Wednesday 18 August 2021

MAKALAH EKONOMI MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN

 

MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN

 

1.      Masalah Alokasi Tenaga Kerja.

Menurut Handoko, alokasi tenaga kerja merupakan masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari sumber daya tenaga kerja atau personalia yang produktif, yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda. Pengalokasian tenaga kerja merupakan cara yang dilakukan perusahaan dalam rangka memproduksi barang atau jasa disamping menggunakan tenaga mesin. Pengalokasian tenaga kerja ini harus diatur sedemikian rupa karena jumlahnya yang terbatas dan harus disesuaikan dengan kapasitas-kapasitas yang ada. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengalokasian tenaga kerja.

 

2.        Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja disebut juga dengan istilah time study. Pengukuran kerja ini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan dan pengaturan operasi produksi. Tanpa adanya pengukuran kerja, seseorang tidak dapat menentukan jumlah kapasitas dari suatu fasilitas dan juga tidak dapat membuat perkiraan biaya yang akan muncul. Tujuan lain dari pengaturan kerja adalah sebagai berikut :

1.      Sebagai pembanding metode alternative;

2.      Perencanaan dan control;

3.      Biaya yang realistis;

4.      Skema keuangan yang insentif;

5.      Tanggal pengiriman produk yang tertata;

6.      Mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan ;

7.      Mengidentifikasi standar kemampuan pekerja;

8.      Pelatihan untuk pekerja baru.

Teknik dari pengukuran kerja dibagi menjadi beberapa macam yaitu perhitungan menggunakan stopwatch, work sampling dan Predetermined Motion Time Study (PMTS). Cara perhitungan menggunakan stopwatch adalah dengan menghitung lama kerja pekerja dalam menyelesaikan suatu tugas yang spesifik dan dengan kondisi yang sesuai dengan kenyataan pada lapangan kerja sehingga melalui data tersebut dapat ditentukan level kemampuan seorang pekerja.

Cara berikutnya adalah work sampling, yaitu pengambilan waktu kerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dalam jumlah yang banyak dan pengamatan yang tidak dilakukan terus menerus. Cara yang terakhir adalah predetermined motion time study, yaitu sistem pengukuran kerja yang berdasarkan analisis kerja dalam gerakan dasar yang dilakukan manusia. PMTS dilakukan dengan bantuan tabel yang berisi waktu pada tingkat kerja yang ditetapkan untuk setiap gerakan.

 Pengambilan waktu dilakukan pada pekerja yang sudah berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Pekerja yang belum berpengalaman akan melakukan banyak jeda dan keragu-raguan bila menghadapi sesuatu yang terjadi pada pekerjaannya. Hal ini mengakibatkan data waktu menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan yang seharusnya.

3.      Manajemen Produktivitas

Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari produksi yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi, produktivitas biasanya dihitung sebagai indeks dan rasio antara output dengan input. Pengertian produktivitas, antara lain :

a.       Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

b.      Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda.Peningkatan produksimenunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

1.      Pengukuran Produktivitas

Pengukuran atau penilaian produktivitas perusahaan merupakan pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran atau penilaian produktivitas karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan, apakah baik, sedang, atau kurang.

Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan. Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja, asalkan proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk dipromosikan, didemosikan, dikembangkan atau balas jasa (kompensasi)  nya dinaikkan.

 

 

2.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi produktivitas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tersebut antara lain :

a.      Pendidikan

Pendidikan adalah suatu upaya mengembangkan potensi manusia, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengelola sumber daya alam yang tersedia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

b.      Pelatihan

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya. Supaya efektif, pelatihan harus mencukupi pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas yang terencana dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat dilihat dan paling umum dari semua aktivitas kepegawaian. Para majikan menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para pegawai akan menjadi lebih terampil, dan karenanya lebih produktif.

c.       Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

3.      Program-Program Peningkatan Produktivitas

 Program-program peningkatan produktivitas kerja yang cukup penting, antara lain dapat pula dilaksanakan dengan cara:

a.       Pemberian insentif : Program peningkatan produktivitas kerja dapat ditandai dengan adanya pemberian tunjangan kepada para pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Dimana pemberian ini didasarkan atau ditentukan andilnya terhadap produktivitas.

b.      Kepuasan kerja : Persoalan peningkatan kepuasan kerja merupakan hal kompleks.  Maka diperlukan penyusunan kembali yang menyangkut penggandaan pekerjaan dan perluasan tenaga kerja.

c.       Pengawasan melekat : Pengawasan melekat terdiri dari pengawasan atasan langsung oleh sistem pengendalian manajemen.  Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja pegawai, maka pengawasan atasan langsung dan sistem pengendalian manajemen harus dapat dilaksanakan secara intensif pada suatu organisasi atau perusahaan, supaya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai serta lancarnya kegiatan organisasi dapat segera diketahui, sehingga bila terjadi penyimpangan dari tujuan yang ditentukan, maka akan segera diketahui tindakan perbaikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja ataupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.  Adapun menurut Balai Pengembangan Produktivitas ada enam faktor utama yang dapat menentukan produktivitas tenaga kerja, sebagai berikut:

1.    Sikap kerja, seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim.

2.    Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.

