Tuesday 19 April 2022

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG PENYAKIT JANTUNG KORONER

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang.............................................................................................................3

B.  Tujuan..........................................................................................................................3

C.  Rumusan Masalah........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Jantung Koroner ........................................................................................5

B.  Etiologi Jantung Koroner ............................................................................................5

C.  Patofisiologi penyakit jantung koroner .......................................................................5

D.  Manifestasi klinis penyakit jantung koroner................................................................6

E.   Pencegahan penyakit jantung koroner…………......................................................6

BAB III penutup

A.  Kesimpulan................................................................................................................9

B.  Saran...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker (Yahya, 2010).

Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Anonim, 2006)

Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai bahan-bahan energi secara terus menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen dan nutrisi ini mengalir melalui suatu pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau tersumbat proses transportasi bahan-bahan energy akan terganggu. Akibatnya sel-sel jantung melemah dan bahkan bisa mati. Gangguan pada pembuluh koroner ini yang disebut penyakit jantung koroner (Yahya, 2010).

Pengobatan penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekedar menggurangi atau bahkan menghilangkan keluhan. Yang paling penting adalah memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan meningkat (Yahya, 2010).

Adanya keterkaitan penyakit jantung koroner dengan faktor resiko dan penyakit penyerta lain seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta adanya kemungkinan perkembangan iskemik menjadi infark menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemilihan jenis obat akan sangat menentukan kualitas pengguanan obat dalam pemilihan terapi.

 

 

                                   

B.    Tujuan

                       1.          Tujuan umum

Lansia mampu memahami konsep penyakit jantung koroner dan cara pencegahannya

                       2.          Tujuan khusus

Dilakukan senam lansia sebagai salah satu pencegahan terjadinya penyakit jantung koroner

 

C.   Rumusan Masalah  

                          1.          Apa itu definisi penyakit jantung koroner ?

                          2.          Apa saja etiologi penyakit jantung koroner ?

                          3.          Bagaimana patofisiologi penyakit jantung koroner ?

                          4.          Apa saja tanda dan gejala penyakit jantung koroner ?

                          5.          Apa saja pencegahan pada penyakit jantung koroner ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian penyakit jantung koroner  

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu jantung harus be kerja lebih kerasterjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara klinis PJK ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki, kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh. Pemeriksaan angiografi dan elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya iskemik merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis (Soeharto dalam Haslindah, 2015).

 

B.     Etiologi Jantung Koroner

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian (Hermawatirisa, 2014).

Faktor risiko dapat berupa semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor epidemiologis yang berhubungan secara independen dengan penyakit. Faktor- faktor utama penyebab serangan jantung yaitu perokok berat, hipertensi dan kolesterol. Faktor pendukung lainnya meliputi obesitas, diabetes, kurang olahraga, genetik, stres, pil kontrasepsi oral dan gout (Huon, 2002).

Faktor risiko seperti umur, keturunan, jenis kelamin, anatomi pembuluh koroner dan faktor metabolisme adalah faktor-faktor alamiah yang sudah tidak dapat diubah. Namun ada berbagai f aktor risiko yang justru dapat diubah atau diperbaiki. Sangat jarang orang menyadari bahwa faktor risiko PJK bisa lahir dari kebiasaaan hidup sehari-hari yang buruk misalnya pola komsumsi lemak yang berlebih, perilaku merokok, kurang olaraga atau pengelolaan stress yang buruk (Anies, 2005). Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor risiko mayor dan minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi, hiperlipidemia, merokok, dan obesitas sedangkan faktor risiko minor meliputi DM, stress, kurang olaraga, riwayat keluarga, usia dan seks.

Menurut D.Wang (2005) faktor risiko PJK pada wanita meliputi : Obesitas, riwayat keluarga, penggunaan kontrasepsi oral yang disertai dengan riwayat merokok, diabetes mellitus, kolesterol, merokok Menurut penelitian yang dilakukan Rosjidi dan Isro’in (2014) Perempuan lebih rentan terserang penyakit kardiovaskular dibanding laki-laki. Beban faktor resiko penyakit kardiovaskular perempuan lebih besar dari lakilaki adalah tingginya LDL, tingginya TG, dan kurangnya aktivitas fisik. Tiga faktor resiko dominan penyakit kardiovaskular pada perempuan adalah umur, hiperetnsi dan kolesterol tinggi.

 

C.    Patofisiologi

Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah (Al fajar, 2015).

Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan ulserasi dan pendarahan di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan jantung (Naga, 2012).

Pada umumnya PJK juga merupakan ketidakseimba ngan antara penyedian dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyediaan oksigen miokardium bisa menurun atau kebutuhan oksigen miokardium bisa meningkat melebihi batas cadangan perfusi koroner peningkatan kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan peningkatan aliran darah. gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama arteri koroner. Penyempitan <50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya asteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung (Saprina,2010)

 

D.    Manifestasi klinis

Meski kebanyakan penderita PJK mempunyai masalah pokok yang sama, yaitu penyempitan arteri koronia, namun gejala yang timbul tidak sama. Gejala-gejala penyakit jantung korner antara lain: Menurut Anwar TB, (2004), manifestasi klinik yang biasa terjadi pada kasus cornary artery disease (CAD) meliputi:

1.               Nyeri dada

Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasamenyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeriini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.

2.               Perubahan pola EKG

Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang Tinverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yangmempengaruhi sensitivitassel miokard ke impuls saraf seperti iskemia,ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel,contraction (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi

3.               Sesak napas

Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidak  mampu memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru juga berkurang.

4.               Diaphoresis

Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.

5.               Pusing

Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darahke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.

6.               Kelelahan

Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan pembuluh darah.

7.               Mual dan muntah

Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan didaerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleksvasofagal

E.     Pencegahan

Menurut M. N. Bustan (2007) upaya pencegahan PJK dapat meliputi 4 tingkat upaya :

1.               Pencegahan primordial, yaitu upaya pencegahan munculnya factor predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.

2.               Pencegahan primer, yaitu upaya awal pencegahan PJK sebelum seseorang menderita. Dilakukan dengan pendekatan komunitas dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok usia tinggi. Pencegahn primer ditujukan kepada pencegahan terhadap berkembangnya proses artherosklerosis secara dini, dengan demikian sasaranya adalah kelompok usia muda.

3.               Pencegah sekunder, yaitu upaya pencegahan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Pada tahap ini diperlukan perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang pernah menderita PJK. Upaya peningkatan ini bertujuan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.

4.               Pencegan tersier, yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A.    kesimpulan

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu jantung harus be kerja lebih kerasterjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK.

Pencegahan yang dilakukan sejak dini dan pengetahuan yang baik sangat penting dalam upaya mencegah penyakit jantung koroner

 

B.     Saran

Semoga makalah yang kami buat sangat bermanfaat bagi pembelajaran kita dan tentunya untuk Lansia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

1.            Damayanti Y. 2015. Hubungan Asupan Lemak Dan Serat Dengan Kejadian Hiperkolesterolemia Pada Guru SD Negeri Di Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2015. Poltekkes Kemenkes Padang.

2.            Anwar TB. 2004. Faktor Resiko Penyakit jantung Koroner. Medan: Bagian Ilmu Gizi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library.

3.            Soeharto. 2015. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi Keenam, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

4.            Sirajuddin. 2014. Survei Konsumsi Pangan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC Soeharto, 2004. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner, Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

5.            Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2007. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

No comments:

Post a Comment