Saturday 20 November 2021

Makalah LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

 

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai macam aktivitas termasuk bekerja.  Aktivitas-aktivitas tersebut  tentu saja  memerlukan energi, energi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas tidaklah sama antar satu dengan lainnya. Besarnya energi yang dibuthkan tergantung pada besar beban kegiatan yang dilakukan dan kemampuan fisik dari masing-masing individu.

Bila energi yang dikeluarkan manusia dalam melakukan perkerjaan terlalu tinggi maka akan  menyebabkan  kelelahan  yang  diderita  oleh  pekerja,  kelelahan  dalam  bekerja  tidak hanya terdiri dari kelelahan fisik saja tetapi juga kelelahan psikologis, bila kedua hal tersebut dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan penurunan produktivitas dan penurunan kualitas kerja. Untuk mengetahui seberapa besar energi yang digunakan manusia selama bekerja, maka perlu dilakukan perhitungan konsumsi energi dan menentukan beban kerja yang dibutuhkan. Selain itu juga dapat mengetahui waktu istirahat yang ideal yang diperlukan setelah melakukan suatu aktivitas tertentu.

Dalam praktikum ini dilakukan aktivitas olahraga untuk mengetahui pengaruh pembebanan kerja terhadap tubuh serata kebutuhan energi/usaha yang dikeluarkan manusia untuk melakukan pekerjaan. Dari kegiatan ini dapat dilihat hubungan antara kebutuhan atau konsumsi energi dengan denyut jantung, kadar gula dalam darah, dan suhu tubuh manusia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.2.             Kegiatan Otot

 

        Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu:

1.    Kontraktibilitas

Kemampuan untuk berkontraksi / memendek.

2.    Ekstensibilitas

Kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.

3.    Elastisitas

Kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

Jenis otot antara lain:

1.    Otot lurik

 

a.       Nama lain

 

Otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter, b.struktur

Serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir,

 

C.  Kontraksi

 

Menurut    kehendak    kita    (dibawah    kendali    sistem    syaraf    pusat),    gerakan cepat,kuat,mudah lelah dan tidak beraturan,

D. Struktur anatomi dari otot rangka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.    Otot Polos

 

a.  Nama lain

 

Otot alat-alat dalam/visceral/musculus nonstriated/otot involunter,

 

b.      Struktur

 

Bentuk  serabut  panjang  seperti  kumparan,  dengan  ujung  runcing,  dengan  inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah,

 

c.  Kontraksi

 

Tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

 

3.    Otot jantung a.  Nama lain

Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter.

b. Struktur

Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah,

c.  Kontraksi

Tdak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

Agar penggunaan tenaga otot  bisa  optimal maka pengaturan cara kerja otot  harus diperhatikan dengan benar. Kegiatan otot terdiri atas 2, sebagai berikut:

a.       Kerja otot dinamik (berirama) Otot mengencang dan mengerut secara bergantian atau berirama Sirkulasi darah dan  O2serta metabolis akan berlangsung secara lancar.


2.         Kerja otot statik (kerja tetap),

Otot berada dalam posisi mengencang dalam waktu yang cukup lama. Mengencangnya otot dalam waktu lama  akan menyebabkan aliran darah dan O2   terganggu. Kondisi tersebut  mengakibatkan rasa sakit dan lelah pada otot.

 

 

Gambar 2.5 Kerja otot dinamik (a) dan kerja otot statik (b) Sumber: Sritomo (2008:278)


 

2.1.            Kelelahan

Fatigue adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak  dapat  berfungsi  sebagaimana  mestinya.  Makin  berat  beban  yang  dikerjakan  dan gerakan semakin tidak teratur, maka fatigue akan timbul lebih cepat. Menurut Murrel (1965) kita masih mempunyai cadangan sebesar 25 kcal sebelum munculnya asam laktat sebagai tanda saat dimulainya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang jika kita bekerja lebih dari 5,0 kcal per menit. Selama periode istirahat, cadangan energi tersebut dibentuk kembali.

Timbulnya fatigue perlu dipelajari untuk menentukan tingkat kekuatan otot manusia, sehingga kerja yang akan dilakukan atau dibebankan dapat disesuaikan dengan kemampuan otot .

Menurut Barnes, fatigue dapat dilihat dari 3 hal, yaitu:

1.     Perasaan lelah

2.     Perubahan fisiologis dalam tubuh.

3.     Menurunnya kemampuan kerja

Ketiga hal tersebut, pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot tersebut tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).

3.    Menurunnya kemampuan kerja

Ketiga hal tersebut, pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot tersebut tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).


 

 

No comments:

Post a Comment