Saturday 10 December 2022

MAKALAH KEANEKARAGAMAN HAYATI BADAN MANUSIA

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar belakang

Manusia tergantung kepada keanekaragaman hayati untuk pangan, enersi, papan, obat-obatan, inspirasi dan banyak lagi kebutuhan lain. Keanekaragaman hayati dan manusia telah mempunyai keterkaitan yang erat dan saling mendukung selama puluhan ribu tahun.

Sumber daya hayati untuk pemenuhan kebutuhan hidup mempunyai karakter penting, paling tidak jika dikelola dengan bijaksana. Cara masyarakat memanfaatkan keanekaragaman hayati menentukan kelestarian sumber daya ini, dan cara masyarakat mengelolanya akan menentukan produktivitas sumber daya yang penting ini dan kelestarian fungsi-fungsi ekologisnya.

Kegiatan manusia telah membantu terciptanya keanekaragaman jenis dan plasma nutfah, dan telah meningkatkan komunitas hayati di dalam lingkungan yang tertentu melalui praktik pengelolaan sumber daya dan melalui domestikasi tumbuhan dan satwa.

Disisi lain manusia juga telah menyebabkan menurunnya mutu keanekaragaman hayati beserta fungsi-fungsi ekologis yang di hasilkannya. Menurunnya mutu keanekaragaman hayati ini dapat dilihat dari laju kepunahan jenis dan viabilitas jenis-jenis yang masih bertahan.

Hubungan manusia dengan keanekaragaman hayati dapat di gambarkan dalam diagram siklus interaksi. Dari sudut pandang antroposentris, interaksi dimulai dari faktor-faktor pendorong hubungan yang ada di masyarakat, seperti untuk pemenuhan kebutuhan, inspirasi dan fungsi-fungsi ekologis sebagai pendukung kehidupan.

Faktor pendorong ini akan mempengaruhi dampak kegiatan manusia pada keanekaragaman hayati. Meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan hidupnya akan meningkatkan dampak kegiatan manusia pada keanekaragaman hayati, dampak tersebut kemudian akan mempengaruhi kondisi dan dinamika keanekaragaman hayati, yang kemudian mempengaruhi nilai-nilai dan fungsi keanekaragaman hayati dan pada akhirnya akan mempengaruhi pula ketersediaan dan kualitas keanekaragaman hayati dalam memenuhi kebutuhan manusia dan juga dalam menjamin kelestariannya.

Sementara itu, kondisi dan dinamika, nilai-nilai dan dampak kegiatan manusia pada keanekaragaman hayati dapat pula diupayakan melalui peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjadi faktor pendorong bagi berubahnya pola konsumsi efisiensi pemanfaatan sumber daya dan apresiasi masyarakat.

Peningkatan kesadaran dan apresiasi akan mempengaruhi pula dampak kegiatan manusia, kondisi dan dinamika dan cara penilaian fungsi-fungsi keanekaragaman hayati melalui upaya-upaya tertentu dalam pengelolaan pendidikan dan lain sebagainya.

Tumbuhan, hewan dan mikroorganisme penghuni, saling berinteraksi didalam lingkungan fisik suatu ekosistem, merupakan fondasi bagi pembangunan berkelanjutan. Sumber daya hayati dari kekayaan kehidupan ini mendukung kehidupan manusia dan memperkaya aspirasi serta memungkinkan manusia untuk beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan hidupnya serta perubahan lingkunganya.

Erosi keanekaragaman plasmanutfah, jenis, dan ekosistem yang berlangsung secara tetap akan menghambat kemajuan dalam proses masyarkat yang sejahtera secara berkelanjutan.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Keanekaragaman Hayati Manusia

Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak.

Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.

Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.  Keturunan  homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda.

Keanekaragaman pada manusia tidak lepas dari peran gen meskipun yang dapat diamati secara langsung hanya fenotipnya. Keanekaragaman pada manusia antara lain dapat dilihat dari:

  1. Ujung daun telinga

Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.

  1. Ibu jari

Ibu jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak. Hal ini disebabkan adanya gen dominan dan resesif. Jari yang dapat membengkok adalah pembawa sifat dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.

  1. Rambut

Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri pada rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang mempunyai rambut tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.

  1. Hidung

Manusia secara umum memiliki hidung mancung atau pesek. Perbedaan ini menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung mancung merupakan pembawa sifat dominan dan hidung pesek adalah pembawa sifat resesif.

  1. Warna kulit

Manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin hitam warna kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan. Manusia juga ada yang mempunyai warna kulit transparan atau biasa disebut albino. Albino merupakan kelainan genetik karena seseorang tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Kelainan ini dapat diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif. Berikut adalah persilangan pada seseorang yang menderita albino:

 

 

  1. Lidah

Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.

  1. Lesung pipi

Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya.

 

  1. Golongan darah ABO

Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin dalam darah.


BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak.

 

 


 DAFTAR PUSTAKA

 

Campbell NA, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.

Suryo. 2010. Genetika Untuk Strata 1. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Welsh, James R.1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment