maka dari itu petugas Billman tidak mau pekerjaan dari pencatatan dan pekerjaan dari pemutusan dipisah.

Ada beberapa petugas Billman yang mengatakan aplikasi yang digunakan dalam proses

pencatatan cukup sulit dikarenakan kurangnya skill yang dimiliki dan kebanyakan umur petugas Billman di atas 40 tahun yang kurang pengetahuan dan lambat dalam penggunaan aplikasi untuk pemprosesan pengolahan data pelanggan.

Gangguan dari proses pencatatan jarang terjadi gangguan hanya terjadi apabila terjadinya

hujan pada tanggal-tanggal pencatatan, tetapi masih bisa dilakukan dihari berikutnya. Masalah yang lain adalah baterai HP yang habis di saat proses pencatatan, petugas Billman biasa membawa Power Bank atau baterai cadangan untuk mengatasi masalah tersebut.

Proses  pelayanan  pasang  baru,  tambah  daya,  dan  pemasangan  sementara  pada  awalnya

memang banyak orang yang datang untuk mempertanyakan proses untuk pasang baru, tambah daya, dan pemasangan sementara, namun seiring berjalanya waktu calon pelanggan sudah banyak yang tahu dan bisa menggunakan aplikasi yang disediakan oleh PT. PLN (Persero) lewat online.

PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang memiliki CCTV ada 8 unit. Dari 8 unit CCTV ada 4 unit CCTV berada di luar ruangan dan 4 unit berada di dalam ruangan. Jadi tidak semua ruangan menggunakan CCTV hanya 4 ruangan yaitu Ruangan Pelayanan, Ruang Supervisor  Pelayanan  Pelanggan  dan  Administrasi,  Ruangan  Pelayanan  Gangguan,  dan Kantor Gudang.

 

2.   Aktivitas Pengendalian

PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang  memiliki prosedur dalam mejalankan pemutusan sementara pada pelanggan yang menunggak pembayaran yaitu memberikan surat peringatan pemutusan sementara kepada pelanggan yang menungggak di bulan ke 2 dan ke 3


 

Seandainya dibulan ke 3 lewat tanggal 20 belum bayar maka petugas akan memutus listrik pelanggan tersebut. Pada bulan ke 4 KWH Meter akan dibongkar dan akan disambung atau dipasang kembali setelah melunasi pembayaran listrik.

Penetapan prosedur jadwal pencatatan KWH Meter dilakukan pada akhir bulan yaitu pada tanggal 25-31. Pencatatan dilakukan sesuai wilayah perharinya, apabila ada gangguan dilapangan seperti hujan akan dilakukan dihari berikutnya.

Prosedur  pemasangan  KWH Meter  sesuai  yang  ditetapkan perusahaan  yaitu  petugas

melihat keadaan bangunan yang mau dipasang dengan membandingkan berkas pemasangan listrik apakah sudah sesuai atau tidak. Apabila tidak sesuai petugas pemasangan berhak tidak memasang listrik tersebut dan memberitahukan kepada supervisor pelayanan pelanggan.

Setiap dokumen dan catatan akuntansi telah terekam dalam sistem sehingga memudahkan

dalam pengarsipan. Semua kegiatan dalam menghasilkan pendapatan sudah menggunakan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang.

Penerapan sistem informasi akuntansi dengan sistem online membuat sistem pelayanan

lebih cepat terlihat dari cepatnya proses pemasangan yang dilakukan. Ketika calon pelanggan membayar registrasi dalam 1 minggu, KWH Meter sudah  terpasang.

 

3.   Pengukuran Resiko

PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sudah menerapkan sistem pencatatan dan

pemprosesan data untuk meminimalisir resiko  yaitu dengan menerapkan sistem informasi akuntansi yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan perusahaan.

 

4.   Informasi dan Komunikasi

Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang  memperoleh dan menukar

informasi lebih tepat waktu yaitu dengan menggunakan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat), serta komunikasi yang dapat dilakukan melalui surat elektronik (e-mail), selain itu karyawan  sudah  mempunyai  grup  masing-masing  pekerjaan  lewat  media  sosial  internet seperti WhatsApp dan Line.

 

5.   Pemantauan

Pemantauan secara langsung pada proses pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon

Samarinda  Seberang  dilakukan  oleh  PT.  PLN  (Persero)  pusat  dengan  memalui  sistem P2APST (Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat). Pemantauan pada proses pelayanan pada PT.  PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang dilakukan secara langsung oleh pegawai PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yaitu Supervisor  Pelayanan  Pelanggan  Dan  Administrasi  untuk  meningkatkan  mutu  pelayanan kepada pelanggan.

Pembahasan akan dilakukan untuk setiap bagian-bagian Flowchart pada gambar 4.2 yang terkait sebagai berikut:

1.   Bagian pelanggan

Pelanggan yang membayar atau membeli listrik dengan membawa nomor meter atau

rekening pembayaran terdahulu. Bagi calon pelanggan yang mau pasang listrik, tambah daya dan pemasangan sementara membawa nomor registrasi. Nomor registrasi didapat  melalui contact  center  PLN  (Operator),  kantor  PT.  PLN  (Persero)  Rayon  Samarinda  Seberang melalui  Petugas  Pelayanan,  atau  dengan  melakukan  pendaftaran  sendiri  melalui  AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) yang disediakan PT. PLN (Persero) melalui online. Pelanggan akan membayar atau membeli listrik melalui loket-loket PPOB (Payment Point Online Bank) dan mendapat rekening sebagai bukti pembayaran yang sah oleh PT. PLN (Persero).

2.   Loket PPOB

PPOB (Payment Point Online Bank) adalah satu kesatuan sistem hardware dan sistem

software aplikasi, jaringan komunikasi data yang dapat berfungsi sebagai media interaksi


 

sistem pembayaran tagihan apapun secara online dengan pihak bank. Contohnya Loket resmi

PPOB, ATM, Aplikasi Bank yang bisa dilakukan melalui HP Android.

PPOB dengan menggunakan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) oleh PT. PLN

(Persero) akan mendapatkan pengamanan pendapatan yang realtime secara online dikantor pusat yang berkedudukan di jakarta melalui Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST).

 

3.   PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang.

Pendapatan  PT.  PLN  (Persero)  Rayon  Samarinda  Seberang  akan  langsung  didapat melalui AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) oleh PPOB dan akan diteruskan dengan  menggunakan  SAP  (System  Application  and  Product  in  Data  Processing)  oleh Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi untuk di lakukan penanganan selanjutnya kepada para karyawan, yaitu koordinator penyambungan dan koordinator pemutusan. Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi akan menghubungi Bagian transaksi enargi yang  merupakan  bagian  pelaksana  lapangan,  yang  bertugas  untuk  melaksanakan  survey lapangan, pemasangan pasang baru listrik. Hasil survey akan menentukan layak atau tidaknya pemasangan baru listrik.

Laporan pendapatan akan diserahkan ke manager PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda

Seberang oleh Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi.

 

4.   Kantor Pusat PT. PLN (Persero) Jakarta.

Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST) yang dilakukan oleh Kantor Pusat PT PLN (Persero) Jakarta dan akan langsung terkoneksi ke SAP (System Application and Product in Data Processing) pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yang realtime secara online.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan  hasil  penelitian  serta analisis  dan  pembahasan  yang  telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

 

1. Hipotesis yang di ajukan ditolak. Diketahui bahwa pengendalian intern dalam sistem

informasi akuntansi siklus pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang

telah berjalan sangat baik.

 

2.  Flowchart  yang  digunakan  PT.  PLN  (Persero)  Rayon  Samarinda  Seberang  mencakup

prosedur dan bagian terkait dalam siklus pendapatan PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang yang terdiri dari bagian pelanggan, Loket PPOB, Kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang, dan Kantor Pusat PT. PLN (Persero) Jakarta.

 

3. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang menerapkan sistem informasi akuntansi

terkomputerisasi secara online yang secara langsung terhubung dengan kantor pusat sehingga pelaksanaan kegiatan perusahaan terprogram dan terkontrol dengan cukup baik.

 

4. Sistem Informasi Akuntansi yang terkait  dengan siklus pendapatan diterapkan melalui beberapa aplikasi online seperti Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T), Pengelolaan dan Pengawasan Arus pendapatan Secara Terpusat (P2APST) dan SAP (System Application and Product in Data Processing).

 

5. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi atas Siklus Pendapatan pada PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang masih memiliki kekurangan sehingga ada beberapa masalah yang dapat ditimbulkan diantaranya dalam pengolahan data pelanggan karena kurangnya skill yang dimiliki.


SARAN

 

1. PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang sebaiknya memberikan fasilitas CCTV di setiap  ruangan  agar  bisa  dipantau  para  pegawai  dan  para  karyawan  bekerja,  serta

meminimalisir terjadinya kecurangan dan penyelewengan pekerjaan dan guna menghindari dari kejahatan seperti pencurian. Tidak hanya di kantor PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang saja tetapi juga memberikan fasilitas CCTV kepada kantor jaga – kantor jaga dibawah PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang.

 

2. Diberikanya pelatihan terlebih dahulu kepada petugas Billman apabila ada perubahan atau pergantian Aplikasi Baca Meter atau Aplikasi Pemutusan guna menghindari kurangnya keahlian (skill) dalam menggunakan aplikasi tersebut.

 

3.  Meskipun  PT.  PLN  (Persero)  Rayon  Samarinda  Seberang  telah  menerapkan  sistem

informasi akuntansi atas siklus pendapatan yang telah ada sekarang, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk lebih berinovasi mengembangkan sistem yang telah ada.  Misalkan  mengembangkan  sistem  aplikasi  pada  petugas  Billman  agar  bisa  lebih mudah menggunakannya, Asalkan sesuai dengan peraturan dan standar yang ada seiring dengan perkembangan perusahaan dan tuntutan pelanggan/non pelanggan.

 

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai

salah satu sumber data untuk penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda yang berhubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hall, James A. 2008. Accounting Information Systems. 7 th  Edition. Mason: South-Western

Cenggage Learning.

Krismiaji,  2015.  Sistem  Informasi  Akuntansi.  Yogyakarta:  Unit  Penerbit  dan  Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

Mulyani, Sri. 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 2, Tanggerang Selatan, Universitas terbuka.

Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment