Friday 22 October 2021

MAKALAH RAGAM BUDAYA DI NAGAN RAYA

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang...................................................................................... 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Demografi............................................................................................. 3

B.     Sejarah................................................................................................... 5

C.     Seni....................................................................................................... 7

D.    Wisata Nagan Raya............................................................................. 11

E.     Budaya................................................................................................ 16

F.      Permainan Masyarakat........................................................................ 20

G.    Makanan.............................................................................................. 23

H.    Kue Khas Nagan Raya:....................................................................... 29

I.       Kegiatan Masyarakat.......................................................................... 32

J.       Budaya dalam Kesehatan................................................................... 32

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 35

A.    Kesimpulan......................................................................................... 35

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 36

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di  AcehIndonesia.[1][4]  Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.

Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan.

Kabupaten Nagan Raya memiliki 10 kecamatan dan 222 gampong dengan kode pos 23661-23672 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 138.670 ( dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 70.039 pria dan 68.631 wanita (rasio 102,05). Dengan luas daerah 354.491 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 42 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, Kabupaten Nagan Raya memiliki luas 3.363,72 km² dengan jumlah penduduk 167.672 jiwa.

Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatra yang subur dan sangat cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di Kecamatan Seunagan, Seunagan Timur, dan Beutong karena ditunjang oleh Sungai Krueng Beutong dan Sungai Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan Soeharto, mantan presiden RI pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut (tahun 1987).

Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok sipil bersenjata. Diharapkan setelah kondisi keamanan membaik, para transmigran kembali untuk menyemarakkan perekenomian Nagan Raya, dari sejak kabupaten tersebut belum genap berusia 2 tahun ini.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Demografi

1.      Profil Kota Nagan Raya

Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi  AcehIndonesia. Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.

Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan.

Negara

Indonesia

Provinsi

Aceh

Tanggal Peresmian

10 apri 2002

Dasar Hukum

UU. No.4 Tahun 2002

Ibu Kota

Suka Makmue

Pemerintahan

·         Bupati

·         Wakil Bupati

 

M.H Jamin Idham , SE

Chalidin Oesman ,SE

Luas

·         Total

 

3,363,72 km2 (1,298,74 sq mi)

Populasi (2017)

167,672 jiwa

Zona Waktu

WIB (UTC+07:00)

Kode Telepon

0655

Kode Kemendagri

11.15

Jumlah Kecamatan

10

Jumlah Kelurahan

-

Jumlah Desa

222 gampong

DAU

Rp.570.763.544.000,-(2018)

PAD

Rp.164.140.534.232,-

APBD

Rp.1.251.178.454.853,-

IPM

69,26 (2016)


2.      Peta

3.      Daftar kecamatan dan jumlah gampong di nagan raya

Kecamatan

Jumlah Gampong

Beutong, Nagan Raya

24

Beutong Ateuh Banggalang ,Nagan Raya

4

Darul  Makmur,Nagan Raya

40

Kuala, Nagan Raya

17

Seunagan,Nagan Raya

35

Seunagan Timur,Nagan Raya

34

Suka Makmue,Nagan Raya

19

Tadu Raya,Nagan Raya

22

Tripa Makmur,Nagan Raya

11

Kuala Pesisir,Nagan Raya

16

 

 

 

4.      Daftar bupati nagan raya

No

Foto

Bupati

Mulai jabatan

Akhir jabatan

Wakil bupati

1

Drs. H .Teuku Zulkarnaini

2002

2006

-

2

Description: Ampong Bang Dukung Kampus IPDN di Jantho | Aceh Info

Drs. H .Teuku Zulkarnaini

2007

2012

-

3

Azwir, S.Sos

2012

2012

-

4

Description: Ampong Bang Dukung Kampus IPDN di Jantho | Aceh Info

Drs. H .Teuku Zulkarnaini

2012

2017

-

5

Description: Bupati Nagan Raya Minta Gunakan Dana Desa Cegah Corona

H. M. Jamin Idham , SE

2017

2022

Chailidin Oesman, SE

 

B.       Sejarah

Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002,tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Kata Naganmemiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut,namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul.Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan,kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata “Nagan”,misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan.

Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatra yang subur dan sangat cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di Kecamatan Seunagan, Seunagan Timur, dan Beutong karena ditunjang oleh Sungai Krueng Beutong dan Sungai Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan Soeharto, mantan presiden RI pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut (tahun 1987).

Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok sipil bersenjata. Diharapkan setelah kondisi keamanan membaik, para transmigran kembali untuk menyemarakkan perekenomian Nagan Raya.

C.      Seni

  1. TariSaman

Description: Tari Saman

Kesenian tradisional khas Aceh yang satu ini sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia maupun dunia. Sayangnya, arti Tari Saman yang sebenarnya kerap disamakan dengan tarian lain. seperti Ratoh Jaroe maupun Ratoh Duek.

Sebenarnya, Tari Saman adalah tari yang dibawakan oleh penari laki-laki secara berkelompok. Jumlah penari dalam kelompok Tari Saman berjumlah ganjil, minimal 9 orang. Tarian ini adalah tarian khas Suku Gayo, yakni suku tertua di Aceh.

Tari Saman dibawakan dengan gerakan menepuk dada dan lantai, diiringi gendangan rebana oleh seorang syeh yang juga menyanyikan lagu dalam bahasa Gayo. Kostum yang digunakan pun adalah pakaian adat suku Gayo.

  1. Ratoh Jaroe

Description: Ratoh Jaroe

Ini dia tarian yang kerap dimaksud sebagai Tari Saman. Ratoh berarti alat musik pukul atau yang biasanya dikenal dengan rebana. Penampil Ratoh Jaroe adalah para wanita yang tidak ditentukan jumlah penarinya.

Kostum yang digunakan memang hampir sama dengan penari Saman. Yakni pakaian adat khas Aceh dengan warna cerah dan kontras, serta memakai ciput yang dihiasi oleh berbagai aksesoris dan tata rias.

Pada tahun 2018 lalu, Ratoh Jaroe ditampilkan dalam pembukaan Asian Games di Jakarta. Ribuan pelajar berpartisipasi sebagai penampil Ratoh Jaroe. Pertunjukan kesenian tradisional khas Aceh ini sontak mendapat apresiasi baik dari warga dunia yang menonton.

 

  1. Tari Likok Pulo

Description: Tari Likok Pulo

Ini adalah salah satu kesenian tradisional khas Aceh yang populer. Sebab Tari Likok Pulo sering ditampilkan di acara kebudayaan dalam negeri maupun luar negeri. Rupanya, tarian ini sudah ada sejak tahun 1849.

Tari Likok Pulo dahulu ditampilkan setelah masa tanam maupun panen padi. Gerakannya sangat khas, yakni tangan dan kepala yang bergerak dinamis seolah menyerupai gerakan kincir air. Suara instrumen rapai atau alat musik pukul rebana mengiringi tari ini.

 

  1. Rapai Geleng

Description: Mengenal Rapa'i Geleng, Tarian Etnis dari Aceh - MerahPutih

Kesenian tradisional khas Aceh ini sudah ada sejak 1952 di daerah Gampong Seuneulop. Umumnya, Rapai Geleng ditampilkan oleh penari laki-laki berjumlah 10 orang.

Sesuai namanya, tarian ini memiliki gerakan kepala yang menggeleng, dan rapai atau rebana yang berpindah dari tangan penari yang satu dengan yang lainnya. Nilai yang terkandung dalam syair lagu dan tarian ini adalah nilai moral masyarakat, serta nilai dakwah Islam.

  1. Rapai Geurimpheng

Description: Rapa'i Geurimpheng

Formasi penari Rapai geurimpheng hampir sama dengan formasi penari Rapai Geleng. Hal yang membedakan adalah gerakan Rapai Geurimpheng lebih beragam. Mulai dari penari yang memukul rapai sambil ikut bernyanyi, serta gerakan badan dan kepala yang lebih dinamis.

Ada sekitar delapan sampai 12 penari dalam sekali pertunjukan Rapai Geurimpheng. Syair lagu yang dibawakan pun beragam, seperti shalawat maupun kisah teladan para Nabi. Nilai tariannya pun masih sama, yakni seputar dakwah dan nilai-nilai Islam lainnya. Tarian ini pun menjadi salah satu kesenian tradisional khas Aceh yang masih dilestarikan.

  1. Tari Laweut atau Tari Seudati

Description: tari seudati

Kesenian tradisional khas Aceh memang identik dengan wadah dakwah Islam yang diiringi doa dan pujian pada Tuhan Yang Maha Esa. Tari Laweut sendiri dibawakan dengan menyanyikan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

Sebanyak delapan penari wanita dan satu penyanyi tampil dalam pertunjukkan tarian asal daerah Pidie ini yang juga dikenal dengan nama Tari Seudati. Gerakannya hampir sama seperti Tari Saman, tetapi dibawakan dalam posisi berdiri, dan tanpa iringan musik.

  1. Tari Tarek Pukat

Description: Tari Tarek Pukat

Kesenian tradisional khas Aceh juga kerap mengambil nilai-nilai keseharian masyarakatnya. Tari Tarek Pukat mengandung nilai sejarah tradisi nelayan saat menangkap ikan dengan jaring.

Sekitar tujuh orang penari wanita menari dengan menggunakan kostum khas pakaian Aceh. Tarian dibawakan dengan ekspresi ceria, dengan menonjolkan sikap gotong royong, rasa kebersamaan dan kerja keras. Terdapat pula seutas tali yang dibentuk menyerupai jaring nelayan.

 

D.    Wisata Nagan Raya

1.      Krueng Isep

 

Sungai krueng isep merupakan wisata alam berupa sungai di kabupaten Nagan Raya, Aceh. Sungai ini memiliki air yang berasal dari pegunungan leuser yang segar dan jernih, serta menawarkan pemandangan sekitar berupa pepohonan rindang, pebukitan dan pegunungan. Gemercik air yg jernih plus barisan batu besar yang ada disekitar sungai menambah keindahan alam.

 

 

 

 

 

2.      Alue Bate Puteh

Alue bate puteh juga merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Nagan Raya dan banyak di kunjungi oleh wisatawan, tempat yang indah dengan danau biru agak kehijau-hijauan yang sangat memukau siapa pun yang melihat nya di tambah dengan pasir dan batu yang berwarna putih menambah keindahan alam wisata Alue Bate Puteh sekaligus menyajikan panorama alam yang sejuk. Sesuai dengan namanya, Alue dalam bahasa Aceh artinya rawa sedangkan Bate puteh artinya batu putih jadi dapat disimpulkan bahwa tempat ini memiliki danau indah plus batu putih yang menarik.

3.      Pantai Indah Naga Permai

Pantai yang berlokasi di Desa Suak Puntoeng, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Pantai Indah Naga Permai merupakan salah satu distinasi wisata yang ada di Nagan Raya pantai ini menawarkan ke indahan pasir pantai yang berwarna kecoklatan serta pepohonan cemara yang tumbuh tinggi menjulang disekitar tepi pantai. Keberadaan pohon cemara menjadi tempat bersuah foto bagi wisatawan dan membuat suasana di Pantai Indah Naga Permai menjadi rindang dan tidak terlalu panas. Di Pantai Indah Naga Permai para wisatawan juga akan disuguhkan dengan fenomena keindahan matahari terbenam di sore hari.

4.      Taman Ratu Balqis

Taman Ratu Balqis atau yang populer dengan sebutan Taman Buah Naga yang terletak di Suka Makmue, kabupaten Nagan Raya, Aceh. Menjadi salah satu icon wisata di Nagan Raya khusunya daerah Suka Makmue, dengan ukiran tugu yang  menyerupai buah naga karena itulah masyarakat setempat lebih suka menyebutnya dengan sebutan “ Taman Boh Naga “. Tugu tersebut menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berswafoto, pada waktu menjelang matahari terbenam tempat ini ramai dikunjungi oleh pengunjung dikarenakan suasana di Taman Ratu Balqis yang terasa sejuk dan menjadi tempat bersantai yang sangat asik.

 

 

 

 

 

5.      Danau Laut Tadu

 

Danau Laut Tadu yang terletak di Desa Alue Gajah,Kecamatan Tadu Raya, Nagan Raya merupakan destinasi wisata yang baru di buka di kabupaten Nagan Raya, Danau Laut Tadu menyajikan pemandangan alam yang mengagumkan. Sebuah danau air tawar yang cukup luas dan diapit oleh pegunungan hijau yang menjulang tinggi suasana sejuk dan damai pun akan sangat terasa bila berada di lokasi wisata yang satu ini, tidak hannya itu para wisatawan pun bisa mengelilingi sungai dengan mengunakan perahu atau bot yang telah disediakan oleh pengelola.

6.      Gunung Singgah Mata

Gunung singgah mata merupakan sebuah gunung yang terletak di dua kabupaten yaitu Nagan Raya dan Aceh Tengah pegunungan singgah mata merupakan bagian dari ekosistem pegunungan leuser yang memiliki wilayah sangat luas, salah satu daya tarik yang ditawar kan oleh tempat wisata ini adalah pemandangan yang indah dari atas atas puncak gunung yang sangat mempesona. Dengan adanya kabut berwarna putih serta udara dingin berpadu dengan keindahan alam yang dihiasi dengan pepohonan hijau menjadi pemandangan yang sangat sayang apabila di lewatkan. Berbeda dengan gunung lainnya di Aceh, Gunung Singgah Mata ini terbilang unik. Di lereng-lereng gunung telah dilakukan pembukaan lahan guna dibangunnya jalan yang menghubungkan antara Nagan Raya-Aceh Tengah dan sebaliknya. Jarak yang harus ditempuh wisatawan untuk mencapai kaki gunung yang berada di Kecamatan Beutong sekitar 44 kilometer dengan perjalanan selama kurang lebih satu jam. Gunung Singgah Mata memang menjadi tempat populer yang tak pernah sepi dari pengunjung terutama wisatawan yang menyukai tantangan. Gunung ini memiliki ciri khas tersendiri, serta daya tarik pada keindahan pemandangan alam yang ditawarkan ketika berada di puncak. Disaat cuaca cerah dan tak tertutup kabut, wisatawan bisa melihat keindahan Kota Nagan Raya bahkan Meulaboh.

7.      Bendungan Irigasi Ule Jalan

 

Bendungan Irigasi Ulee Jalan di Kecamatan Beutong, Nagan Raya menjadi objek wisata yang kini ramai didatangi wisatawan. Tempat wisata yang satu ini merupakan sebuah bendungan irigasi yang cukup besar yang dibangun pada tahun 1991-1993, bendungan irigasi ini berfungsi untuk mengairi daerah persawahan di Nagan Raya sehingga kebutuhan beras dikawasan Nagan Raya dan Aceh Barat terpenuh dengan baik. Bendungan Irigasi ini menyajikan pemandangan alam yang indah terdapat pula air terjun yang tidak terlalu tinggi yang lebarnya sekitar 50 meter. Dan juga dihiasi oleh pegunungan bukit barisan.

8.      Pantai Suak Dama

Pantai Suak Dama yang berlokasi di Desa Babah Lueng, kecamatan Tripa Makmurr Kabupaten Nagan Raya. Dimana pantai yang satu ini menawarkan keindahan pantai dengan rindangnya pohon-pohon yang ada dipinggir pantai.

 

E.     Budaya

1.      Upacara adat Perkawinan Di Nagan Raya

Secara umum acara perkawinan di Nagan Raya dibagi menjadi 4 proses besar, yang kemudian disetiap proses tersebut dibagi lagi acara-acara kecil sehingga jika disebutkan semua maka jumlah acara untuk acara perkawinan ada 8 acara.  Yang  pertama yaitu duek pakat pada prosesi ini linto atau mempelai pria akan mengutarakan niat nya untuk melamar mempelai wanita, kedua melamar Ketika hari melamar telah ditentukan dan disepakati oleh keluarga kedua calon mempelai maka selanjutnya adalah melamar sang calon mempelai wanita. Biasanya yang pergi adalah keluarga besar calon suami dengan juru bicara adalah selangke yang telah dipilih di acara duk pakat pertama. Ketiga duek pakat kedua di prosesi ini penentuan besar kecil nya acara yg akan di buat nanti dan banyak nya tamu yg akan di undang. Ke empat pajoh bu tuha, Pajoh bu tuha adalah acara yang diadakan pihak keluarga untuk membentuk panitia yang akan diisi oleh masyarakat desa dimana akan diadakan acara tersebut, pada malam pajoh bu tuha pihak keluarga menyediakan makanan berupa blukat (nasi ketan). Kelima malam boh gaca yaitu malam melukis inai di tangan dan kaki linto dan dara baroe. Ke enam uroe seumano atau hari dimandikan secara adat dengan adanya tarian -tarian yg di sebut dengan grop seumano atau grop phoe, ke tujuh uroe acara Ketika hari acara, tidak jauh berbeda dengan perayaan ditempat lain, akan tetapi dalam adat Nagan Raya pada pagi hari ada acara preh dara baroe (menuggu mempelai wanita), ketika dara telah datang maka wali dari linto (mempelai laki-laki akan menjemput dan menggendongnyya untuk dibawa masuk kedalam rumah. Tapi sebelum itu biasanya ketika dara baronya datang akan disambut dengan tarian ranup lampuan serta kaki si dara baroe akan dicuci diair yang telah dicampur dengan bunga sebagi tanda sudah diterima dirumah linto sebagi anggota kelaurga baru dengan senang hati. Ke delapan acara penutup yaitu setelah selasai acara maka dilanjut dengan membuka kado yang dihadiri oleh seluruh keluarga besar dan masyarakat sekitar.

 

 

 

2.      Upacara Peusijuek

Upacara peusijeuk yang merupakan tradisi memercikkan air yang dicampur dengan tepung tawar kepada seseorang yang sedang mempunyai hajat tertentu. Juga termasuk Budaya atau Adat di Nagan Raya yang masih dilakukan sampe sekarang dan akan terus dilaksanakan hingga turun temurun.

3.      Upacara Adat Peucicap (Turun Tanah )

 

Peucicap merupkan salah satu serangkaian uapacara adat Orang Aceh,pasca ibu melahirkan. Dan juga di iringi dengan  sholawat-sholawat nabi dan Lantunan Ayat suci Al-qur’an. Salah satu yang menarik adalah ketika selesai acara bayi akan di gendong oleh ibu nya atau ayah nya kemudian di payungi dengan payung khas daerah aceh yang identik dengan aksesoris aceh, kemudian setelah orang tua dari bayi duduk didepan pintu rumahnya kemudian ustadz akan memecahkan kelapa di atas payung tersebut. Itu adalah salah satu tradisi budaya di Nagan Raya.

 

4.      Tradisi Madeung Atau Duk Dhapu

 Tradisi madeung atau duk dhapu merupakan tradisi penyembuhan secara tradisional pada ibu pacsa bersalin, tradisi ini telah turun temurun pada masyarakat aceh secara umum.madeung ini berlangsung selama 44 hari dan banyak pantangan yang tidak boleh dilakukan saat sedang madeung

5.      Tradisi tolak bala

 Tradisi tolak bala di Nagan Raya masih dilakukan sampai sekarang, yang dilakukan setiap tahun (setahun sekali ) pada akhir bulan safar atau yang sering disebut oleh masyarakat dengan sebutan uroe rabu abeh ( tulak bala ). Uroe rabu abeh biasanya dilaksanakan pada hari rabu terakhir dalam bulan safar yaitu salah satu bulan di dalam kalender hijriah Yang identik dengan cuaca nya yang tdak menentu atau beraura kurang baik. Yang dilakukan dengan melakukan doa bersama di masjid, meunasah, sungai, laut  atau di dayah dengan membacakan doa-doa agar di jauhkan dari segala marabahaya.

 

F.     Permainan Masyarakat

1.      Geulayang Tunang

Geulayang tunang terdiri atas dua kata yaitu geulayang yang berarti layang-layang dan tunang yang berarti pertandingan, dari namanya sudah  jelas bahwa galayang tunang merupakan pertandingan layang-layang atau adu layang-layang yang di selenggarakan pada waktu tertentu yang dimainkan dilapangan yang luas seperti di lapangan sepak bola, persawahan dan sebagainya. Permainan ini sangat di gemari oleh masyarakat diberbagai daerah di Aceh, termasuk masyarakat Nagan Raya.

 

 

 

 

2.      Patok Lele

Patok lele merupakan permainan tradisional khas daerah aceh terutama dj daerah Nagan Raya meski sekarang sudah sangat jarang kita melihat permainan ini dimainkan namun permainan ini masih bisa kita jumpai di desa-desa atau di kampung-kampung, Permainan patok lele dimainkan oleh 2 kelompok yang anggota kelompoknya berjumlah sama. Cara memainkan Patok Lele yaitu pertama kita harus menggali lobang tidak terlalu dalam kemudian meletakkan kayu yg sudah disesuaikan dengan lobang yang digali tadi sedangkan kayu yang panjang digunakan untuk melempar kan kayu kecil yang berada di lobang tadi.Lalu di lemparkan ke arah lawan jika bisa tertangkap oleh lawan maka permainan akan digantikan oleh lawan yang berjaga tadi.Dan jika tidak bisa tertangkap maka permainan akan terus dilanjutakn oleh pemain tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

3.      Teut Beudee Trieng

Teut beudee trieng merupakan tradisi turun temurun yang dimainkan masyarakat Aceh, terutama masyarakat Nagan Raya, teut beudee trieng merupakan permainan yang dimainkan pada waktu atau acara tertentu sperti pada malam takbiran kita akan melihat suansana seperti ini, teut beude trieng yaitu menyalakan meriam bambu yang bermodalkan minyak tanah, bambu (trieng), dan mancis. Khas teut beudee trieng ini yaitu suaranya yang begitu besar tak heran jika kita mendengarnya se olah-olah kita sedang berada pada situasi  perperangan.

4.      Meuen Kelereng

Kelereng merupakan salah satu mainan anak-anak yang paling populer khususnya bagi anak laki-laki.Kelereng di beberapa daerah disebut juga dengan nama gundu, neker, gotri, atau guli.permainan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi yang hampir semua daerah memainkan nya termasuk di daerah Nagan Raya, Aceh. Permainan yang dapat menghibur anak-anak cara memainkan kelereng yaitu kelereng dimainkan oleh 2 orang atau lebih kemudian mengumpulkan kelereng masing-masing lalu meletakkannya di atas tanah dan melingkari dengan bentuk bundar (mekingkar bulat ) lalu pemain akan melemparkan atau. Menyentil kelereng nya ke arah kelereng yang berada dalam lingakaran tadi, jika kelereng itu kena dan keluar dari garis lingkaran tersebut maka kelereng yang keluar itu akan menjadi milik sj pemain.

 

  1. Makanan

1.      Gulee Reubong

Description: download (12)

Gulai kuah reubong juga termasuk dalam kategori sayur. Karena diolah dari rebung bambu atau tunas bambu. Tunas bambu akan muncul di sekitar batang induk. Tunas inilah yang dipotong lalu dibuang kulit luarnya. Setelah diiris tipis-tipis tunas bambu itu di rendam beberapa hari. Kemudian baru dimasak. Rebung bambu ini dimasak dengan santan atau asam pedas. Kuah Reubong sering dijumpai di daerah pendesaan.  Dan sering dihidang untuk pelengkap menu pada acara perkawinan.

 

 

 

 

2.      Gulee On Paku.

Description: download (13)

3.      Keureuling Asam Keueng.

Description: download (14)

Gulai eungkot kerling  (ikan jurung) Juga salah satu kuliner Nagan Raya  yang diincar oleh para pendatang. Bahkan ikan kerling menjadi menu istimewa bagi masyarakat Nagan Raya.  Ikan kerling (ikan jurung) hidup di air tawar yang dalam.

4.      Gulee Plik U.

Description: download (15)

Pliek-u" atau patarana adalah sisa atau ampas kopra (kelapa) yang minyaknya sudah diperas dengan alat tradisional yaitu dua bilah papan yang dipress dengan baut besar. Masyarakat di pedesaan Aceh, sejak masa jayanya Kerajaan Aceh sampai kini masih terus mengolah kelapa secara tradisional. Olahan kelapa ini menghasilkan minyak goreng yang disebut dengan "minyeuk reutik." Ampasnya tidak dibuang, tetapi dijemur kembali sehingga menjadi "pliek-u" yang berwarna hitam. Pliek-u memancarkan aroma minyak kelapa yang khas. Dalam tradisi masyarakat Aceh, "pliek-u" menjadi salah satu bumbu penyedap untuk mengolah sayuran menjadi gulai (kuah) pliek-u. Gulai ini sangat digemari oleh warga Aceh, baik yang masih tinggal di Aceh apalagi yang sudah lama di perantauan. Kuah pliek-u bagaikan sebuah wadah perekat warga Aceh yang tinggal di perantauan. Bila ada acara kangen-kangenan warga Aceh di rantau, dapat dipastikan bahwa hidangan utamanya adalah kuah pliek-u.

