Monday 18 October 2021

MAKALAH GAS MULIA DAN HALOGEN

 

DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

BAB II Pembahasan ..............................................................................................  2

BAB III Penutup .................................................................................................. 13

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Dibuatnya makalah ini untuk menambah materi kimia kelas XII tentang gas mulia dan halogen. Untuk tingkatan kelas XII kami, harus lebih tahu secara detail tentang unsur – unsur yang kami pelajari sejak kelas X.

Gas mulia dan halogen perlu kita ketahui karena keberadaannya yang tersebar di muka bumi ini. Begitu juga kegunaannya yang sering kita gunakan contohnya dibidang industri.

 

2.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sejarah terciptanya unsur – unsur gas mulia?

2.      Bagaimana sifat – sifat gas mulia?

3.      Bagaimana kelimpahan gas mulia di alam?

4.      Apa kegunaan dari unsur – unsur gas mulia?

5.      Apa saja unsur – unsur halogen?

6.      Bagaimana sifat – sifat halogen?

7.      Apa saja reaksi pada halogen?

8.      Bagaimana kelimpahan unsur halogen di alam?

9.      Apa kegunaan dari unsur halogen?

 

3.      Tujuan

1.      Mengetahui sejarah terciptanya unsur – unsur gas mulia.

2.      Mengetahui sifat – sifat gas mulia.

3.      Mengetahui kelimpahan gas mulia di alam.

4.      Mengetahui kegunaan dari unsur – unsur gas mulia.

5.      Mengetahui unsur – unsur halogen.

6.      Mengetahui sifat – sifat halogen.

7.      Mengetahui reaksi – reaksi halogen.

8.      Mengetahui kelimpahan unsur halogen di alam.

9.      Mengetahui kegunaan dari unsur halogen.

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.      Sejarah terciptanya gas mulia

Golongan gas mulia atau golongan VIII A adalah unsure-unsur yang memiliki delapan elektron valensi dengan konfigurasi elektronik terluar ns2 np6.
      Unsur – unsur tersebut adalah Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn).

      Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.

Asal usul nama unsur gas mulia :

1.            Helium (ílios or helios) = Matahari

2.            Neon  (néos) = Baru

3.            Argon (argós) = Malas

4.            Kripton (kryptós) = Tersembunyi

5.            Xenon  (xénos) = Asing

6.            Radon (pengecualian) diambil dari Radium

Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases).

1.   Argon

Pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.

2.  Helium (Yunani = helios= matahari)

Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di mineral cleveite uranium. Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus helium.

3.  Kripton, Xenon, Neon

Pada  tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.

Krypton ditemukan di Britania pada tahun 1898 oleh Sir William Ramsay dan Morris Travers dalam residunya mengeluarkan hampir semua komponennya adalah udara cair. William Ramsay dihadiahi nobel tahun 1904 dalam ilmu kimia untuk suatu penemuan rangkaian gas mulia, mencakup Krypton.

4.  Radon

Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun 1908, William Ramsay dan Robert Whytlaw Gray, yang menamakannya Niton (dari bahasa latin berarti “yang berkilauan”; simbol Nt), mengisolasinya, menenentukan kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon adalah gas paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini disebut Radon.

 

2.      Sifat – sifat gas mulia

·         Wujud gas mulia

Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang monoatomik (molekul yg terdiri dari 1 atom), ini erat kaitannya dengan struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.

·         Titik cair dan titik didih

Titik cair dan titik didih gas mulia meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya massa atom relatif (Ar).

·         Kelarutan

Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn).

·         Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk senyawa

·         Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.

·          Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan, bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah besar apabila jumlah elektron per-atom bertambah.

·         Sifat-Sifat Kimia dari Gas Mulia
            Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn.

Hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.

Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik.Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 keatas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat bereaksi dengan unsur  yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

 

 

3.      Kelimpahan gas mulia di alam

No

Gas mulia

Persentase volume udara

1

Helium

5,24 x 10‾4

2

Neon

1,82 x 10‾3

3

Argon

0,934

4

Kripton

1,14 x 10‾4

5

Xenon

8,70 x 10‾6

6

Radon

6 x 10‾14

Gas-gas mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang relatuf sedikit. Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen (N2) dan oksigen (O2) yang masing-masing meliputi 78% dan 21% volume udara.

Kandungan Gas-Gas Mulia dalam Udara

Dari tabel di atas, nampak jelas bahwa gas mulia yang paling banyak dijumpai di atmosfer adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah nitrogen dan oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta adalah helium. Unsur helium bersama-sama dengan unsur hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.

Semua gas mulia kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan udara, kemudian komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih yang berbeda-beda.

Argon dapat diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida (CaC2). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC2, sehingga pada udara kita memperoleh argon.

Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif. Adapun radon hanya diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur radium

 

4.      Kegunaan gas mulia

1)      Helium

Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi maupun kapal balon karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium digunakan untuk membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang terganggu oleh udara misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20% oksigen digunakan untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang lain yang bekerja di bawah tekanan tinggi.

2)      Neon

Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang memberi warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.

3)      Argon

Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk menciptakan atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai putih, tidak seperti nitrogen atau oksigen

4)      Kripton

Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang untuk meter.

5)      Xenon

Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.

5.      Unsur – unsur halogen

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A pada tabel sistem periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium(I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Astatin adalah unsur radioaktif dengan waktu hidup (life time) yang sangat singkat dan mudah meluruh menjadi unsur lain. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani hálos, "garam" atau "laut", dan genes dari gígnomai, "membentuk" sehingga artinya adalah "unsur yang membentuk garam". Secara umum biasanya unsur halogen dilambangkan dengan huruf X
Rumus kulit terluar dari halogen ini adalah ns2 np5. Halogen memiliki 7evalensi (elektron pada kulit terluar), sehingga sangat reaktif karena mudah menerima  1e.

Halogen akan membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2,  F2, Br2, I). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.

 

6.      Sifat – sifat unsur halogen

Ø  Sifat fisik

·         Wujud Zat

Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.

·         Titik Didih dan Titik Leleh

Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dan titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom. 

Hal ini berhubungan dengan banyaknya energi yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan satu sama lain. Dari fluorin sampai iodin ikatan bertambah kuat maka dari fluorin sampai iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya. Jari-jari atom halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil. Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke atas makin kecil.

·         Warna dan Bau

Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau  menyengat dan uapnya sangat berbahaya bagi mata dan tenggorokan. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.

·         Jari-jari atom dan keelektronegatifan

Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.

 

Ø  Sifat kimia

·         Kelarutan

Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.

 

 

·         Daya Oksidasi

Halogen merupakan oksidator(pengoksidasi kuat).Unsur-unsur halogen mudah mengikat elektron karena itu halogen mudah tereduksi.Dari fluorin sampai iodin sifat oksidatornya makin berkurang

·         Keraktifan

Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion negatifnya juga semakin berkurang. Dengan kata lain dari fluorin sampai iodin kereaktifan halogen melemah. Halogen merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) dan mudah menarik satu elektron menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas mulia (ns2 np6).

 

7.      Reaksi – reaksi halogen

1)       Reaksi unsur Halogen dengan unsur Non Logam.

Menghasilkan senyawa kovalen. Contohnya asam halida.

2)       Reaksi unsur Halogen dengan unsur Logam

Membentuk senyawa ion yang menghasilkan garam. Contohnya NaCl.

3)       Reaksi unsur Halogen dengan air

Flourin bereaksi hebat dengan air membentuk HF dan membebaskan oksigen

F2 + H2O     →      2HF + O2

Gas klorin, gas bromin dan gas iodin dialirkan ke dalam air akan mengalami disproporsionasi.

Cl2 + H2O        HCl + HClO

4)        Reaksi unsur halogen dengan basa

Jika unsur halogen bereaksi dengan basa maka akan terbentuk senyawa halida yang kemudian akan mengalami reaksi disproporsionasi menjadi senyawa oksihalogen. 

X2  +  2OH-   →  X-  +  XO-  + H2O

 

5)       Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon

Disebut halogenasi. Contohnya reaksi halogen dengan alkana yang akan terjadi reaksi subsitusi.

