Thursday 21 March 2019

MAKALAH Kelistrikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu electron Read More.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu. Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).


1.2        Rumusan Masalah
1.      Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?
2.      Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?
3.      Sebutkan bagian-bagian dari  neuron serta fungsinya ?
4.      Sebutkan macam-macam neuron ?
5.      Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?
6.      Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?
7.      Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?
8.      Bagaimana sinyal  listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3        Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2.      Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.
3.      Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya
4.      Dapat menyebutkan macam-macam neuron
5.      Menjelaskan kerja potensial aksi saraf
6.      Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf
7.      Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4        Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa
1.      Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya  mengenai kelistrikan dalam tubuh.
2.      Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sistem saraf dan Neuron
2.1.1        Sistem Saraf
Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:
1.    Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat
a.    Otak
Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan  kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
b.      Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

2.      Sistem saraf Otonom
Sistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a)      Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b)      Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c)      Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
    
2.1.2        Neuron
Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh sel.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.


a.       Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
b.      Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.       Akson (Neurit)
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a)        Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan darireseptor yaitu alat indera.
b)        Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c)        Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.2      Potensial listrik saraf
1.        Potensial aksi sel
Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:
a.       Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)
Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.
b.      Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.
c.       Tahap Repolarisasi
Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.
Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.
2.        Potensial istirahat sel
Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel.Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan.  Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.3         Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)
Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris. Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai nol
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

2.4         Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)
a.       Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate),  dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
b.      Hukum dalam Biolistrik
Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.
Hukum Ohm menyatakan bahwa :
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.
Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I
Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).
Hukum joule menyatakan bahwa :
Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”.
Rumusnya yaitu : Q =V I t eh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi. Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupunNeuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5         Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)
Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.
Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.
Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon sehingga terjadi kontraksi atrium.
2.      Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.
3.   Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami depolarisasi.
4.   Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung.
5.   Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.
Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.
Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi  optika geometri.Gejala-gala ini hanya dapat dengan menghitung ciri-ciri seperti yang ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial
a.       Optik Fisik
Gejala cahaya seperti  dispersi,interferensi dan polarisasi tidak dapat dijelaskan melalui metode fisik dari cahaya tersebut. Gejala-gelaja ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
Sir Isaac Newton (1642-1727), cahay itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu sendiri atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu, dengan menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.
Thomas Young (17773-1829) dan August James Clark Mexwell (1831-1879) berkebangsaan Skotlandia, dari hasil percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat rambat cahaya (3 X 10 m/detik) sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang elektronmagnetik.
Huygens (1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahay dari suatu medium ke medium lain.
Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam disinari dengan cahaya akan memancarkan elektron ( gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulakan bahwa cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetik dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat materi  (partikel) dan sifat gelombang.
b.      Lengsa
Berdasarkan  bentuk pembukaan lensa maka lensa dapat dibedakan menjadi dua
1.      Lensa yang mempunyai pembukaan sferis
2.      Lensa yang mempunyai pembukaan silindris. Pembukaan sferis ada dua macam pula yaitu
a.       Lensa konvergen atau konveks yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul menjadi bayangan nyata.juga disebut lensa positif atau lensa cembung
b.      Lensa divergen atau konkaf yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar lensa itu di sebut lensa negatif atau lensa cekung
Lensa yang mempunyai permukaan selindris disebut lensa silimdris. Lensa ini mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus negatif.
c.       Kesehatan Lensa
Berdasarkan persamaan berkaitan dengan jarak beda. Jarak bayangan, banyak focus, radius kelengkungan lensa serta sinar yang datang paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa ( aberasi lensa). Aberasi ini ada bermacam-macam
1.      Aberasi sferis (disebabkan oleh kecembungan lensa)
Sinar paraksia/ sinar-sinar dari pinggir lensa yang berbentuk bayangan paberasi ini dapat dihilangkan dengan dipergunakan diefragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabunagn aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
2.      Koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sianr tepi. Berbeda dengan aberasi speris pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diakfragma
3.      Astigmatisma
Merupakan suatu sesatan lensa yang disebab oleh titk benda berbentuk sudut besar denagn sumbu sehingga bayangna yang terbentuk ada dua primer dan sekunder. Apabila sudut anatara sumbu denagn titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.
4.      Kelengukumgan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam suatu biadang datar melainkan pada bidang lenkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayaangan
5.      Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu.Terjadinya bayangan palsu ini karna itu didepan atau dibelakang lengsa diletakkan diafragma atau cela.Benda berbentuk kisi akan tanpakbayangan berbentuk tong atau berbentu bantal.gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela diantara dua buah lensa.
6.      Aberasi kromatis.
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karna focus lensa berbeda- beda untuk tiap-tiap warna.Akibatnya bayangan yang berbentuk akan tanpak berbagai jarak dari lensa.ada dua macam aberasi kromatis yaitu:
Aberasi kromatis aksial/longitudinal:perubahan jarak bayangansesuai dengan indeks.
Aberasi krormatis leteral ;perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.
Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa  flinta dan kaca krown.

7.      Mata
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan,ada tiga macam kompenem pada pengideraan penglihatan;
1)      .Mata memfokuskan bayangan pada retina
2)      .sistem saraf mata yang memberikan informasi ke otok.
3)      .korteks penglihatan salah satu yang mengnalisa penglihatan tersebut.

d.       Alat Optik Mata
Bagian-bagian pada mata terdiri dari.
1.      Retina
Terdapat ros batang dank ones/kerucut,fungsi ros untuk mrlihat pada malam haris sedangkan kone untuk melihat siang hari.Dari retina ini akan dilanjutkan kesaraf toptikus.
2.      Fovea sentralis.
Daerah cekung yang berukuran 0,25 mmdi tengah-tengahnya terdapat munculan lutea ( binti kuning) 7.
3.      komea atau lensa  mata paling depan dan berfungsi memfokuskan benda dengan cara refreksi ,tebalnya 0,5 mm sedangkan lengsa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfukuskan objek pada berbagai jarak.
4.      pupil.
Di tengah iris terdapat pupil yang fungsi mengatur cahaya yang masuk.apabila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya.
Sistem 0ptic mata serupa dengan kamera tv bahkan lebih mahal oleh karna itu:
a.       mata biasa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar.
b.      tiap mata mempunyai kelompok mata dan ada cairan lubrikasi.
c.       dalam suatu detik dapat menfokus objek berjarak 20 cm.
d.      mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10:1
e.       diafragma  mata diatur secara otomatis oleh iris.
f.       .kormea terdiri dari sel –SEL hidup namun tidak mendapat vaskularisasi.
g.      tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmhg.
h.      tiap mata dilindungi oleh tulang .
i.        bayangan terbentuk oleh mata akan diteruskan oleh otok.
j.        .bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata .
(M = muskulus=otot)
M. rekus medialis =menarik bola mata kedalam
M. rekus lateralis =menarik bola mata samping.
M .            superior =menarik bola mata keatas.
M. inferior=                                 kebawah.
M.obligus inferior=memutar kesamping atas
M. superior=mengatur kesamping kedalam         
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul salah satu gejala yang disebut strabismu (mata juling) ada tiga mmacam strabismu yaitu strabismu horizantar,vertical dan torsional

e.       Gaya Akomodasi
Dalam hal menfokuskan objek pada retina,lensa mata memegang peranan penting,komea mempunyai fungsi penting memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata(diameter bula mata 20-23 MM)kemanpuan maata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi,selema mata melihat jauh tidak terjadi akmodasi semakin dekat benda yang dilihan semakin jauh tidak terjadi akomodasi semakin dekat semakin kuat mata/lensa berakomodasi daya akomodasi ini tergantung pada umur,usia semakin tua akomodasi ini semakin turun halini disebutkan kekenyalan lensa/elastistas lensa semakin berkurang.
Jarak terdekat dari benda agar dapat melihat masih jelas dikatakan benda terletak lebih dekat funktum proksimum jarak funktum proksimum terdapat pada nyata P(disbut diameter) akan disebut Ap(aksal proksimum):pada saat ini mata barakomodasi sekuat-nya ( mata berakomodasi maksimum).jarak joauh dari benda agar dapat dilihat dengan jelas dikatakan dengan benda terletak pada titik jauh /funktum remetum.jarak funktum remotum terdapat pda mata yang dinyatakan r(dalam meter) maka disebut ar(aksial protimom)pada saat ini mata tidak dapat berokomodasi lepas.
Selisih A dengan AR disebu lebart akormodasi dapat dinyataka.
A:lebar akomodasi yaitu perbedaan akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksiamal
Secara emperis A=0,0028(80 th-L)dioptri.
Umur= dalam tahun.
Bertambah jauh titik dekat akibat umur tersebut mata prebiop.prebiop ini merupan cacat penglihatan,ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata.mata demikian disebut mata afasia

f.       Penyimpangan Penglihatan
Mata yang mampunyai titik jauh/ funktum ramortum sehingga akan memberi bayangan benda secsra tajam pada selaput retina.dikatakan dengan mata emotropia sedangkan mata yang mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga mata demikian disebut mata emotropia
1.      Mata emotropia mempunyai dua bentuk;myopia(penglhat dekat)
2.      Hipermetropia (penglihatan jauh).
MIOPIA.
Mata emotropia yang mempunyai p dan r terlalu terlalu kecil disebut mata myopia.Matamyiopi bentuk mata lonjol maka benda berjauhan tak hingga akan tergambar tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi kuat akan benda yang lebih dekat

g.      Hipermetropia.
Mata ametropia yang mempunyai terlalu besar dikatakan hepermetropia.Kalau diperhatikan bola mata hipermetropia maka bola mata yang diliahat agak gepeng dari normal
Kelainan pada lensa mata yaitu astigmatisma Atigma terjadi salsh satu apabila komponem sytem lensa menjadi bentu telur dari pada sferi


h.      Ketajaman penglihatan.
Ketajaman penglihatan dipergunaan untuk menentukan pergunaan kaca mata, diklinik dikenal dengan nama visus tapih  bagi seorng ijlis fisika ketajaman penglihatan ini disebu resolusi mata vissu bukan  saja memberi pengertian tentang obtiknya(kaca mata) tetapih mempunyai arti lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhannya oleh karna itu definisi virus adlah nilai kebaikan sudut (dalam menit) terkecil dimana benda masi kelihatan dan dapat dibedakan.

i.        Tengah Cahaya
Bagian mata yanng tangkap cahaya adalah retina ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu rod (batang) dan cone (kerucup).

j.        Penyusuaian Terhadap Terang Dan Gelap
Dari ruang gelap masuk kedalam ruang terang kurang mengalami kesuliatan dalam penglihatan.Tetapih apabila dari ruang terang masuk kedalam ruang gelam akan tanpak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyusuaian.pendapat ini telah lama diketahui orang,apabila kepekaan retina cukup besar.
Fonemena yang penyusuai terang dan gelap
a.mekanisme penyusuai terang (cahaya).
Pada kerucut dan batang terjadi perubahan dipengaruhi energi sinar yang disebut foto kimia ini.
B.mekanisme gelap.
Seorang masuk keruang gelap yang tadinya berada diruang terang jumlah rhodopsi didalam rod sangat sedikit sebagai orang tersbut akibat tidak dapat melihat apa- apa diruang yang gelap,membetuk rhodopsi dalm rod sangat perlahan-lahan.




k.      Tanggap warna.
Salah satu kemanpuan mata adalah warna namun makanisme tanggap warna tersbut belum diketahui jelas dengan menggunakan mengamatan skotopi pada instensi cahayabyang lemak tidak ada respon terhadap warna. Membedakan warna pada objek yang letaknya dari pusat medan penglihatan
a.       teori tanggap warna
b.      buta warna.

l.        Peralatan dalam memeriksa mata.
Dari sekian banyak memeriksa mata,hanya beberapa peralatan yang dibahas dalam kaitan pemeriksa mata. Ad tiga prinsip dalam memeriksa mata yaitu,
Ø  Memeriksa mata bagian dalam,
Ø  Pengukuran daya fokus mata,
Ø  Pengukuran kelengkungan kornea,
Peralatan dalam memeriksa mata dan lensa ada 6 macam yaitu.
Ø  Opthalmoskop
Ø  Retinoskop
Ø  Pupilo meter
Ø  Keratometer
Ø  Lenso meter
Ø  Ternometer dari shcitz.



BAB III
PENUTUP    

3.1 Kesimpulan.
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.
2.      Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.
3.      Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.
4.      Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
5.      Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf.  Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).
6.      Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).
7.      Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Nayang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).


3.2    Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis  dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun  serta  bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.


wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram


No comments:

Post a Comment