Tuesday 19 April 2022

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG RESIKO JATUH

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang.............................................................................................................3

B.  Tujuan..........................................................................................................................3

C.  Rumusan Masalah........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Resiko Jatuh…...........................................................................................5

B.  Etiologi Resiko Jatuh ..................................................................................................5

C.  Pencegahan Resiko Jatuh……………….....................................................................5

D.  Penatalaksanaan Resiko Jatuh……………..................................................................6

E.   Komplikasi Resiko Jatuh……………….……….........................................................6

BAB III penutup

A.  Kesimpulan................................................................................................................9

B.  Saran...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Kannus et al., 2005). Sifat penyakit pada geriatri tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan pada golongan populasi usia lainnya. Penyakit pada geriatri cenderung bersifat multipel, merupakan gabungan antara penurunan fisiologik/alamiah dan berbagai proses patologik/penyakit. Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan secara lambat laun akan menyebabkan kematian. Geriatri juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut, yang diperberat dengan kondisi daya tahan yang menurun. Kesehatan geriatri juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan ekonomi. Pada geriatri seringkali terjadi penyakit iatrogenik, akibat banyak obat-obatan yang dikonsumsi (polifarmasi). Sehingga kumpulan dari semua masalah ini menciptakan suatu kondisi yang disebut sindrom geriatri (Pranarka, 2011).

Risiko jatuh adalah peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik (Wilkinson, 2011). Pasien jatuh di rumah sakit merupakan masalah yang serius karena dapat menyebabkan cedera ringan sampai dengan kematian, serta juga dapat memperpanjang lama hari rawat (Length of Stay/LOS) di rumah sakit dan akan menambah biaya perawatan di rumah sakit (Joint Commission Internasional, 2015).

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Jatuh sering terjadi dan dialami oleh lanjut usia. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik atau faktor ekstrinsik. Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus. Bila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, dengan langsung menghilangkan penyebab jatuh. Pada kondisi kronis, diperlukan penatalaksanaan multifaktorial. Tindakan pencegahan penting dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh berulang.

Dalam bidang geriatri dikenal beberapa masalah kesehatan yang sering dijumpai baik mengenai fisik atau psikis pasien usia lanjut. Menurut Solomon dkk: The “13 i” yang terdiri dari Immobility (imobilisasi), Instability (instabilitas dan jatuh), Intelectual impairement (gangguan intelektual seperti demensia dan delirium), Incontinence (inkontinensia urin dan alvi), Isolation (depresi), Impotence (impotensi), Immuno-deficiency (penurunan imunitas), Infection (infeksi), Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi), Insomnia (gangguan tidur), Iatrogenic disorder (gangguan iatrogenic) dan Impairment of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) (Setiati dkk., 2006). Pada pasien ditemukan adanya keadaan imobilisasi, instabilitas dan jatuh, gangguan intelektual yaitu demensia, inkontinensia urin dan alvi, infeksi, malnutrisi dan gangguan pendengaran

Terdapat banyak faktor yang berperan untuk terjadinya instabilitas dan jatuh pada orang usia lanjut. Berbagai faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan). Pada pasien juga dilaporkan adanya keadaan jatuh 4 hari sebelum masuk rumah sakit, menyebabkan luka di lutut kanan pasien tanpa adanya kecurigaan terjadi fraktur. Keadaan ini dapat disebabkan oleh banyak hal, namun jika dilihat keseluruhan riwayat pasien, hal utama yang mungkin menyebabkan pasien jatuh adalah dari faktor intrinsik (lemah, gangguan penglihatan, ataupun tekanan darah yang tinggi yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala).

Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin (Kane et al., 2008; Cigolle et al., 2007).