3.    Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control cyrcle) dan panitia mengenai kerja unggul.

4.    Manajemen produktivitas, yaitu manajemen efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

5.    Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.

6.    Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengembalian resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha.

4.      Masalah Kompensasi

Menurut pra ahli Edwin B Flippo pengertian kompensasi adalah suatu balas jasa yang layak dan adil diberikan kepada para karyawan atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi.

Kompensasi karyawan adalah seluruh imbalan yang diterima pegawai atas hasil kerja pegawai pada perusahaan atau organisasi. Kompensasi ini bisa berupa fisik atau non fisik, harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja. Hal ini sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal.

Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenagakerjaan dikemudian hari ataupun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

Tercapainya perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan modern yang dimiliki, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karywannya. Beberapa cara untuk mewujudkan kinerja yang baik dapat dicapai dengan melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui cara tersebut diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbengkalai dan hal tersebut berkaitan dengan implementasi kerja mereka.

Hal ini sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, besarnya kompensasi karena ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Namun sebaliknya, besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, baik itu motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Kompensasi juga bukan hanya berpengaruh pada kinerja karyawan perusahaan, melainkan juga berpengaruh penting bagi perusahaan itu sendiri.

1.      Rencana-Rencana Upah Insentif

Selain dapat dibedakan berdasarkan siapa yng menerimanya, maka secara umum semua hamper karyawan akan memperoleh insentif yang berupa rencana- rencana yaitu:

a.       Rencana pembagian keuntungan profit sharing plan Rencana pembagian keuntungan ini biasanya diberikan kepada karyawan yang akan pensiun. Pemberian insentif ditunjukan untuk meningkatkan kinerja kelompok, menyusun struktur penggajian yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan, meningkatkan keamanan dan identifikasi karyawan dengan perusahaan, menarik dan mempertahan kan perusahaan dengan lebih muda dan mendidik karyawan mengenai faktor-faktor penyebab keberhasilan perusahaan.

b.      Pembagian perolehan gain sharing Gainsharing dikenal juga sebagai Scanlon plan, karena pembagian perolehan dibagikandengan meningkatnya produktivitas, maka disebut sebagai Universitas Sumatera Utara performance sharing incentives. Dalam hal ini karyawan diberikan insentif apabila mereka berhasil untuk mngurangi biaya tenaga kerjasebagaimana dianjurkan.

c.       Rencana pemilikan saham Dengan rencana ini para karyawan diikutsertakan untuk memiliki saham dari perusahaan dimana dia bekerja. Cara ini digunakan perusahaan agar karyawan mempunyai rasa memiliki dan dengan demikian akan turut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

5.      Peramalan Permintaan akan Produk dan Jasa

Peramalan (Forecasting) permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang danbagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi.Peramalan yang baik adalah esensial untuk efisiensi operasi-operasi manufacturing danproduksi jasa. Manajemen produksi/operasi menggunakan hasil-hasil peramalan dalampembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitasdan layout fasilitas serta untuk berbagai keputusan yang bersifat terus-menerus berkenaandengan perencaan, scheduling dan persediaan.

1.      Metode-Metode Peramalan

a.       Top-down ForecastingMetode ini sering dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagaikondisi bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom dalam lembaga-lembagapemerintah dan dalam perusahaan –perusahaan besar serta universitas-universitas.

b.      Bottom-up ForecastingMetode ini mulai dengan perkiraan permintaan produk akhir-akhir individual.Analisis juga perlu mengamati pola-pola penjualan di waktu yang lalu. Akhirnyaanalisis menambahkan ramalan-ramalan produk lainnya dan memperoleh hasilperamalan total yang disebut ramalan agregat.

c.       Interpretasi PermintaanSetelah permintaan nyata diketahui, seringkali timbul masalah bahwa ramalan-ramalan tidak mengantisipasi permintaan dengan tepat. Ini mengakibatkantimbulnya kesulitan-kesulitan baru, karena itu ramalan-ramalan baru diperlukan,dan hal iini mungkin menyebabkan perlunya penyusunan rencana-rencanapersediaan dan skedul-skedul produksi baru.

2.      Proses Peramalan

Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melaluipengujian dimasa lalu. Langkah-langkah dalam proses peramalan yaitu :

a.       Penentuan Tujuan;

b.      Pengembangan Model;

c.       Pengujian Model;

d.      Penerapan Model;

e.       Revisi dan Evaluas.

3.      Teknik-Teknik Peramalan

a.       Ekstrapolasi

Tingkat dan jenis perubahan yang terjadi di masa lalu digunakan sebagai bahan untuk meramalkan perubahan-perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang.

b.      Indeksasi

Metode memperkirakan kebutuhan ketenaga kerjaan di masa depan dengan suatu indeks tertentu.

c.       Analisis Statistikal

Metode analisis dengan memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi sebagai penyebab bergesernya tuntutan terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia.

d.      Analisis Anggaran

Apabila rencana alokasi anggaran  telah didasarkan pada berbagai teknik peramalan seperti ekstrapolasi, indeksasi dan lain-lainnya, diharapkan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yangidperlukan sudah mendekati kebenaran. Maka penggabungan selruh rencana satuan-satuan kerja yang ada akan memberikan gambaran tentang kebutuhan organisasi di bidang ketenagakerjaan bahkan untuk kepentingan perencanaan sumber daya manusia jangka panjang.

e.       Analisis Kegiatan Baru

f.       Memperhitungkan kebutuhan SDM dengan memperkirakan dengan memperhitungkan perkiraan organisasi ybs dengan  situasi yang dihadapi oleh pertusahaan-perusahaan lain yang sudah berpengalamn dalam menyelenggarakan kegiatan sejenis( klasifikasinya, lokasinya ).

g.      Rancangan Berbasis Komputer

Metode peramalan dengan menggunakan serangkaian rumus-rumus matematikal yang secra simulatan menggunakan berbagia teknik peramalan untuk menghitung kebutuhan SDM di masa depan.

 

4.      Prosedur Peramalan

a.       Menentukan Tujuan Peramalan

Perlu diingat bahwa, Forecasting diperlukan untuk merencanakan masa depan, oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dan memutuskan peramalan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kita.  Mungkin kedengarannya sederhana, namun kesalahan memutuskan tujuan atau apa yang kita inginkan akan menghasilkan hasil yang berbeda sehingga keakuratan peramalan akan diragukan. Dalam tahap ini, kita juga perlu menentukan setiap detail dari peramalan tersebut, contoh jenis produk, unit yang diperlukan (berapa kotak atau unit) dan jangka waktu (misalnya mingguan, bulanan atau tahunan).

b.      Mengevaluasi dan Menganalisis data yang sesuai

Langkah ini melibatkan identifikasi data apa yang diperlukan dan data apa saja yang tersedia. Pengidentifikasian data ini akan berdampak pada pemilihan metode peramalan nanti. Misalnya, jika kita ingin meramalkan jumlah penjualan pada suatu produk baru, mungkin kita tidak memiliki data historis penjualan sehingga membatasi kita untuk menggunakan metode peramalan yang bersifat kuantitatif.

c.       Memilih dan Menguji Metode Peramalan

Setelah data dievaluasi, langkah selanjutnya adalah memilih dan menentukan model atau metode peramalan yang tepat. Umumnya, Metode Peramalan yang dipilih adalah metode yang telah mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya dan kemudahan penggunaannya. Selain itu, satu faktor yang terpenting adalah faktor keakuratan peramalan. Cara yang paling umum adalah dengan mencari dua atau tiga metode yang terbaik kemudian mengujinya pada data historis untuk melihat metode atau model forecasting mana yang paling akurat.

d.      Menghasilkan Peramalan

Setelah menentukan metode atau model forecast/peramalan mana yang akan kita gunakan, selanjutnya adalah menghasilkan ramalan yang kita butuhkan.

e.       Memantau Keakurasian Peramalan

Forecasting atau Peramalan merupakan proses yang berkelanjutan. Setelah membuat ramalan, kita harus mencatat apa yang sebenarnya terjadi (aktual) dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memantau keakurasian peramalan kita. Perlu diketahui bahwa metode peramalan yang terbaik pada masa lalu belum tentu bisa memberikan hasil yang terbaik untuk masa depan. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap-siap untuk merevisi metode peramalan kita seiring dengan perubahan data kita.

6.      Perhitungan Trend

Menurut Maryati (2010;129) menyatakan trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata–rata perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun.

 

 

 

·         Kuadrat terkecil

Tentukanlah persamaan trend linier jumlah karet (ton) yang dimuat di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2010 – 2015.

TAHUN

Y (barang)

X (waktu)

YX

X^2

2010

10

-5

-50

25

2011

12

-3

-36

9

2012

15

-1

-15

1

2013

9

1

9

1

2014

11

3

33

9

2016

14

5

70

25

71

 

11

70

 

Berdasarkan tabel tersebut data tahun sebanyak 6 tahun sehingga diperoleh: n = 6

Untuk n genap maka n = 2k à k = n/2 = 6/2 = 3 ® X ½ [k+(k+1)] = X ½ [3+(3+1)]

= X ½ [3+(4)]

= X 7/2 = X 3,5 = 0

§ Jarak antara dua waktu diberi nilai dua satuan.

§ Di atas 0 diberi tanda negatif

§ Dibawahnya diberi tanda positif.

Artinya Tahun dasar nol terletak antara tahun ke 3 dan ke 4 (tahun 2012 dan tahun 2013). Sehingga tidak terlihat di tabel tersebut untuk X = 0.

Dengan data dari Tabel tersebut diperoleh perhitungan:

a = (SY) / n = 71 / 6 = 11,83

b = (SYx) / Sx2 = 11 / 70 = 0,16

sehingga diperoleh persamaan trend:

Y ‘ = a0 +bx à Y ‘ = 11,83 + 0,16 x

Jika ditanya Tahun 2009 (artinya X = -7) maka diperoleh

Y ‘ = 11,83 + 0,16 x = 11,83 + 0,16 (-7) = 11,83 – 1,12 = 10,71

Jika ditanya  Tahun 2017 (artinya X= -9) maka diperoleh

Y ‘ = 11,83 + 0,16 x = 11,83 + 0,16 (9) = 11,83 + 1,44 = 13,27

·         Rata-rata bergerak

Perusahaan PT. ZZYY yang bergerak di bidang manufakturing Ponsel ingin meramalkan penjualan Ponsel untuk bulan April dan Mei dengan menggunakan data bulanannya yang dimulai dari bulan Januari. Periode Rata-rata bergeraknya adalah 3 bulan. Berikut ini adalah cara dan hasil perhitungannya.

Bulan

Penjualan (unit)

Perkiraan (unit)

Januari

22.500

Februari

37.500

Maret

30.000

April

?

Mei

?

 

Penyelesaiannya :

Perkiraan Penjualan untuk bulan April adalah :

MA April = (22.500 + 37.750 + 30.000) / 3
MA April = 90.000 / 3
MA April = 30.000

Jadi perkiraan penjualan ponsel pada bulan April adalah sekitar 30.000 unit.

Kita dapat melanjutkan lagi untuk bulan Mei dengan menggunakan data perkiraan yang dihitung tersebut atau dengan menunggu hasil aktual pada bulan yang bersangkutan. Misalnya data aktual pada bulan April yang didapat adalah 35.000 unit, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

MA Mei = (37.500 + 30.000 + 35.000) / 3
MA Mel = 102.500 / 3
MA Mei = 34.167

Dengan perhitungan tersebut didapat bahwa perkiraan penjualan ponsel untuk Mei adalah sekitar 34.167 unit.

7.      Analisis Kolerasi dan regresi

Analisis korelasi berkaitan erat dengan regresi, tetapi secara konsep berbeda dengan analisis regresi. Analisis korelasi adalah mengukur suatu tingkat atau kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Koefisien korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan linear. Sebagai contoh, kita tertarik untuk menemukan korelasi antara merokok dengan penyakit kanker, berdasarkan penjelasan statistik dan matematika, pada anak sekolah dan mahasiswa (dst).Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, maka cukup melihat nilai dari koefisien korelasi.

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi atau niiai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui. Pusat perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu variabel dengan satu atau lebih variabel independen.

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variable independent. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variable dependen dengan suatu persamaan.

Jika dalam analisis korelasi peneliti hanya tertarik pada derajat asosiasi atau kecenderungan umum dua buah peubah atau lebih, maka dalam analisis regresi peneliti ingin memperoleh hubungan fungsional antara dua peubah yang dinyatakan dalam bentuk , Y a bX = + yang merupakan penduga dari fungsi yang ada pada populasi yang biasa dinotasikan dengan 0 1 , atau = , Y X Y X α βββ = ++ atau untuk peubah bebas lebih dari sa tu dinyatakan sebagai = ,… Y X X β ββ ++ Melalui analisis regresi peneliti ingin menghitung nilai penduga untuk j β yang sesuai dengan data. Selain melakukan penghitungan nilai penduga untuk j β juga sekaligus melakukan uji apakah nilainya signifikan atau dapat diabaikan (tidak signifikan). Regresi mengukur seberapa besar suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain, sehingga dapat digunakan untuk melakukan peramalan nilai suatu variabel berdasarkan variabel lain. Analisa regresi ada dua : Analisa Regresi Sederhana dan Analisis Regresi Berganda.

8.      Analisis break heaven

Berikut adalah contoh soal Break Heaven  untuk Anda coba.

Misalnya ada seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp.20.000.000,-

Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikut:

Total biaya tetap                      = 50.000.000

Biaya Variabel Per Unit          = 30.000

Harga Jual Per Unit                 = 50.000

Keuntungan yang diinginkan  = 20.000.000

Carilah nilai break even point terlebih dahulu pada contoh soal bep ini.

Saat nilai break even point sudah diketahui maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.

Berikut cara menghitung BEP di persoalan ini :

Break Heaven point                = 50.000.000 : (margin kontribusi)

Break Heaven point                = 50.000.000 : (50.000-30.000)

Break Heaven point                = 50.000.000 : 20.000

Break Heaven point    2.500 Unit

Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.

9.      Manajemen Persediaan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau distribusi. Sedangkan manajemen persediaan adalah proses untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki oleh suatun instansi atau perusahaan. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan. Persediaan merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat berhubungan dengan penjualan maupun tingkat produksi.

1.      Jenis-jenis persediaan

1. Bahan Baku (Barang Mentah)

Bahan baku merupakan salah satu jenis persediaan yang pertama, bahan baku merupakan bahan yang wajib dan harus ada karena tanpa adanya bahan baku maka barang jadi tidak akan selesai dibuat. Manajemen persediaan juga harus memastikan adanya stok bahan baku untuk proses produksi.

2. Barang Dalam Proses (Barang Setengah Jadi)

Tidak sedikit perusahaan yang akan mengirimkan suatu barang setengah jadi atau barang dalam proses ini ke pabrik yang lainnya untuk dapat dilanjutkan menjadi barang jadi. Manajemen persediaan ini akan memperhitungkan seberapa besar barang dalam proses ini diteruskan supaya bisa memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan jadwal produksi.

 

3. Barang Jadi

Agar sebuah perusahaan memperoleh keuntungan secara maksimal maka pengaturan persediaan barang perlu dilakukan secara matang dan berdasar pada kondisi pasar, internal ataupun eksternal. Setelah barang jadi, maka perlu dikirim atau didistribusikan kepada pihak ke tiga atau agen-agen yang sudah terdaftar di perusahaan.

4. Barang Supply

Seseorang yang bertugas untuk dapat mengatur persediaan tentunya harus pandai untuk mengelola semua persediaan yang digunakan untuk produksi ataupun yang tidak.

2.      Biaya-biaya persediaan

Biaya-biaya persediaan menurut ahli akan dibahas lengkap dengan daftar pustakanya pada materi pelajaran ekonomi sebagai berikut ini. Adapun point pokok pembahasan tentang teori konsep para ahli atau pakar mengenai biaya persediaan yakni sebagai berikut :

1. Biaya penyimpanan.

2. Biaya pemesanan / pembelian.

3. Biaya penyiapan.

4. Biaya kehabisan / kekurangan bahan.

3.      Model Economic Order Quantity (EOQ)

Berikut adalah contoh soal tentang EOQ, bagaimana cara menghitung dengan menggunakan rumus frekuensi pemesanan?

PT Maju Jaya pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku sebanyak 240.000 unit. Harga bahan baku per unit Rp2.000.

Biaya pesan untuk setiap kali melakukan pemesanan sebesar Rp150.000, sedangkan biaya penyimpanan sebesar 25% dari nilai rata-rata persediaan.

Diminta:

a. Berapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ)?

b. Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun?

c. Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (1 tahun =360 hari)?

Jawab :

a.       𝐸𝑂𝑄  = 2 𝑥 240.000 𝑥 𝑅𝑝.150.000 / 𝑅𝑝.2000 𝑥 25% = 144.000.000 = 12.000 Unit

b.      b. Pemesanan yang dilakukan dalam setahun :

c.       240.000 : 12.000 = 20 x pemesanan.

d.      c. Jika 1 tahun = 360 hari, maka pemesanan dilakukan = 360 : 20 = 18 hari sekali.

4.      Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity merupakan salah satu metode manajemen persediaan. EOQ adalah jumlah pemesanan paling ekonomis. Maksudnya jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan adalah sesuai dengan pesanan yang diterima. Jadi dapat meminimumkan jumlah pemeliharaan barang dan biaya pemesanannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment