Saturday 13 November 2021

Laporan Praktek Lapang TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) MELALUI METODE GRAFTING PUCUK

 

DAFTAR ISI

 

      Halaman

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ........ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

 

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1  Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2  Tujuan Praktek Lapang................................................................................ 4

1.3  Manfaat Praktek Lapang.............................................................................. 5

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1  Klafikasi Tanaman Kopi Arabika................................................................. 6

2.2  Morfologi Tanaman Kopi Arabika............................................................... 7

2.3  Manfaat Kopi Arabika ................................................................................ 8

2.4  Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika..................................................... 10

2.5  Teknik Perbanyakan Tanaman Kopi Arabika  (Coffea Arabica L)....... ..... 12

2.6  Pemeliharaan Tanaman .............................................................................. 14

2.7       Peranan Penyungkupan pada Penyambungan  (Grafting)Tanaman Kopi Arabika               15

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 16

3.1  Tempat dan Waktu..................................................................................... 16

3.2  Alat dan Bahan.......................................................................................... 16

3.3  Metode Pengumpulan Data........................................................................ 16

3.4  Metode Percobaan...................................................................................... 16

3.5  Pengamatan................................................................................................ 17

 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 18

4.1  Hasil Praktek Lapang................................................................................. 18

4.2  Pembahasan................................................................................................ 25

 

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 28

1.1  Kesimpulan................................................................................................. 28

1.2  Saran........................................................................................................... 28

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 29

LAMPIRAN ........................................................................................................ 30

 


DAFTAR TABEL

 

Nomor                                                            Teks                                                Halaman

 

1.           Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur  1 MST............................ 19

2.           Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada  umur  2 MST........................... 19

3.           Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur   3 MST........................... 20

4.           Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur  4  MST........................... 20

5.           Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 1 MST..................... 21

6.           Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur  2 MST.................... 21

7.           Rata-rata lebar dauni tanaman kopi arabika pada umur  3 MST.............. ..... 22

8.           Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 4  MST.................... 22

9.           Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur  1 MST................ ..... 23

10.       Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur 2  MST..................... 23

11.       Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika  pada umur 3  MST.................... 24

12.       Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur  4  MST.................... 24


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Kopi adalah produk dari suatu jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis, dan tidak dapat tumbuh didaerah tropis, dan tidak dapat tumbuh baik pada tempat yang terlalu tinggi atau temperatur yang sangat rendah. kopi ditemukan pertama kali adalah di Arabia (pertengahan abad XV) dan pada tahun 1510-1550 menyebar luas di Negara Kairo dan Turkey-Timur Tengah, dan pada Tahun 1616 kopi ini mulai masuk di Eropa. Pada mulanya Kultivar kopi yang terpenting adalah (Coffea arabica L. = Kopi Arabika) yang menghasilkan 90% dari kopi dunia pada waktu sebelum Robusta (Purseglove); Coffea Canephora 9% dan Coffea liberica kurang dari 1% dalam pengembangan dan produksi kopi (Nazaruddin, 1993).

Jenis kopi yang terkenal di Indonesia adalah robusta (Coffea canephora) dan arabika (Coffea arabica L.). menurut kementrian pertanian (2017), pada tahun 2016, produksi kopi Indonesia telah mencapai 693,3 ribu ton. Kopi robuta memiliki proporsi 81% dari total keseluruhan produksi kopi di Indonesia dan sisanya adalah kopi arabika. Jawa Barat termasuk kedalam sentra produksi kopi arabika terbesar di Indonesia dengan total produksi kopi arabika terbesar di Indonesia dengan total produksi hingga 9,37 ribu ton per tahun. Selain kopi jenis arabika dan robusta, terdapat jenis kopi lain yang tidak kalah terkenal, yaitu jenis kopi lain yang tidak kalah terkenal, yaitu jenis kopi liberika (Coffea liberica).

Kopi liberika jumlahnya masih sangat terbatas di Indonesia. Kopi ini memiliki ciri khas aroma yang lebih menyengat dibandingkan kopi arabika dan robusta.

Kopi Arabika merupakan tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia. Harga kopi arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta karena adanya citarasa khas. Untuk kualitas ekspor saat ini harga kopi arabika, tanaman kopi di Indonesia tersebar terutama di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara sekitar 95% dari luas areal tersebut merupakan tanaman kopi rakyat, sedangkan tanaman kopi perkebunan sebagian besar terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Salah satu daerah penghasil utama kopi Indonesia adalah Provinsi Aceh, setelah Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Pada tahun 2017 produksi kopi di Provinsi Aceh dengan rata-rata 750 kg sampai 1 ton per hektar.

Salah satu daerah penghasil utama kopi Indonesia adalah Provinsi Aceh. Masyarakat Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah sangat identik dengan kehidupan perkopian, karena sebagian besar penduduk di wilayah dataran tinggi ini menggantungkan kehidupannya dari komoditas kopi. Varietas kopi Arabika yang diusahakan oleh masyarakat sangat variatif dan ditanam bersamaan dalam satu hamparan yang dapat mengakibatkan mutu citarasa dari kopi Arabika organik di Bener Meriah yang tidak khas. Oleh karena itu, varietas-varietas ini harus dipisahkan berdasarkan habitat dengan ketinggian tempat tumbuhnya yang ideal. Selain dari bahan tanam atau varietas yang dibudidayakan, masyarakat juga belum memiliki kualitas yang baik, terutama kualitas kemasan kopi Arabika.

Dalam pembiakan atau penggandaan tanaman dapat kita kenal salah satu metodenya yaitu penyambungan. Penyambungan dapat mempunyai arti lain dari pada pembiakan vegetatif lainnya, di karenakan ketika tanaman yang tidak dapat dibiakkan secara cangkok, stek, merunduk atau lainnya dapat di lakukan metode penyambungan, karena hanya dengan metode penyambungan inilah tanaman tesebut dapat di biakkan. Seperti pada berbagai tanaman buah-buahan yang tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di lakukan penyambungan (enten) dan penyusunan, adalah suatu cara menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman lain. misalnya pada kopi, mangga, durian, dan lain sebagainya.Dilakukannya penyambungan itu pun harus mempertimbangkan beberapa faktor, faktor-faktor tersebut baik yang datang dari tanaman itu sendiri seperti hubungan kekerabatan antara tanaman yang digunakan sebagai batang atas dengan tanaman yang digunakan sebagai batang bawah. Dan faktor lain yang harus dipertimbangkan juga adalah faktor lingkungan dan  faktor pelaksanaan yang mencangkup pemotongan dan pemeliharaan sambungan.

Jadi pada proses penyambungan merupakan salah satu jenis alternatif yang dapat dilakukan ketika tanaman tidak dapat di kembangbiakan secara vegetatif selain penyambungan itu sendiri. Karena apabila proses penyambungan tidak di lakukan maka regenerasi bagi tanaman tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga dapat mengakibatkan kepunahan secara cepat dari pada tanaman tersebut.

Proses penyambungan ini juga merupakan warisan budaya dari leluhur kita, di karenakan keberadaan proses ini tidak memerlukan cara yang rumit serta alat dan bahannya pun dapat mudah di temukan serta murah. Oleh karena itu proses pembiakan jenis ini dapat di pilih sebagai solusi ketika perekonomian pas-pasan dan tidak di mungkinkannya tanaman untuk di biakan dengan cara lain selain menyambung itu sendiri.

Pembiakan tanpa kawin adalah cara pembiakan yang akan menghasilkan tanaman yang sama persis secara genetik dengan induknya.  Pembiakan dengan cara tersebut, biasa dilakukan orang untuk memperbanyak suatu varietas secara mudah dan cepat.  Setek dan cangkok, adalah perbanyakan untuk secepatnya mendapatkan tanaman dengan tajuk yang lebat, tetapi cara ini tidak cepat menghasilkan caudex atau bonggol yang besar dan indah.  Untuk menghasilkan tanaman adenium dengan caudex atau bonggol yang besar dan indah, serta menghasilkan tajuk yang identik dengan induknya, maka ditempuh dua cara perbanyakan, yaitu perbanyakan dari biji untuk menghasilkan tanaman dengan bonggol yang indah, dan selanjutnya dilakukan cara grafting untuk mendapatkan tajuk tanaman yang identik sifat atau karakteristiknya dengan induk yang dikehendaki .

 

1.2 Tujuan Praktek Lapang

1.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbanyakan secara vegetatif kopi arabika melalui metode grafting pucuk.

2.      Untuk menambah wawasan penulis tentang bagaimana teknik perbanyakan kopi arabika.

3.      Untuk menjadi referensi bagi masyarakat dan akademik agar mengetahui bagaimana teknik perbanyakan tanaman kopi arabika dengan cara grafting pucuk.

 

1.3  Manfaat Praktek Lapang

a.       Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dalam upaya memperdalam pengetahuan dalam bidang ilmu agroteknologi khususnya dan ilmu-ilmu pertanian pada umumnya.

b.      Penelitian berguna sebagai bahan informasi bagi petani yang membudidaya kopi arabika. Sehingga petani memiliki pedoman dalam perbanyakan tanaman kopi arabika. Penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa Agroteknologi Universitas Abuyatama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Kopi Arabika merupakan jenis kopi tertua yang dikenal dan dibudidayakan di dunia dengan varietas-varietasnya. Kopi Arabika menghendaki iklim subtropis dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonsia tanaman kopi Arabika cocok di kembangkan di daerah-daerah dengn ketinggian antara 800-1500 m di atas permukaan laut dan dengan suhu rata-rata 15-24°C. Pada suhu 25°C.kegiatan fotosintesis tumbuhnya akan menurun dan akan berpengaruh langsung pada hasil kebun. Mengingat belum banyak jenis Kopi Arabika yang tahan kan penyakit karat daun, di anjurkan penanaman Kopi Arabika tidak di daerah-daerah di bawah ketinggian 800 m dpl.

 

2.1  Klasifikasi Tanaman Kopi Arabika

Klasifikasi tanaman kopi Arabika (Coffea arabica L.) menurut Rahardjo (2012) adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Plantae

Subkingdom    : Tracheobionta

Super Divisi    : Spermatopyhta

Divisi               : Magnoliopyhta

Kelas               : Magnoliopsida

Sub Kelas        : Asteridae

Ordo                : Rubiales

Famili              : Rubiaceae

Genus              : Coffea

Spesies            : Coffea arabica L.

2.2  Morfologi Tanaman Kopi Arabika

Terdapat ciri-ciri Kopi Arabika yang membedakannya dengan jenis kopi lainnya yaitu :

1.      Batang

Perakaran tanaman Arabika termasuk dangkal dan masuk ke dalam tanah sekitar 30 cm. tanaman Kopi Arabika yang terawat dengan baik akan tumbuh seperti pohon perdu dengan baik akan tumbuh seperti pohon perlu dengan tinggi sekitar 2-3 meter, bahkan mencapai 5 meter jika tidak dilkukan pemangkasan. Pencabangan pohon Arabika terdiri dari dua jenis, yaitu percabangan vertikal dan horizontal.

2.      Daun

Bentuk daun Arabika berukuran kecil dengan panjang 12 cm hingga 15 cm dan lebar sekitar 6 cm. Daun tanaman Arabika mengkilap seperti berlapis lilin dan berwarna hijau. Mata tunas tumbuh di ketiak daun dan akan berubah menjadi cabang atau bunga tergantung kondisi.

3.      Bunga

Bunga Arabika yang tumbuh di ketiak daun dapat melakukan pernyerbukan sendiri. Pernyerbukan biasanya terjadi di pagi hari secara alami, yaitu dengan bantuan anggin atau serangga. Akan tetapi, terdapat pula faktor alam yang menggagalkan proses penyerbukan, yakni hujan. Setelah terjadi penyerbukan, buah kopi arabika akan tumbuh dan siap panen 6 bulan hingga 9 bulan.

 

 

4.      Buah

Jika dibandingkan dengan buah robusta, buah arabika cenderung lebih besar. Buah yang telah matang secara alami akan rontok dari tangkainya. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan secara hati-hati sebelum buah rontok.

5.      Biji

Biji kopi arabika terbentuk khas dan memiliki ukuran yang lebih panjang disbanding biji kopi robusta.

 

2.3  Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika

Kopi merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup menggiurkan untuk dikembangkan, melihat potensi pasar mencapai mancanegara sehingga dalam perkembangannya, kopi mengalami modernisasi. Tuntutan pasar untuk mendapatkan kopi yang berkualitas semakin tinggi. Oleh karena itu, petani harus mengetahui syarat dan lokasi tumbuh tanaman kopi bila supaya lebih laku di pasaran. Adapun penilaian akan kualitas kopi secara umum dibedakan melalui 2 cara yaitu 1) Mutu Fisik yang ditentukan berdasarkan nilai cacat dalam biji kopi berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) atau SCAA (Standar Specialty Coffee Association of America) dan 2) Mutu Cita Rasa yang ditentukan melalui uji organoleptik oleh analis sensorial yang dilakukan oleh panelis.

Berikut ini akan dijabarkan tentang syarat dan lokasi tumbuh tanaman kopi untuk mendapatkan biji kopi yang berkualitas:

1.       Varietas

Secara umum, kopi dibedakan atas 3 jenis yang dikenal oleh masyarakat yaitu kopi jenis Arabika dan Robusta namun masih ada lagi jenis kopi lain yaitu kopi Liberika tetapi tidak begitu dikenal. Ketiga jenis kopi tersebut terbagi dalam berbagai varietas yang berbeda-beda untuk menentukan produksi serta mutu kopi yang diinginkan.

2.      Iklim

Kopi yang berkualitas akan diperoleh bila tumbuh pada iklim yang sesuai. Kopi Arabika utamanya tumbuh di atas ketinggian 1000 mdpl. Ketinggian tersebut menyebabkan terjadinya aroma pada kopi. Hal ini dipengaruhi oleh curah hujan yang paling sering pada Arabika yaitu sekitar 1-3 bulan.

3.      Kualitas Tanah

Kualitas tanah yang baik akan memberikan mutu yang baik pada biji yang dihasilkan oleh tanaman kopi, mengingat kandungan di dalam tanah diserap sebagai makanan oleh tanaman kopi untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. Utamanya, kandungan tanah akan berpengaruh secara langsung terhadap rasa yang dihasilkan oleh kopi.

Rasa dasar dikelompokkan atas 4 yakni sweet (manis), sour (asam), salt (asin) dan umami (gurih). Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas tanah ialah kemiringan tanah < 30%, kedalaman tanah efektif 100 cm, tekstur tanah berlempung dengan lapisan atas remah, kadar bahan organik 3,5% atau kadar C > 2 %, Kapasitas Tukar  Kation >15 me/100 g, kejenuhan basa > 35 %, pH tanah 5,5 – 6,5 serta memiliki kandungan unsur hara yang tinggi meliputi N, P, K, Ca, dan Mg.

 

 

4.      Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan yang tepat akan memberikan hasil yang berkualitas pula. Kesesuaian ini ditentukan berdasarkan tipe penggunaan lahan yang dilakukan dalam bertanam kopi. Adapun kesesuaian lahan terdiri dari 3 kategori tempat tumbuh yaitu sebagai berikut.

Sangat sesuai : tanaman kopi ditanam di lahan yang sangat sesuai sehingga penerapan pengelolaan lahan yang dibutuhkan tidak akan berpengaruh nyata terhadap produktivitas lahan yang dikelola.

Sesuai :tanaman kopi ditanam di lahan yang sesuai sehingga penerapan pengelolaan lahan yang dibutuhkan akan berpengaruh nyata terhadap produktivitas lahan yang dikelola sehingga memerlukan masukan untuk meningkatkan keuntungan.

Tidak Sesuai : tanaman kopi ditanam pada lahan marginal bahkan tidak sesuai sehingga lebih baik untuk tidak melanjutkan pengembangan lahan serta melakukan penilaian atas keuntungan yang diperoleh.

 

2.4  Manfaat Kopi Arabika

Manfaat kopi arabika ternyata memiliki sejumlah kandungan zat gizi yang baik untuk tubuh, bahkan terkenal menjadi salah satu obat untuk kanker. Pada umumnya kopi dijadikan pelengkap disaat mengawali aktivitas dipagi hari. Minuman berwarna hitam pekat tersebut menyuguhkan cita rasa yang unik, tidak heran banyak sekali orang yang memilihnya menjadi minuman favorit. Di Indonesia sendiri banyak di wilayah-wilayah tertentu, meminum kopi dijadikan sebuah budaya yang unik.

Perlu untuk diketahui, aktivitas meminum kopi diselingi makan akan berdampak baik untuk kesehatan. Bermacam manfaat kopi arabika untuk tubuh adalah Riboflavin (Vitamin B2): 11% dari AKG, Asam pantotenat (vitamin B5): 6% dari AKG, Mangan dan Kalium: 3% dari AKG, Magnesium dan Niacin (B3): 2% dari AKG.

Banyak masyarakat yang menyukai kenikmatan secangkir kopi, tapi dibalik nikmatnya terdapat bermacam-macam manfaat. Berikut ini beberapa manfaat kopi arabika di antaranya adalah:

1.      Penambah Stamina

Kopi mempunyai kandungan zat kafein yang tinggi. Adenosin didalam tubuh bekerja sebagai sel yang menyebabkan rasa ingin tidur kepada otak. Kafein dalam kopi menyebabkan kinerja sel dan menjadikan pergerakannya lebih pelan. Maka akan membuat perasaan segar lebih lama.

2.      Mencegah Kanker

Antioksidan pada kopi bisa melawan resiko gejala kanker pada tubuh. Menurut Penelitian di Jepang pada sejumlah wanita yang mengonsumsi kopi 2 kali sehari, kemungkinan terjadinya kanker usus besar berkurang kurang lebih 25%.

3.      Kopi Menjaga Kesehatan Mulut

Kopi mempunyai sifat anti bakterial yang bagus untuk kebersihan mulut. Hal ini bisa mempercepat penyembuhan gigi berlubang, plak dan infeksi gusi. Tentu saja berpeluang besar untuk menekan resiko kanker mulut.

 

4.      Kopi Sebagai Masker Wajah

Manfaat kopi arabika banyak dipakai untuk pembuatan masker wajah pada salon-salon kecantikan. Fungsihnya ialah bisa membuat kulit lebih kencang dan mengangkat sel-sel kulit mati. Kopi juga dapat digunakan sebagai krim anti mikroba untuk membersihkan wajah.

5.      Pemeliharaan Kulit Kepala

Menurut penelitian para ahli, kandungan kafein pada kopi melahirkannya sebagai anti kerontokan rambut. Antioksidan tersebut yang terdapat pada kopi memiliki peran aktif untuk melindungi kulit kepala.

6.      Menyejukan Kulit Tubuh

Manfaat kopi arabika memaksimalkan pelepasan sel-sel kulit mati yang berdampak pada peremajaan kulit, maka kulit tampak selalu sehat dan bercahaya. Cukup gunakan scrub berbahan kopi sebagai pemeliharaan kulit secara terus menerus.

 

2.5  Teknik Perbanyakan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L .)

Tanaman kopi arabika dapat diperbanyak dengan cara vegetatif menggunakan bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji. Perbanyakan secara generatif lebih umum digunakan karena mudah dalam pelaksanaanya, lebih singkat untuk menghasilkan bibit siap tanam dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara vegetatif (klonal). Beberapa kelebihan yang dimiliki perbanyakan kopi secara klonal adalah sebagai berikut:

·         Mempunyai sifat yang sama dengan tanaman tetuanya

·         Mutu hasil seragam

·         Memanfaatkan dua sifat unggul batang atas dan batang bawah

·         Memiliki umur mulai berbuah (prekositas) lebih awal.

Syarat batang bawah

·         Perakaran harus cukup kuat dan tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama penyakit dalam tanah

·         Memiliki daya adaptasi luas

·         Berbatang kuat

Syarat batang atas

·         Berasal dari tanaman induk yang berdaya hasil dan berkualitas tinggi

·         Dari pohon yang kuat serta memas dari keabnormalan dan hama penyakit

·         Bentuk batang lurus dengan diameter disesuaikan dengan batang bawah

·         Dapat menyesuiakan diri dengan batang bawah sehingga sambungan serasi (compatible)

Penyambungan kopi adalah penggabungan batang atas atau disebut entres pada bibit kopi dewasa yang digunakan sebagai batang bawah. Pelaksanaan penyambungan dilakukan di rumah saya menggunakan bibit kopi batang bawah umur 5-6 bulan, dari saat benih disemaikan. Teknik dan tata cara penyambungan bibit kopi dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut:

1.      Menyiapkan entres batang atas dan bibit batang bawah umur 5-6 bulan, kriteria bibit siap sambung ukuran batang bawah sama besar dengan batang atas.

2.      Penyambungan dilakukan dengan memotong batang bibit batang bawah ketinggian 15-20 cm.

3.      Batang bibit batang bawah yang telah dipotong, diiris dibagian tengah sepanjang 2-3 cm, untuk penyambungan entres batang atas.

4.      Entres batang atas diambil dari kebun entres, dan dipotong satu ruas panjang 7 cm (3 cm di atas ruas dan 4 cm di bawah ruas).

5.      Daun pada entres dihilangkan, dan pangkal entres diiris dua sisi menbentuk huruf V.

6.      Penyambungan entres batang atas ke batang bibit batang bawah, dan sambungan diikat dengan tali rafia atau plastik. - Sambungan diberi sungkup 10 tanaman dan 10 tanaman tidak diungkup kantung plastik transparan, pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan terkendali serta air tidak masuk.

7.      Pengamatan hasil sambungan dilakukan setelah dua minggu, sambungan hidup bila entres masih segar atau hijau dan bila sambungan mati entres berwarna hitam sungkup dibuka/dilepas apabila tunas tumbuh yang cukup besar.

8.      Tali ikatan dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali ikatan mulai mengganggu pertumbuhan batang.

 

2.6  Pemeliharaan Tanaman

1.      Penyiraman

Penyiraman di lakukan 2 kali sehari tergantung cuaca. Metode penyiraman dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan kran otomatis atau fertigasi. Penyiraman dengan fertigasi sangat menguntungkan pekerjaan dilakukan jika pohon di tanam dalam jumlah besar.

2.      Pengendalian hama

Untuk tanaman yang di sungkup tidak ada hama yang masuk dan mengangu pertumbuhan bibit tanaman kopi dan untuk tanaman yang tidak disungkup ada beberapa hama yng mengangu tanaman kopi seperti belalang.

 

2.7  Peranan Penyungkupan pada Penyambungan (Grafting) Tanaman Kopi Arabika

 

Umumnya, teknik sungkup plastik dilakukan pada penanaman dengan teknik grafting atau sambung pucuk. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi tanaman yang terluka atau sel-sel yang terbuka dari patogen penyebab penyakit tanaman asalkan daerah dalam sungkup tersebut steril. Jenis plastik sungkup yang umum digunakan yaitu tipe plastik gula.

Plastik jenis ini sangat elastis dan bermacam-macam ukurannya. Penggunaan plastik ini maksimal dua kali pakai karena tingkat sterilitasnya yang semakin berkurang. Plastik yang tidak steril dapat mempermudah masuknya patogen tanaman

 

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

3.1  Tempat dan Waktu

Praktek Lapang ini dilakukan di Desa Rembune Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah. Waktu pelaksanaan di mulai tanggal 02 November 2020 sampai dengan tanggal 03 Desember 2020.

 

3.2  Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1.      Cutter/silet

2.      Plastik pembungkus (plastik gula)

3.      Tali raffia

4.      Alat tulis-menulis

3.2.2 Bahan

1.      Bibit kopi arabika (Coffea arabica L)

 

3.3  Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data berasal dari referensi penelitian, jurnal dan berbagai publikasi lainnya.

 

3.4  Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah dengan cara menghitung jumlah persentase tingkat keberhasilan grafting pucuk kopi arabika. Jumlah grafting yang dicobakan yaitu berjumlah 20 batang bibit. Rumus yang digunakan yaitu :

Persentase pertumbuhan =

3.5  Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan melihat penyambungan (grafting) pucuk yang tersambung, apakah tumbuh. kriteria hasil grafting pucuk yang tumbuh adalah dengan terlihatnya tunas baru yang muncul pada bagian ketiak daun. Berikut pengamatan yang diamati adalah

1.      Persentase tanaman disungkup

2.      Persetase tanaman tidak disungkup

 


BAB  IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1 Hasil Praktek Lapang

Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktek Lapang yang telah dilakukan oleh penulis, dapat di uraikan sebagai  berikut.

4.1.1 Persentase Keberhasilan

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan bahwa persentase tingkat keberhasilan sabung  pucuk yang telah dilakukan oleh penulis dapat dihitung melalui rumus :

Persentase tanaman di sungkup    =  

 

Persentase tanaman di sungkup    =

                                                   = 90%

 

Persentase tanaman tidak di sungkup =

Persentase tanaman tidak di sungkup  =

                                                         = 30%

Dari persentase tanaman di atas dapat di simpulkan bahwa tanaman kopi yang disungkup 90% tingkat keberhasilannya sedangkan tanaman yang tidak di sungkup hanya  30% tingkat keberhasilan tumbuhnya.


a.       Tinggi Tanaman

Hasil pengukuran disetiap parameter tanaman dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3, dan 4

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur 1 MST

No

Perlakuan

Tinggi Tanaman

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

23 cm

21 cm

20 cm

20 cm

25 cm

27 cm

25 cm

30 cm

23 cm

20 cm

28 cm

30 cm

20 cm (busuk)

20 cm

26 cm (busuk)

25 cm

25 cm

27 cm

28 cm

26 cm

Rata-rata

23.4 cm

 25.5 cm

 

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada  umur  2 MST

No

Perlakuan

Tinggi Tanaman

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

30 cm

24 cm

22 cm

22 cm

28 cm

30 cm

28 cm

33 cm

26 cm

24 cm

30 cm

33 cm

20 cm (busuk)

22 cm

26 cm (busuk)

24 cm

26 cm (busuk batang)

30 cm

30 cm

28 cm

Rata-rata

26.7 cm

26.9 cm

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur  3 MST

No

Perlakuan

Tinggi Tanaman

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

33 cm

26 cm

26 cm

25 cm

30 cm

33 cm

32 cm

36 cm

30 cm

28 cm

33 cm

36 cm

20 cm (busuk)

26 cm (mulai busuk)

26 cm (kering)

27 cm (busuk batang)

23 cm (busuk, patah)

22 cm ((busuk,patah)

33 cm

22 cm (busuk,patah)

Rata-rata

29.9 cm

26.8 cm

 

Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman kopi arabika pada umur  4  MST

No

Perlakuan

Tinggi Tanaman

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

36 cm

28 cm

29 cm

28 cm

34 cm

35 cm

36 cm

40 cm

33 cm

32 cm

35 cm

38 cm

20 cm (kering)

26 cm (mulai busuk)

26 cm (kering)

27 cm (busuk batang)

28 cm (patah)

22 cm (patah)

36 cm

22 cm (patah)

Rata-rata

33.1 cm

 28 cm

 

Hasil penelitian dapat dilihat dari tabel 1,2,3 dan 4 menunjukkan bahwa perbedaan tinggi tanaman yang disungkup lebih tinggi di bandingkan tanaman yang tidang disungkup.karena tanaman yang disungkup kelembapan udaranya terjaga dan terlindungi dari hama, penyakit, hujan dan anggin sehingga tanaman tetap kuat dan tumbuh dengan baik. Sedangkan tanaman yang tidak disungkup mudah sekali busuk dan patah karena terkena angin, hujan dan kelembapan udaranya tidak terjaga.

b.      Lebar Daun Tanaman Kopi Arabika

Tabel 1. Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 1 MST

No

Perlakuan

Lebar Daun

disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 cm

1 cm

2 cm

2 cm

3 cm

3 cm

0 cm

3 cm

2 cm

1 cm

3 cm

3 cm

0 cm

0 cm

0 cm

1 cm

3 cm

3 cm

3 cm

2 cm

Rata-rata

1.7 cm

1.8 cm

 

 

Tabel 2. Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 2 MST

No

Perlakuan

Lebar Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 cm

3 cm

4 cm

5 cm

5 cm

5 cm

1 cm

5 cm

5 cm

4 cm

5 cm

5 cm

0 cm

0 cm

0 cm

2 cm

5 cm

5 cm

5 cm

4 cm

Rata-rata

3.7 cm

3.1 cm

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3. Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 3 MST

No

Perlakuan

Lebar Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 cm

5 cm

6 cm

7 cm

6 cm

6 cm

1 cm

7 cm

6 cm

6 cm

7 cm

6 cm

0 cm

0 cm

0 cm

3 cm

0 cm

0 cm

8 cm

0 cm

Rata-rata

5 cm

2.4 cm

 

Tabel 4. Rata-rata lebar daun tanaman kopi arabika pada umur 4  MST

No

Perlakuan

Lebar Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 cm

6 cm

7 cm

10 cm

8 cm

7 cm

2 cm

8 cm

7 cm

7 cm

2 cm

6 cm

0 cm

0 cm

0 cm

3 cm

0 cm

0 cm

8 cm

0 cm

Rata-rata

6.2 cm

1.6 cm

 

            Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3 dan 4 menunjukan bahwa perbedaan lebar daun tanaman kopi arabika yang disungkup lebih lebar dibandingkan tanaman yang tidak disungkup. Ini disebabkan tanaman yang disungkup lebih terjaga kelembapan udaranya sehingga etres dapat tumbuh dengan baik sedangkan tanaman yang tidak disungkup tidak, sehingga tanaman yang tidak disungkup daun tanaman banyak yang gugur karena etres layu, busuk batang, daun menguning dan mulai gugur.

c.       Jumlah Daun Tanaman Kopi Arabika

Tabel 1. Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur 1 MST

No

Perlakuan

Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 helai

0 helai

1 helai

1 helai

1 helai

1 helai

0 helai

0 helai

0 helai

1 helai

2 helai

 4 helai

0 helai

0 helai

0 helai

1 helai

5 helai

4 helai

2 helai

3 helai

Rata-rata

0.5 helai

2.1 helai

 

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur 2  MST

No

Perlakuan

Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 helai

0 helai

2 helai

2 helai

2 helai

2 helai

0 helai

1 helai

1 helai

2 helai

2 helai

 5 helai

0 helai

0 helai

0 helai

1 helai

5 helai

0 helai

3 helai

0 helai

Rata-rata

1.2 helai

1.6 helai

 

 

 

                                       

 

 

 

Tabel 3. Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur 3  MST

No

Perlakuan

Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 helai

1 helai

4 helai

3 helai

2 helai

3 helai

1 helai

3 helai

2 helai

3 helai

1 helai

 4 helai

0 helai

0 helai

0 helai

1 helai

0 helai

0 helai

3 helai

0 helai

Rata-rata

2.2 helai

0.9 helai

 

Tabel 4. Rata-rata jumlah daun taman kopi arabika pada umur 4  MST

No

Perlakuan

Daun

Disungkup

Tidak disungkup

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

Tanaman 7

Tanaman 8

Tanaman 9

Tanaman 10

0 helai

2 helai

6 helai

4 helai

4 helai

4 helai

1 helai

5 helai

2 helai

4 helai

1 helai

 4 helai

0 helai

0 helai

0 helai

0 helai

0 helai

0 helai

3 helai

0 helai

Rata-rata

3.2 helai

0.8 helai

 

Hasil penelitian dapat tunjukan pada tabel 1, 2, 3 dan 4 menunjukan bahwa jumlah daun tanaman kopi arabika yang disungkup lebih banyak dan tanaman tetap segar didalam sungkup. Sedangkan tanaman yang tidak disungkup banyak daun yang gugur karena etres layu, busuk daun menguning dan mulai gugur.  Sehingga mengakibatkan etres  mati dan gagal. Lama kelamaan etres akan mati dan gagal karena dibiarkan begitu saja.

 

4.2 Pembahasan

Berdasarkan angka persentase tingkat pertumbuhan yang ada, maka usaha grafting pucuk termasuk salah satu alternatif untuk mengembangkan varietas kopi arabika dengan cara vegetatif. apabila dibandingkan dengan cara generatif, cara vegetatif jauh lebih efektif dan efisien.selain daripada itu, cara vegetatif grafting pucuk kopi arabika juga akan memberikan keuntungan bagi petani yang akan membudidayakan kopi arabika tersebut, keuntungan yang di dapat oleh para petani antara lain : cepat berbuah, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan induknya serta memiliki kualitas yang sama dengan induknya.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting artinya untuk mngembangkan klon dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan untuk mengembangkan karakter  suatu tanaman. Oleh karena peranannya yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik jika dibandingkan dengan benih hasil penyerbukan (generatif). Selain itu keberhasilan pembibitan kopi arabika dengan cara grafting pucuk sangat dipengaruhi oleh sumber indukan yang berkualitas, kondisi lingkungan yang memadai serta perawatan yang dilakukan harus sesuai.

4.1.2 Faktor Pendungkup Keberhasilan Grafting Pucuk

·         Sumber indukan

Memilih batang tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah berumur 5 bulan dan batang atas tanaman. hal tersebut di karenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana batang atas seharusnya yang dipakai adalah batang atas tanaman yang berasal dari pohon induk yang kuat dan bebas dari ke abnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari tanaman yang berkualitas tinggi/unggul. Sedangkan untuk tanaman bawahnya di harapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya baik dan tahan terhadap tanah yang menguntungkan termasuk tahan terhadap penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang terbentuk sebagai hasil sambungan. Oleh karena itu maka keberhasilan dari teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kapatibilitas antara dua jenis tanaman yang di sambung maka presentasi keberhasilan dari penyambungan akan lebih tinggi.

·         Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang baik bagi pertumbuhan bibit di hasilkan oleh grafting pucuk sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perkembangan bibit kopi arabika, pada awal masa grafting, sebaiknya lokasi pembibitan harus memiliki kanopi, ssehingga jumlah sinar matahari  yang masuk tidak sampai 100%. Hal tersebut di karenakan pada mas awal grafting, bibit yang kita sambung pucuk belum memerlukan cahaya dalam jumlah banyak   untuk pertumbuhannya, sebab sambungan yang di hasilkan masih belum menyatu. Alangkah baiknya jika kita memperkecil tingkat transpirasi pada bibit tersebut dengan cara mengurangi intensitas cahaya yang masuk

 

·         Perawatan

Perawatan yang dilakukan terhadap bibit kopi arabika mulain dari awal grafting pucuk sampai kepada fase akhir pembibitan haruslah dilakukan dengan cermat, kareta perawatan yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula, adapun perawatan yang dilakukan terhadap bibit kopi arabika antara lain :

1)      Selama dalam proses penyungkupan dilakukan penyiraman pada pagi hari dengan frekuensi 1–2 hari sekali tergantung kondisi. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer, untuk menghasilkan semburan yang halus.

2)      Dua minggu setelah sambung dilakukan pemeriksaan hasil sambungan. Sambungan jadi ditandai dengan tidak layunya bibit hasil sambungan

3)      Dilakukan Hardening (penguatan) yaitu dengan cara membuka sungkup secara bertahap

4)      Selanjutnya bibit dipelihara sebagaimana memelihara bibit pada umumnya.

 


BAB V

PENUTUP

 

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek lapang yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa :

1.      persentase tingkat keberhasilan penyambungan (Grafting) pucuk kopi arabika yang dilakukan oleh penulis termasuk sangat tinggi, hal itu ditandai dengan persentase tanaman yang disungkup mencapai 90% dari total bahan grafting pucuk yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan tanaman yang tidak di sungkup hanya 30% dari total bahan grafting pucuk yang ditanam tidak tumbuh dengan baik.

2.      Keberhasilan penyambungan bibit kopi arabika dengan cara grafting pucuk sangat  dipengaruhi oleh sumber indukan yang berkualitas, kondisi lingkungan yang memadai serta perawatan yang dilakukan harus sesuai.

3.       Keuntungan yang dihasilkan dari perbanyakan secara vegetatif antara lain tanaman cepat berbunga dan berbuah serta memiliki keunggulan seperti indukannya.

 

5.2  Saran

 Dalam melakukan usaha perbanyakan kopi arabika dengan cara penyambungan (grafting) pucuk sebaiknya dilakukan dalam kondisi yang steril dan untuk mempercepat masa penyatuan batang yang telah menyambung, sebaiknya tali raffia di lepas setelah batang tersambung dengan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

 

 

AAK. 2006. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Kanisius. Girisonta. 2006. Kopi. Yogyakarta:Kanisius.

Kementrian pertanian. (2017). Outlook kopi 2017. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal-Kementrian Pertanian.

Largo, M. (2014). The Big, Bad Book of Botany. New York City: HarperCollins.

Nazarudin.1993. Kopi Arabika Ekspor Pertama : Tanaman Kebun, Rempah dan Obat, Jakarta: Penebar Swadaya.

Putri, M. A. (2013). Sitem Pemasaran Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Provinsi Aceh : Pendekatan structure, dan performance. Bogor : Intitut Pertanian Bogor.

https://www.youtube.com/watch?v=FNPBUVCIR2w

 

 

 

No comments:

Post a Comment