                                   

B.    Tujuan

                       1.          Tujuan umum

Pendamping Lansia mampu memahami konsep resiko jatuh yang dipaparkan oleh mahasiswa  

                       2.          Tujuan khusus

Agar menambah wawasan tentang konsep resiko jatuh

 

C.   Rumusan Masalah  

                          1.          Apa itu definisi resiko jatuh ?

                          2.          Apa saja etiologi resiko jatuh ?

                          3.          Bagaimana pencegahan resiko jatuh ?

                          4.          Bagaimana penatalaksanaan resiko jatuh?

                          5.          Apa saja komplikasi resiko jatuh  ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Resiko jatuh 

Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2009). Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Tinetti, 2003).

Jatuh sering terjadi dan dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lanjut usia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkop dan dizziness, serta faktor ekstrinstik seperti lantai yang licin dan kurang rata, terantuk bendabenda yang menghalangi, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan sebagainya.

 

B.     Etiologi Jatuh

Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh adalah penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo, 2009). Menurut Friedman, 1998 adalah kondisi interior rumah meliputi bagaimana ruanganruangan tersebut dilengkapi oleh perabot, kelayakan perabot, penerangan yang tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji dalam keadaan buruk, tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke rumah tidak terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel listrik telanjang di lantai, kolam renang yang tidak dipagari secara memadai.

 

C.    Pencegahan

Menurut Tinetti (1992), yang dikutip dari Darmojo (2009), ada 3 usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu :

1.            Identifikasi faktor resiko

Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergerser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.

2.            Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)

Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.

3.            Mengatur/ mengatasi faktor situasional.

Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehgkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

 

D.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus karena perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, lebih sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh secara efektif. Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lanjut usia itu.

Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktivitas fisik, penggunaan alat bantu gerak. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh. Padahal terapi ini diperlukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fungsional.

Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi penyebab/faktor yang mendasarinya. Penderita dimasukkan dalam program gait training dan pemberian alat bantu berjalan. Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis. Penderita dengan dizziness syndrom, terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskuler yang mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diuretic dan antidepresan. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah/tempat kegiatan lanjut usia seperti tersebut di pencegahan jatuh (Darmojo, 2009).

 

E.     Komplikasi Jatuh

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Gardner, 2000). Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2009), komplikasi-komplikasi jatuh adalah:

1.            Cedera Cedera mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.

2.            Disabilitas Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak.

3.            Kematian


BAB III

PENUTUP

 

A.    kesimpulan

Jatuh sering terjadi dan dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lanjut usia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkop dan dizziness, serta faktor ekstrinstik seperti lantai yang licin dan kurang rata, terantuk bendabenda yang menghalangi, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan sebagainya.

Pencegahan yang dilakukan sejak dini dan pengetahuan terhadap pendamping lansia sebagai suatu gagasan/ pedoman untuk mencegah terjadinya resiko jatuh pada lansia.

 

B.     Saran

Semoga makalah yang kami buat sangat bermanfaat bagi pembelajaran kita dan tentunya untuk Lansia dan juga pendamping lansia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

1.            Cigolle CT, Langa KM, Kabeto MU, Tian Z, Blaum CS. 2007. Geriatric conditions and disability: the health and retirement study. American College of Physicians. 147(3):156-164.

2.            Darmojo RB, Martono H. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3.            Gardner MM, Robertson MC, Campbell AJ. Exercise in preventing falls and falls related injuries in older people: a review of randomised controlled trials. Br J Sport Med 2000;34:7-17.

4.            Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical geriatris. 6th ed. New York, NY: McGraw-Hill. Pranarka, Kris. 2011. Simposium geriatric syndromes: revisited. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

5.            Setiati S, Harimurti K, Roosheroe AG. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. hlm. 1335-1340.

6.            Tinetti ME. 2003. Preventing Falls in Elderly Persons. N Engl J Med 348;1:42-49.

7.            Kannus P, Sievänen H, Palvanen M, Järvinen T, Parkkari J. Prevention of falls and consequent injuries in elderly people. Lancet 2005 366:1885-1893.

No comments:

Post a Comment