 

6)      Reaksi antar sesama unsur halogen

Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan unsur halogen lainnya. Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya di artikel Pengertian dan definisi unsur halogen, bahwa yang termasuk unsur halogen adalah unsur-unsur yang pada sistem periodik menempati posisi golongan VIIA, yaitu: F, Cl, Br, I, At.  Semua unsur halogen asalnya adalah unsur diatomik, oleh karena itu membutuhkan tambahan satu elektron untuk bisa membentuk konsfigurasi unsur stabil sepeti gas mulia. Reaksi antar halogen merupakan reaksi substitusi dan membentuk senyawa antar halogen itu sendiri.

Contohnya: Reaksi antara Iodium dan Clorin akan menghasilkan iodium clorida, dan seterusnya.

8.      Kelimpahan halogen di alam

Pada umumnya halogen di alam dijumpai dalam bentuk senyawa halida. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi : Flourspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF). Klorin, bromin dan iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium, kalium dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl, meliputi 2,8% berat air laut.

Di daerah Chili, Amerika serikat, iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garam natrium iodat (NaIO3). Beberapa sumber air di negara kita ternyata mengandung natrium iodida (NaI) dalam kadar yang cukup tinggi, misalnya di Watudakon (Mojokerto). Beberapa jenis lumut dan ganggang laut mengandung senyawa iodin. Unsur astatin tidak dijumpai di alam, sebab bersifat radioaktif.

Ion halida dalam tubuh manusia

Ion klorida merupakan anion terbanyak yang dikandung oleh plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah dan cairan eksresi. Juga getah lambung mengandung 0,37% HCl untuk membantu pencernaan makanan.

Ion iodida dikandung oleh kelenjar tiroid dan merupakan komponen yang diperlukan untuk membuat hormon tiroksin C15H11O4NI4). Ion flourida diperlukan untuk mencegah kerusakan gigi, sebab F‾ merupakan komponen pembuat bahan perekat Fluoroapatit [Ca(PO4)3F)] yang tedapat pada lapisan email gigi kita.

 

9.      Kegunaan unsur – unsur halogen

Fluorin

 Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon. 

 Membuat Teflon 

 Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas. 

Senyawa Fluorin

 CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon. 

 Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket. 

  Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca. 

 Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi. 

 

2.      Klorin

  Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis. 

  Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4). 

  Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.

  Untuk industri sebagai jenis pestisida.

  Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang. 

  Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil. 

  Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin. 

Senyawa Klorin

  Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian. 

  Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin. 

  Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna. 

  Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain

  Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.

  Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.

  Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.

  Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik. 

  KCl untuk pembuatan pupuk. 

  KClO3 untuk bahan pembuatan korek api 

 

3.      Bromin

 Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).

 Untuk pembuatan AgBr. 

 Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida 

 Senyawa Bromin

  Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan udara. 

  AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.

  Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf. 

 

4.      Iodin

  Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium tingtur)

  Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) 

  Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka. 

  Senyawa Iodin

  KI digunakan sebagai obat anti jamur. 

  Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik 

  AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi 

  NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.


BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

      

       Gas mulia adalah unsur – unsur yang ada pada golongan VIII A yang dimana merupakan unsur – unsur yang stabil. Karena kestabilannya itu gas mulia sukar untuk berikatan dengan senyawa lain. Halogen adalah unsur – unsur yang ada pada golongan VII A yang unsur – unsur membutuhkan satu elektron untuk mencapai stabil. Berbeda dengan gas mulia, halogen unsur – unsur nya mudah untuk berikatan dengan unsur – unsur lainnya. Keberadaan gas mulia dan halogen sangat banyak tersebar di kehidupan kita begitu juga manfaat dan kegunaannya bagi kehidupan.

 

Alhamdulillah, makalah kami telas selesai, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Kami siap menerima saran dan kritikan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan pembaca.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

http://cyber-empires.blogspot.com/2014/11/makalah-tentang-gas-mulia-dan-halogen.html#.WCwhuVSLTIV

 

https://henrikaarda96.wordpress.com/artikel/kimia-gas-mulia-dan-halogen/

No comments:

Post a Comment