Tuesday 14 April 2020

MAKALAH KONSEP OLIGOHIDRAMNION


MAKALAH KONSEP OLIGOHIDRAMNION


DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1           
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.    Rumusan masalah......................................................................................... 2
C.    Tujuan .......................................................................................................... 2
D.    Manfaat........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 3
A.    Konsep Oligohidramnion............................................................................. 3
B.    Etiologi......................................................................................................... 3
C.    Patofisiologi................................................................................................. 3
D.    Gambaran Klinis / gejala.............................................................................. 4
E.     Pemeriksaan Penunjang................................................................................ 4
F.     Akibat Oligohidramnion.............................................................................. 5
G.    Penatalaksanaan........................................................................................... 6

BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 7
Asuhan kebidanan pada  ny. W dengan indikasi oligohidramnion.............. 7
Asuhan kebidanan pada  ny. W  post sc dengan indikasi oligohidramnion                9
Asuhan kebidanan pada bayi ny. W  usia 0 hari post sc diruang ferynatologi                       11

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 13
A.    Kesimpulan................................................................................................. 13
B.    Saran........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Menurut data World Health Organization (WHO) 59,6% ibu mengalami kehamilan dengan indikasi oligohidramnion dengan kelahiran hidup. Sebagian besar kehamilan oligohidramnion di indonesia terjadi sekitar 47,4% (Riskesdas, 2015).
Berdasarkan dinas kesehatan aceh jumlah ibu yang mengalami kehamilan oligohidramnion sebesar 32,5%.(Dinas kesehatan Aceh 2016).
Asal air ketuban adalah dari fetal urin,transudasi dari darah ibu,sekresi dari epitel amnion,dan a mixed origin.Cairan amnion sangat penting artinya bagi tumbuh kembang janin  ke segala arah dengan jumlah sama sehingga pertumbuhannya menjadi simetris.Untuk pertama kalinya,cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah menjadi blastula. Selanjutnya,terjadi perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga mampu melakukan tugas utamanya untuk berimplantasi di dinding uterus bagian depan atau belakang atasnya.(Manuwaba, 2010)
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya seiring dengan makin tuanya usia kehamilan.Pada kehamilan sangat muda,air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya.Pada trimester II kehamilan,air ketuban dibentuk oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin.Selanjutnya,setelah trimester II,terjadi pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencing janin. (Mochtar, 2011 ).
Jika produksinya makin berkurang,disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : insufisiensi plasenta,kehamilan post term,gangguan organ perkemihan-ginjal,janin terlalu banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan criteria : jumlah kurang dari 200 cc,kental,dan bercampur dengan mekonium. (Prof.dr.I.B.G.Manuaba)
B.     Rumusan masalah
“ Bagaimana asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.W G4 P3 A0 dengan kehamilan oligohidramnion diruang bersalin rspur”?

C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Melalui penulisan ini diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. W dengan oligohidramnion.

2.      Tujuan khusus
a.       Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
b.      Mampu menginterpretasi data untuk menentukan diagnosa kebidanan dan diagnosa masalah pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
c.       Mampu mengindentifikasi diagnosa potensial pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
d.      Mampu membuat antisipasi segera terhadap masalah yang muncul pada ibu hamil oligohidramnion

D.    Manfaat
1.      Untuk tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan oligohidramnion, dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dimasyarakat.
2.      Untuk pasien dapat menambah pengetahuan melalui informasi tentang penanganan pada kehamilan oligohidramnion.
3.      Untuk mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan oligohidramnion.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah kelainan cairan amnion (cairan ketuban) pada ibu hamil berupa kekurangan cairan amnion dari jumlah normal. Kejadian oligohidramnion ditandai dengan nilai indeks kantung amnion sebesar 5 cm atau volume cairan amnion sebanyak 500 cc.Biasanya, oligohidramnion terjadi ketika usia kehamilan mulai menginjak trimester III atau lewat bulan (42 minggu). Akan tetapi, pada beberapa kasus, oligohidramnion bisa saja terjadi pada trimester I atau II. (Prawirohardjo, 2010)

B.  Etiologi
Penyebab terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada penyebab oligohidramnion memiliki dua faktor, yaitu dari janin dan kehamilan. Keduanya memiliki peran atas kejadian oligohidramnion.
Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah satu kondisi berikut:
1.      Pecahnya membran ketuban.
2.      Masalah kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropatif obstetrik seperti kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantong ketuban dan malformasi saluran kemih janin.
3.      Penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
4.      Kehamilan post-term
5.      Gangguan pertumbuhan pada janin
6.      Kelainan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Kehamilan lewat waktu sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
Penyakit ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit otoimun seperti lupus. (Manuaba, 2010)

C. Patofisiologi
Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion . Namun, karena cairan ketuban terutama adalah urine janin di paruh kedua kehamilan , tidak adanya produksi urin janin atau penyumbatan pada  saluran kemih janin dapat juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan amnion , yang terjadi secara fisiologis , juga mengurangi jumlah cairan.
            Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. Pada perokok dan saat terjadi infeksi terjadi perlemahan pada ketahanan selaput hingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap peradangan.      
Pada insufisiensi plasenta dapat terjadi hipoksia janin. Hipoksia janin yng berlangsung kronis akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin berkurang, dan terjadilah oligohidramnion. (Mochtar, 2011 )           
        
D. Gambaran Klinis / gejala.
1.      Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3.      Sering berakhir dengan partus prematurus.
4.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
5.      Persalinan lebih lama dari biasanya.
6.      Sewaktu his akan sakit sekali.
7.      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
8.      Perlambatan tinggi fundus.

E.  Pemeriksaan Penunjang
Dengan memeriksa indeks cairanketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion. (Prawirohardjo, 2010) 


F.  Akibat Oligohidramnion
1.      Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan, keguguran, janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2.      Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang janin.
3.      Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
4.      Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah. (Prof.Dr.Rustam Mochtar)
5.      Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.       Dari sudut maternal
Komplikasi oligohidramnion  pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat persalinannya oleh karena :
1)      Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
2)      Persalinan dengan tindakan operasi SC
b.      Komplikasi terhadap janinnya adalah :
1)      Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung pada janin : Deformitas janin :
a)      Leher terlalu menekuk – miring
b)      Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
c)      Deformitas ekstremitas
d)     Talipes kaki terpelintir keluar
e)      Kompresi tali pusat langsung  sehingga dapat menimbulkan  fetal distress
f)       Fetal distres menyebabkan  makin terangsangnya nevus vagus dengan dikeluarkannya  mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
g)      Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernafas karena paru mengalami hipoplasia sampai atelektase paru.
h)      Sirkulus yang sulit diatasi ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauteri.

G.   Penatalaksanaan :
1.      USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
2.      Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
3.      Banyak istirahat
4.      Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
5.      Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
6.      Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina. (Prawirohardjo, 2010)



BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA  NY. W DENGAN INDIKASI OLIGOHIDRAMNION

Hari/tanggal    :  Senin ,24-06 2019
Rm                  : 52564

 BIODATA
Nama ibu         : Ny. W                                   Nama suami    : Tn. S
Umur                : 30 tahun                               Umur               : 34 tahun      
Alamat            : Selimum                                Alamat                        : Selimum

S :
Ibu datang dengan keluhan nyeri perut di bagian bawah dan tidak ada  cairan yg keluar dari jalan lahir, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke empat, riwayat persalinan spontan, tidak ada masalah pada kehamilan dan persalinan sebelumnya dan ibu belum pernah keguguran, telah di lakukan pemeriksaan USG  di poli kandungan RSPUR, dokter menyatakan ibu dengan indikasi oligohidramnion. HPHT 02-10-2018

O
TD                   : 110/70 mmHg
RR                   : 22 x/m
N                     : 82 x/m
T                      : 36,7 c
TTP                 : 09-07-2019


Pemeriksaan fisik
Kepala             : bersih
Wajah              : tidak odema
Mata                : simetris, konjungtiva merah muda
Hidung            : bersih, polip (-)
Mulut              : berih,caries (-)
Telinga            :simetris, serumen (-)
Leher               : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Payudara         : simetris, putting susu menonjol
Abdomen        : tidak ada bekas operasi
L1                    : TFU : 32cm
L2                    : Pu-Ka
L3                    : kepala
L4                    :divergen
DJJ                  :145 x/m
HIS                 : (-)
Genetalia         :bersih, tidak ada kelainan
A :
G4 P3 A0  usia kehamilan 37 minggu 6 hari dengan oligohidramnion.
P :
1.      Pantau k/u dan TTV
2.      Pantau DJJ dan kontraksi
3.      R/sc tgl 26-06-2019 jam 10:00 wib
4.      Pasien mulai puasa pukul 04:00 wib
5.      Cek laboratorium : Hb : 10,7 gr,
6.      Melakukan Skin test ceftriaxone 2gr 30 menit pre op (Ibu tidak alergi ceftriaxon)
7.      Memberikan therapy injeksi


ASUHAN KEBIDANAN PADA  NY. W  POST SC DENGAN INDIKASI OLIGOHIDRAMNION

S    :  Ibu mengatakan  nyeri perut bagian bawah  bekas operasi, dan masih menggigil setelah pasca operasi
O    :   k/u     : sedang
TD     : 100/80 mmHg
N       : 82x/i
R       : 21x/i
T        : 36,8oC
Skala nyeri                : 5-6
Kontraksi                  : baik
Abdomen                  : tampak luka bekas operasi
TFU                                      : 2 jari dibawah pusat
Jenis lochea               : lochea rubra
Genetalia                   : tampak selang DC
Tungkai                     : simetris, tidak tampak varises

A    :  Ibu P4 A0 post SC dengan indikasi oligohidramnion
P    :
1.      Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik
2.      Pantau k/u ibu dan TTV
3.      Pantau kontraksi dan perdarahan post operasi sc
4.      Edukasi makan, minum bertahap dan istirahat yang cukup (awasi mual muntah ibu)
5.      Edukasi ASI eksklusif dan cara menyusui yg benar
6.      Edukasi mobilisasi mika-miki bertahap
7.      Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu :
a.       Drip oxcytosin 20 iu + tramadol 1A dalam cairan RL 20 tetes/menit
b.      Injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam
c.       Injeksi ranitidien 1 A/8jam
d.      Injeksi keterolac 30mg/8jam
e.       Katropen supp 2 supp/8jam



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. W  USIA 0 HARI POST SC DIRUANG FERYNATOLOGI

Hari/tanggal                :  Rabu, 26 -06- 2019

BIODATA
Nama                           :  BY. Ny W
Umur                           : 0 hari
Tggl lahir                     : 26-06-2019

S     :Telah lahir bayi Ny W secara sectio caesarea pukul 11:45 wib segera menangis gerakan aktif, warna kulit kemerahan , jenis kelamin laki-laki, ketuban jernih.
O: k/u baik
              N       : 148x/i
              R       : 54X/i
              T        : 36,6oC
              BB    : 3000 gr
              PB     : 47cm
              LK    : 35cm
              LD    : 34cm
              LP     : 33 cm
              J/K    : laki-laki
              Apgar skor    : 8/9
            Pemeriksaan fisik :
              Kepala           : simetris, tidak ada caput succedaneum
              Telinga          : simetris, tidak ada serumen
              Mata              : simetris, tidak ada infeksi, tidak ada strabismus (juling)
              Hidung          : simetris, tidak ada sekret
              Mulut            : simetris, tidak ada labioscisis, replek hisap baik
              Leher             : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
              Dada                         : simetris,tidak ada retraksi dinding dada
              Lengan          : simetris, gerakan aktif dan jari-jari lengkap
              Abdomen      : simetris, tidak ada perdarahan tali pusat
              Genetalia       : penis berlubang, testis berada di skrotum
              Anus                         : berlubang
              Kulit              : kemerehan, tidak ada tanda lahir, terdapat vernik caseosa
    Replek Sistem saraf :
     Replek moro             : ada reflek terkejut saat tangan di tepuk
     Replek  rooting         : bayi aktif  mencari puting susu saat IMD
     Replek sucking         : bayi dapat menghisap puting/jari
    
A       : Bayi lahir secara section caesarea dengan usia 0 hari
P       :
1.      Memberitahu ibu hasil pemerikaan→normal
2.      Pantau k/u dan jaga kehangatan bayi
3.      cek TTV
4.      memberikan injeksi vit K 0,5 pada paha kiri sepertiga bagian luar
5.      menganjurkan ibu menyusui sesering mungkin
6.      Edukasi cara menyusui dan menyedawakan bayi
7.      Edukasi tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
8.      Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
9.      Memberitahu ibu  cara merawat tali pusat seperti membersihkan tali pusat dengan air bersih dari pangkal ke ujung tali pusat dan keringkan dengan kain/handuk bersih
10.  Menganjurkan ibu memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
11.  Ibu mengerti dengan penjelasan bidan


BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
                   Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. W dan bayinya, mulai dari anamnesa,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan tetap menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, menyusui selama 6 bulan penuh tanpa pendamping , menganjurkan ibu tetap selalu menjaga kehangatan bayinya, dan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada bahw Ny. W post SC dengan indikasi oligohidramnion.

B.  Saran
1.    Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi dengan oligohidramnion, dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masyarakat.
2.    Bagi pasien dapat menambah pengetahuan melalui informasi tentang penangangan kehamilan patologi dengan oligohidramnion
3.    Bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan oligohidramnion


DAFTAR PUSTAKA


Balitbangkes Kemenkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar . Jakarta. Kemenkes
Dinas kesehatan Aceh, 2016. Kehamilan patologis.
Manuwaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kandungan . Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prof.dr.I.B.G.Manuaba,Sp.OG(K) :Kuliah Obstetri
Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH :Sinopsis Obstetri edisi 2
WHO. 2015. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press







No comments:

Post a Comment