Wednesday 13 March 2019

MAKALAH ANAK TODLER

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Menurut Hidayat (2006), tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan mempunyai cirri tersendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia prasekolah (3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh kembang anak sebelumnya adalah penting bagi anak prasekolah (3-6) untuk memperbaiki tugas-tugas, yang sudah dikuasai pada masa toddler.Usia prasekolah mempunyai karakteristik sendiri, masa ini sebagai masa persiapan anak menuju periode sekolah, kemampuan interaksi dengan anak lain dan orang dewasa menggunakan bahasa untuk mewujudkan kemampuan mental, bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan.
Interaksi antara anak dengan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin dan memberikan stimulus pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental dan social (Hurlock, 1998).
Menurut Erikson (1963) pada usia prasekolah, anak berada pada fase inisiatif versus rasa bersalah (initiative vs guilty).Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imajinasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua (ibu) mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa bersalah. Sedangkan menurut Sigmund Freud (1939) anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figure atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya (Nursalam, 2005).
Pada usia toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara social dan emosional. Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa perilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnose keperawatan.


B.  Tujuan Penulisan Makalah
1.    Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang masalah tingkah laku anak usia toddler dan prasekolah.
2.    Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak usia toddler dan prasekolah.
3.    Agar  mahasiswa mengetahui masalah-masalah umum dan masalah kesehatan tumbuh kembang pada anak pada usia todler dan pra sekolah.





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Mengasuh dan Membimbing Anak Usia Toddler (1 – 3 Tahun) dan Prasekolah (3 – 5 Tahun).
Dengan bertambah matangnya perkembangan fisik, anak usia toddler dan prasekolah sudah bisa berjalan. Ia mulai menyadari bahwa gerakan badannya dapat diaturnya sendiri, dikuasai, dan digunakannya untuk suatu maksud. Tahap ini merupakan tahap pembentukan rasa otonomi diri.Apabila terdapat gangguan dalam mencapai rasa otonomi diri, maka anak akan dikuasai rasa malu, ragu-ragu, dan pengekangan diri yang berlebihan.

1.Ciri dan tuntutan perkembangan
Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan kemauannya sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat dilakukannya. Tak henti-hentinya ia berjalan kian kemari dengan perasaan senang dan puas, tangannya pun akan meraih segala sesuatu yang terjangkau olehnya.Anak pun dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia kehendaki. Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari

2.Sikap orangtua
Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemampuan untuk melaksanakannya secara wajar dan rasional.
Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah dimengerti. Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengarAjak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya.Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.
Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat.Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah ia makan bersama keluarga.Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau bermain balok-balok atau menggambar.Jangan terlalu banyak memberikan larangan.Namun orangtua pun jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.Gangguan dalam mencapai rasa otonomi diri akan berakibat bahwa anak dikuasai oleh rasa malu dan keragu-raguan serta pengekangan diri yang berlebihan. Sebaliknya, dapat juga terjadi sikap melawan dan memberontak.

3. Permasalahan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini :
·         Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan
·         Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)
·         Tingkah laku kejam
·         Tingkah laku menentang dan keras kepala
·         Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap menyerang.
Perkembangan seorang anak di usiatoddler atau usia 1-3 tahun harus lebih diperhatikan, karena pembentukan karakter anak dimulai di fase ini. Perkembangan anak usia 1-3 tahun dipengaruhi oleh berbagai faktor. Orang tua yang baik harus mampu memahami bagaimana menyokong perkembangan anak baik dari aspek kognitif, fisik, maupun mental anak.
Usia 1 – 2 tahun atau dikenal dengan istilah “Toddler” memang masa lucu -lucunya anak, tetapi sekaligus masa yang melelahkan bagi orang tua, banyak hal yang harus diketahui kita sebagai orang tua karena tingkah laku “Toddler” sangat beragam – seperti; agresif, menarik rambut, banyak kemauan, berbohong, dll, yang bila kita salah menyikapinya maka akan berdampak tidak baik bagi anak kita dalam perkembanganselanjutnya. Untuk itu kita perlu membuka wawasan tentang bagaimana menyikapi “Toddler” kita.
B. Masalah Tingkah anak “Toddler” dan cara menyikapinya
1. Agresif – suka memukul, menggigit, dan tingkah agresif lainnya
Bahwa tingkah laku agresif itu adalah hal normal dalam perkembangan anak usia 1 – 2 tahun “Toddler”.Kemampuan berbahasa yang sedikit/terbatas, keinginan kuat untuk melakukan sesuatu sendiri, dan belum terbentuknya kontrol kemauan di otak membuat  “Toddler” bertingkah laku agresif.jhgt                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
Meski demikian bukan berarti itu harus dibiarkan.“Toddler” harus diberitahu bahwa kelakuan mereka tidak baik dan tunjukkan cara lain untuk mangekspresikan perasaannya.
Yang harus kita lakukan adalah :
1. Turuti konsekuensi logis.
Jika anak misalnya: melempar bola kearah anak lain yang sedang bermain, singkirkan dia, duduklah dengannya dan melihat anak-anak lain bermain, jelaskan bahwa dia bisa bermain tanpa menyakiti temannya, lalu tunggu sampai ia siap bermain. Hindari beralasan dengannya, misalnya dengan menanyakan : Bagaimana kalau dedek dilempar bola sama teman dedek? “Toddler” belum punya pikiran dewasa/matang untuk bisa membayangkan dirinya di posisi orang lain atau berubah tingkah lakunya karena pertanyaan tadi. Tapi “Toddler” mengerti apa akibatnya / konsekuensinya.
2. Tetap tenang.
Membentak, memukul, atau mengatakan kalimat tidak baik, tidak akan mencegah tingkah lakunya bahkan anda membuatnya marah dan juga memberi contoh tidak baik yang akan ditiru.
Sebenarnya kalau anda tenang dan bisa mengendalikan amarah anda justru mungkin menjadi langkah awal baginya untuk belajar mengotrol kemarahannya.
3. Beri batas jelas.
Cobalah untuk segera merespon jika anak anda agresif.Jangan tunggu sampai dia memukul adiknya untuk ketiga kalinya baru anda menegurnya.Dia harus segera tahu bahwa dia salah.
Beberapa saat dia akan menghubungkan perbuatan dan akibatnya,akhirnya dia mengerti bahwa jika dia memukul, menggigit dan kenakalan lainya maka dia akan disingkirkan.
4. Disiplin secara konsisten.
Seperti yang telah dijelaskan, sedapat mungkin merespon setiap tingkah laku. Jika setiap tingkah laku tidak baik dia diberi “Toddler” maka dia akan sadar konsekuensi kenakalannya.
5. Ajarkan alternatif.
Tunggu sampai anak anda sudah tenang lalu jelaskan dengnan lembut apa yang terjadi, tanyakan apa yang membuatnya marah. Katakan bahwa marah itu wajar tapi tidak boleh ditunjukkan dengan memukul, mengigit, menendang, dll. Ajarkan cara effektif kalau dia sedang marah dengan adeknya, misalnya ajarkan dia berkata “adek jangan begitu!”, “adek jangan nakal!” dsb. Atau ajarkan dia minta bantuan pada yang lain, misal: orang tua, kakak, atau yang lain.Pastikan bahwa anak anda mengerti kata “maaf”.Dia harus minta maaf kalau berbuat salah.
Mungkin kata maaf itu tidak tulus pada awalnya tapi lama kelamaan dia akan terbiasa mengatakannya ketika menyakiti orang lain.
6. Beri penghargaan untuk tingkah laku yang baik.
Dari pada memberi perhatian pada saat ia berbuat salah, cobalah memperhatikannya ketika dia berbuat baik dan pujilah. Misalnya, ketika ada anak lain sedang bermain ayunan, anak anda minta bergantian alih-alih mendorong anak lain itu dari ayunan. Pujilah dia misalnya: “wah, anak mama pinter sekali mau minta bergantian ayunan!”. Pada saat itu anak anda akan sadar akan kekuatan kata-kata.
7. Batasi waktu nonton TV.
Kartun dan acara anak-anak lainnya sering berisikan hal negatif. Cobalah monitor acara yang dia tonton, apalagi dia type anak agresif. Menontonlah dengan anak anda, dan jelaskan padanya situasi apa yang sedang dilihat- Perkumpulan Dokter Anak Amerika menganjurkan anak di bawah usia 2 tahun tidak menonton TV sama sekali.
8. Berikan tempat leluasa.
Bagi anak yang sangat agresif, rumah bisa menjadi “teror” baginya.Beri dia waktu bermain yang banyak, sebaiknya di luar rumah, untuk “menguapkan” kemauannya.
9. Jangan ragu untuk meminta bantuan.
Terkadang anak agresif butuh intervensi lebih jauh dari yang orang tua bisa lakukan.Perlakuan agresifnya lebih sering, membuat takut atau selalu mengganggu anak lain, dan usaha anda hanya sedikit sekali hasilnya.Bicaralah dengan dokter anak atau psikolog anak, ingat anak anda masih sangat muda, masih banyak kesempatan untuk berubah, jangan putus asa. Kalau anda sabar dan konsisten dalam memberi asuhan yang tepat, maka kenakalan atau kelakuan buruknya hanya akan menjadi masa lalunya.
2. Bandel (tidak punya perhatian) / Hyperaktif
Diagnosa kelainan perilaku ini sulit ditegakkan dibawah usia 6 tahun, karena orang tua sering menganggapnya wajar. Ciri khasnya adalah anak tidak bisa mengendalikan diri dimanapun ia berada.
1.      Gejala
·         Sering kali gagal menyelesaikan tugas / permainannya.
·         Tidak dapat berkonsentrasi atau mudah terganggu, dan cenderung tidak mau mendengar
·         Tidak mau menuruti perintah
·         Sulit mengatur aktifitasnya
·         Sering tidak memperhatikan dan ceroboh
·         Sering gelisah
·         Suka berlari-lari atau memanjat-manjat
·         Sulit bermain dengan tenang
·         Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
·         Tidak mau menunggu gilirannya.
2. Penyebab
Penyebabnya yang pasti belum diketahui, tapi ada beberapa hal yang mempengaruhi:
·         Genetik
·         Neurologikal, tidak mampu mengatur level neurotransmitter (zat yang mengirim pesan ke otak) seperti Dopamine
·         Penyalah gunaan obat dan alcohol oleh ibu hamil
·         Trauma kecil di otak
·         Konsumsi gula dan zat aditif lainya dalam makanan bayi.
3. Apa Yang Dapat Kita Lakukan
Langkah pertama adalah menerima bahwa anak anda mempunyai kelainan perilaku.Tapi jangan putus asa, anak anda mungkin adalah calon ilmuwan atau sutradara film, hanya saja anda harus tahu bagaimana mengasuhnya begitu juga dengan lingkungannya.
Berikut adalah cara memulainya:
·      Minta dukungan semua pihak : Mintalah kerabat dekat, teman dekat, guru dan siapa saja yang bisa memberi support untuk membantu mengatasi/memahami perilaku anak anda.
·      Rubahlah suasana : Hilangkan sumber-sumber overstimulasi atau distraksi(gangguan) di lingkungan anak anda. Buatlah kamarnya rapi, simpanlah mainan extra. Di sekolah minta bantuan guru untuk selalu mengawasinya dan untuk menjauhkan dari teman atau objek yang dapat mengganggunya.
·      Buatlah harinya terstruktur : Toddler biasanya merespond terhadap rutinitas. Jadwal yang teratur mengurangi ketegangannya. Pastikan bahwa ia tahu waktu makan, waktu tidur siang, waktu mandi, dll. Hal itu juga membantu anak anda fokus terhadap tugasnya.
·      Berilah penghargaaan, jangan menghukum
·      Mungkin anda tahu betapa sia-sianya menghukum anak anda, anda belum tahu betapa betapa bermanfaat penghargaan meskipun sederhana. Pujilah hal-hal yang baik yang ia lakukan (misal: “Wah, bersih sekali giginya, anak mama pintar gosok gigi!”), atau beri ia hadiah kecil. Anak anda akan senang dan ia akan mengulangi perbuatan yang anda puji atau beri hadiah itu untuk mendapat perasaan yang sama lagi. Lama kelamaan perasaan senang melakukan hal yang baik itu akan muncul dari dalam dan ia akan tetap melakukannya meskipun tanpa hadiah.
2.      Suka Berteriak
1.      Alasan kenapa anak berteriak adalah, ketika mereka menginginkan perhatian orang tuanya. Ini adalah cara mereka berkata: “Hey lihat aku”. Ada juga yang melakukannya karena menginginkan sesuatu yang tidak diperbolehkan, dalam hal ini mereka ingin mengatakan: “Pokoknya aku minta itu, berikan padaku sekarang!”
2.      Bagaimana Menyikapinya,yaitu meneriaki anak anda supaya diam adalah percuma. Jalan terbaik adalah mencegah hal itu terjadi dan mengalihkan perhatiannya ketika dia berteriak.
a)      Cukupilah Kebutuhannya Ketika Anda Pergi Sedapat mungkin sebelum anda pergi Pastikan bahwa ia kenyang, sudah buang air, dan cukup istirahat.
b)      Bawa Ke Toko Atau Restoran Yang Ramai Jika ia berteriak di tempat yang ramai / brisik, maka anda akan tidak begitu dipermalukan dan ia juga malas meneruskan berteriak.
c)      Minta Ia Merendahkan Suaranya Kalau anak anda menjerit senang, biarkanlah. Tapi kalau itu mengganggu anda, mintalah ia merendahkan tapi jangan mengomelimya. Rendahkan suara anda sehingga dia kan mereda untuk mendengarkan anda, dan dengan pelan katakan: “Mama tidak suka mendengar teriakan, sayang”.
d)     Buatlah Permainan Anda ikut berteriak ketika ia berteriak, katakan: “Ayo lomba teriak”, lalu rendahkan volume suara dan katakan: “Sekarang lomba berbisik”. Atau tutup telinga anda. Bisa juga dengan mengatakan: “Wah suaranya seperti singa, sekarang coba suara ular, bisa tidak?!”
e)      Ketahuilah Perasaannya Jika anak anda berteriak karena minta perhatian, tanyakan diri anda apakah ia berpura – pura atau benar-benar tidak nyaman. Jika ia tidak nyaman di tempat tertentu dimana ia berada saat itu, bawalah ke tempat lain. Jika ia sudah mulai bosan lagi katakan: “Mama tahu kamu mau pulang tapi tunggu sebentar ya, kita sudah hampir selesai”. Dengan begitu ia bukan cuma senang karena anda tahu perasaannya, tapi itu dapat juga membantunya belajar mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Jika anak anda berteriak karena minta sesuatu yang anda pegang. Jangan langsung berikan, karena ia akan ketagihan dan akan mengulanginya lagi setiap ia minta sesuatu. Coba katakan: “Mama mau berikan roti ini kalau kita sudah sampai rumah” atau katakan: “Mama mau berikan roti ini asalkan tidak rewel lagi”.
f)       Buatlah Ia Sibuk :Ajaklah bermain-main,Ketika anda keluar dengannya katakan apa yang sedang anda lakukan, apa yang terjadi atau yang ada di sekitar anda, dll. Dia akan diam kalu dia sibuk. Atau mintalah ia membantu anda mengambil barang yang anda beli di super market, ajak ia bernyanyi, ciptakan lagu-lagu yang dari apa yang sedang anda kerjakan. Anak anda akan merasa senang. Berikan Mainan dan Snack, Berilah sesuatu sebelum ia berteriak memintanya. Jika anda menunggu sampai ia berteriak berarti anda mengajarkannya bahwa ia baru diberi sesuatu setelah ia berteriak.
g)      Jangan Peduli Kata Orang.Banyak ibu-ibu yang bermasalah dengan anaknya yang suka menjerit merasa malu dengan pandangan negatif orang. Bila anak anda berteriak di tempat yang tenang dan mengganggu suasana, bawalah keluar, alihkan ke tempat lain. Bila anda berteriakdi keramaian, jangan peduli kata orang, tapi sikapilah anak anda sebaimana mestinya.
4. Persaingan Saudara (Sibling Rivalry)
Meski pun keluarga besar mendatangkan kesenangan,tapi dapat juga mendatangkan masalah persaingan saudara kandung atau dikenal dengan (sibling rivalry). Walau bagaimana pun anda berusaha berlaku adil, anak anda akan tetap bersaing untuk mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari anda. Beberapa cara yang sering dilakukan antara lain ; Bertengkar, berkelahi, mengolok-olok,mengganggu, dan suka mengadukan apa yang dilakukan saudaranya.

1.      Apa Yang Harus Dilakukan Sebelum Kelahiran Sang Adik
a)         Siapkan anak anda untuk kedatangan sang adik. Kira-kira tiga atau empat bulan sebelum kelahiran, katakan kepada anak anda dengan jujur tentang kedatangan sang adik. Biarkan ia memegang perut anda dan merasakan gerakan janin. Gambarkan perubahan yang akan terjadi di rumah dengan barang – barang baru ketika adiknya lahir. Tanyakan bagaimana perasaannya, yakinkan bahwa anda tetap menyayangi nya.
b)         Suruh anak sebagai dekorator kamar. Ajak anak anda membantu menyiapkan kamar bayi dan mengambil barang – barang yang di perlukan untuk kamarnya atau membuat dekorasi. Jika perlu pindahkan ia ke kamar lain, lakukan hal ini beberapa bulan sebelum kelahiran sehingga ia tidak merasa disisihkan.
c)          Jelaskan apa yang akan terjadi saat anda melahirkan. Kira-kira dua minggu sebelum melahirkan, siapkan anak anda untuk ketidak beradaan. Jika ada keluarga, teman atau baby sitter yang akan mengasuh anak anda selama anda di rumah sakit, sebaiknya orang itu sudah tinggal bersama anda selama satu atau dua minggu sebelum anda melahirkan. Setelah kelahiran suruhlah anak anda anak anda menjenguk anda dan adik barunya, sehingga ia merasa bahwa ia adalah bagian penting dari keluarga. Setelah anda anda dan bayi pulang
d)         Libatkan “toddler” dalam mengurusi adik barunya. Ketika anda memandikan bayi suruh toddler anda yang memegang handuknya atau membantu menyabuninya. Ketika anda jalan-jalan bersama biarkan dia yang mendorong stroller adiknya dengan bantuan anda. Jika dia minta menggendong adiknya sedangkan dia belum kuat, letakkan bayi anda di pangkuannya dan anda duduk di sebelahnya untuk memeganginya. Suruh “toddler” anda menghibur adiknya. Bayi dan anak – anak mudah diajak bercanda dan sangat apresiatif, dengan hiburan sederhana saja adiknya akan tertawa, dengan begitu “toddler” anda bukan saja senang mendapat perhatian tapi jiga bangga bisa membuat adiknya tertawa. Jika “toddler” belum mau dilibatkan dalam mengurusi adiknya, jangan dipaksa, dia akan peduli sendiri pada saatnya.
e)         Berilah waktu “Ibu” yang banyak Adalah wajar jika toddler anda cemburu, karena tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang menyita lebih banyak waktu dan perhatian anda. Berikan waktu khusus untuknya walaupun cuma sebentar, misalnya menggambar, menyusun balok, membaca cerita, main game atau melihat album photo, dsb. Lakukan hal tersebut terutama pada saat bayi anda tidur. Tunjukkan photonya waktu bayi dan ceritakan bahwa dia dulu sama seperti adiknya, maka dia bisa lebih toleran pada adiknya.
f)          Bersiaplah untuk keagresifan si “Toddler” Anak yang cemburu biasanya mengekspresikan perasaannya dengan memukul atau melempar sesuatu pada saudaranya. Cegahlah tapi jangan memperolok atau menghukum secara fisik. Kalau anda memukulnya maka ia akan balas dendam dengan adiknya suatu saat. Cukup katakan: “Memukul itu tidak bagus, adek kan tidak menyakiti kakak, dan kakak lebih kuat dari pada adek”. Beri ia “time out” supaya ia berfikir bahwa ia salah. Jika anak anda agresif jangan biarkan mereka berdua saja. Jauhkan benda-benda tajam.
g)         Bantulah mereka bekerja sama Carilah kesempatan /permainan yang dapat membuat mereka bekerja sama, misalnya: membuat benteng dari tumpukan bantal, membereskan mainan mereka bersama, main sandiwara, dan lain-lain.
h)         Jangan Menanggapi pengaduan Jika anak anda datang pada anda dan mengadukan sesuatu tentang saudaranya, katakan padanya bahwa anda tidak senang mendengar pengaduan. Jelaskan bahwa anda tidak mau memihak pada anak yang ingin membuat masalah pada yang lain. Jika mengadukan saudara yang dalam bahaya atau terluka barulah anda mau mendengarkannya.

1        Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak toddler dan prasekolah
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
a)      Genetika
1)      Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2)      Keluarga,
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
3)      Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
4)      Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.

5)      Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
b)      Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
c)      Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
d)     Faktor prenatal
1)      Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2)      Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
3)      Toksin, zat kimia, radiasi
4)      Kelainan endokrin
5)      Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6)      Kelainan imunologi,
7)      Psikologis ibu
e)      Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
f)       Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan

2        Masalah-masalah pada anak usia toddler dan prasekolah
a)      Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.

b)      Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
c)      Bahaya fisik
1)      Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
2)      Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
d)     Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.

e)      Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak.Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit.Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1)      Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2)      Berikan cerita yang pendek.
3)      Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
4)      Gunakan lampu redup.
f)       Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1)      Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2)      Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3)      Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

C.       Masalah-masalah kesehatan yang timbul pada anak usia Toddler

NO
MASALAH/PENYAKIT
MANAJEMEN TERAPEUTIK & KOMPLIKASI
PERTIMBANGAN KEPERAWATAN
1.















2.















































3.





























4.





(Gastroenterologi)
agen pembuka :
Bakteri dan virus.
Sumber :
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Masa Inkubasi :
Bayi : BAB ≥ 3x / 24jam
Anak : BAB ≥ 3x / 24jam
Manifestasi Klinis :
Bayi dan anak menjadi
cenggeng, gelisah, suhu tubuh meninggi cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah.

Variacela (cacar air)
Agen pembawa :
Variacell Zooster
Sumber :
Sekresi primer saluran
pernafasan dan organ terinfeksi, pada tingkatan lesi kulit yang lebih rendah.
Transmisi :
Kontak langsung
terkonta minasi oleh objek penularan.
Masa Inkubasi :
2 – 3 minggu
Biasanya13- 17 hari.
Masa Penularan :
Biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 6 hari setelah banyak muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk.
Manifestasi Klinis :
Tahap Awal :
Demam ringan, malaise, anorexia,
pertama kali 24 jam,
ruam dan gatal sekali,
mulai muncul makula,
dengan cepat berkembang menjadi papula dan menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar eritematosus
menjadi gelembung, mudah
pecah dan membentuk (kerak). Ketiga tahapan (Papula, vesikel dan kerak
kulit) hadir dalam tingkatan berbeda dalam waktu yang sama.
Distribusi :
Sentrifetal, menyebar ke wajah dan tubuh tapi jarang pada tungkai dan lengan.
Gejala :
Elevasi suhu darilimfade nopaty, iritasi dari gatal-gatal.

Difhteria
Manifestasi Klinis :
Bervariasi menurut lokasi anatomi Pseudomembran.
Nasal :
Menyerupai flu, nasal mengeluarkan serosanguineous mucous purulent tanpa gejala-gejala pokok: tampakseperti epistaksis.
Tonsilar /
pharyingeal :
Malaise, anorexia, tenggorokan sakit, sedikit demam, pulse meningkat dari yang diharapkan selama 24 jam, membran
melembut, putih atau abu-abu; timbulnya limfadenitis jika penyakitnya parah timbul toximea, septic syok, dan meninggal dalam 6-10 hari.
Lharyngeal :
Demam : serak, batuk, tanpa ada tanda awal, potensial penghambatan jalan udara, gelisah, cyanosis, retraksidyspniec.

Rubeola (campak)
Agent pembawa :
Virus
Sumber :
Sekresi saluran nafas,
darah dan urine dari
orang yang terinfeksi.
Transmisi :
Kontak langsung
dengan orang yang
terinfeksi.
Masa inkubasi :
10 – 20 hari.
Periode penularan :
Dari 4- 5 hari setelah
ruam-ruam muncul
tetapi terutama
selama tahapan awal
(catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal :
Tidak dijumpai pada
anak-anak, namun
dijumpai pada orang
remaja dan dewasa
yang ditandai dengan
demam ringan, sakit
kepala, malaise,
anorexia,
konjungtivitis ringan,
coryza, sakit
kerongkongan, batuk
dan limfadenopaty.
Paling sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari
setelah terjadinya
ruam.
Ruam :
Pertama kali muncul di
wajah dan dengan
segera menyebar
keleher, lengan batang
tubuh dan kaki.
Diakhiri hari pertama
ditutupi dengan
bercak- bercak
kemerahan makulo
pupalar, biasanya
hilang pada hari
ketiga.

Tanda dan gejala :
Demam ringan yang
muncul kadang kadang,
sakit kepala,
malaise dan
limfadenopaty.
Komplikasi :
Ø  Dehidrasi
Ø  Renjatan hipovelemik
Ø  Hypocalanta
Ø  Intoleransi laktosasekunder
Ø  Kejang
Ø  Malnutrisi energy protein.
Obat:
Ø  Anti sekresi
Ø  Anti spasmolitik
Ø   Pengeras tinja
Ø   Anti biotika




Kekhususan :
Biasanya tidak ada, agent anti viral (ocyclovir) untuk resiko tinggi anak terinfeksi, Varicella
Zooster immunoglobin (VZIG) setelah pembukaan pada anak yang beresiko tinggi.
Obat :
Diphenhidramin hydrokhlorida atau antihistamin untuk menghilangkan gatak; perawatan kulit untuk mencegah infeksi bakteri kedua.
Komplikasi :
Ø Infeksi pada tahap kedua (bisu, selulitis, pneumoni, sepsis).
Ø  Enchepalitis
Ø Varicella Pneumoni
Ø Peredaran Varicella (perdarahan kecil pada vesikel dan ptekia pada kulit).
Ø  Kronik atau transient trombosit openia.























Ø  Antitoksin (biasanyamelalui intravena diawali dengan test kulit dan konjungtiva untuk mengetes sensitifitas terhadap serum.
Ø  Antibiotik (penicillin atau erythromycin.
Ø  Bedrest total (pencegahan miokarditis)
Ø  Tracheostomy untuk penghambatan jalan udara.
Ø  Perawatan carrier dan kontak terhadap orang yang terinfeksi.

Komplikasi :
Miokarditis (minggu kedua) Neuritis.












Tidak ada perawatan lain yang perlu kecuali antipiretik untuk demam dan analgesik untuk nyeri.
Komplikasi :
Jarang terjadi (arthtritis, enchepalitis, atau purpura); penyakit penyakit menular yang sering dijumpai pada masa anak-anak; bahaya terbesar adalah efek teratogenik pada janin.






Ø  Memberikan cairan
Ø  Diatelik (pemberian makanan)













Ø  Lakukan isolasi ketat dirumah sakit.
Ø  Isolasi anak dirumah sampai vesikel mongering (biasanya 1 mingu setelah terinfeksi) dan isolasi anak yang beresiko tinggi terinfeksi.
Ø  Beri perawatan kulit; mandi dan berganti pakaian setiap hari, beriolesan lotion; calamine; potong dan bersihkan kuku.
Ø  Mengurangi gatal-gatal.
Ø  Hindari mengupas kulit kerak yang menggosok dan membuat iritasi.

























Ø  Lakukan isolasi ketat di rumah sakit.
Ø  Berpartisipasi pada test sensitifitas; beri epineprin jika ada.
Ø  Beri antibiotik, amati tanda-tanda sensitifitas terhadap penisilin.
Ø  Gunakan suction jika perlu
Ø  Beri perawatan komplit untuk memproleh bedrest.
Ø  Atur kelembaban untuk pencairan optimum sekresi
Ø   Amati respirasi untuk tanda-tanda penghambatan.










Ø  Yakinkan orangtua bahwa vesikel-vesikel adalah suatu proses penyakit yang alami pada anak-anak yang terinfeksi.
Ø  Gunakan sentuhan lembut jika diperlukan.
Ø  Jauhkan anak dari wanita hamil.







































BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada usia Toddler anak mengalami lompatan kemajuan yangmenakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional.Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jatidirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik danpsikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudahmenyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhitumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh parapraktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetappaling baik dilakukan.Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikanbeberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usahapencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakankeperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga munculsatu diagnosa keperawatan.

B.     Saran
Dengan membaca makalah ini tim penyusun berharap semua mahasiswa/I dapat memetik berbagai informasi yang terdapat didalam isi makalah ini. Setidaknya dengan makalah ini, terdapat sedikit informasi tentang masalah perkembangan dan kesehatan anak usia toddler dan pra sekolah.







DAFTAR PUSTAKA
Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : Teresa. Jakarta : EGC, 1998
Lewer, Helen. Belajar Merawat di Bangsal Anak. Alih bahasa : Ernie Noviestari. Jakarta : EGC, 1996
Majalah Ayah Bunda : Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak. Jakarta : Gaya Favorit Press, 2002.
Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : RF Maulany, Jakarta : EGC, 1994.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan II. Jakarta : EGC, 1998.
Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, jakarta








No comments:

Post a Comment