5.             Sambai On Kaye ( sambal daun-daunan)

Description: download (16)

6.             Ungkot to ( ikan kering)

Description: download (17)

7.             Gulai Ungkout Yee (Ikan Hiu).

Description: photo

8.             Anyang Petek (Daun Kates/Pepaya).

Description: download (18)

9.             Ungkout Sembam.

Description: images (2)

 

 

 

 

 

10.         Gulee Jruk Drien.

Description: download (20)

Gulai ini terbuat dari durian yang dipermentasi.  Kemudian dimasak dengan sayur atau ikan dan udang. Di lengkapi dengan serai, kunyit, bawang dan daun jeruk purut.Kuah jruek drien enak disantap dengan nasi yang masih panas. Apalagi ditambah dengan sambal lado. Banyak orang yang belum mencobanya. Merasa jijik dengan makanan ini. Namun, setelah mencicipinya akan ketagihan .

 

11.         Gulee Puteh. (Sayur masak santan putih)

Description: photo (1)

 

12.         Krueng Sambai Sunti (lokan sambal Sunti)

Description: download (21)

13.         Bu Kulah (nasi yang dibungkus menggunakan daun pisang)

Description: 1

Inilah nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Ini nasi biasa. Daun pisang pun mudah didapat di sekitar. Membungkus nasi dalam daun pisang bisa berbentuk piramida maupun berbentuk persegi empat, di Aceh disebut bungkus mie goreng. Ukuran bungkus daun pisang ini disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi, satu bungkus nasi dalam daun pisang ini cukup untuk mengenyangkan perut orang dewasa.

14.         Gulai Boh Panah (gulai nangka)

Boh panah atau nangka yang masih muda juga dijadikan masakan lezat. Nangka muda itu dipotong-potong kecil-kecil lalu dicampur dengan bumbu khusus. Jika di acara pesta (kenduri), tambahan lain bisa berupa daging kambing maupun kerbau. Daging kambing dan kerbau yang dicampur dengan nangka ini biasanya sisa daging yang telah dimasak dengan menu lain. Gulai ini tak semua orang bisa menyantapnya.

 

 

 

 

 

H.    Kue Khas Nagan Raya:

1.             Kue karah.

Description: download (19)

Kue Karah merupakan salah satu pengganan tradisional khas Nagan Raya. Kue yang sangat terkenal dari masa ke masa ini terbuat dari campuran tepung beras dan santan kelapa yang menghasilkan citarasa manis, renyah dan gurih. Dibuat dalam berbagai macam bentuk yang unik, seperti bundar, lemping, dan segi tiga, kue karah juga biasa disebut kue sarang burung karena teksturnya menyerupai serabut. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Nagan Raya, tidak sah rasanya jika belum mencoba renyahnya karah yang dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut. Resep olahan turun temurun ini tak pernah pudar karena sering kali disajikan pada saat pesta pernikahan sebagai hantaran dari pihak pengantin laki-laki (linto baro) kepada pihak pengantin perempuan (dara baro dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran biasanya.Tidak hanya sebagai hantaran pernikahan, karah juga disajikan pada saat menjelang hari raya atau acara adat dan kenduri Aceh.

Description: IMG-20200220-WA0032   Description: IMG-20200220-WA0033

Alat pembuatan kue Karah masih sangat tradisional yaitu menggunakan tempurung kelapa yang memiliki 6 lubang kecil sebagai acuan adonan tepung beras, serta sepasang kayu sebagai spatula untuk membentuk kue karah sesuai keinginan, dan terakhir tempurung yang di lubangi satu titik untuk meniriskan minyak dari kue karah yang sudah matang. Dalam proses penggorengan kue karah langkah pertama, adonan tepung beras di masukkan ke tempurung yang akan diputar pelahan hingga membentuk lingkaran kecil di atas minyak, langkah kedua menunggu hingga warna kekuningan setelah itu membentuk kue sesuai keinginan menggunakan spatula, dan langkah terakhir kue di angkat dan tiriskan di dalam tempurung.

2.             Aneuk Reuteuk

Description: 761927_4692848e-d04a-4ba4-ab6a-474026bea3c7_600_600

 

3.             Kue Bolu

Description: download (25)

 

4.             Wajeb

Description: wajik-ketan-foto-resep-utama

 

5.             Lepek Sage (Legok)

Description: photo (2)

 

6.             Putro Mano

Description: download (24)

Putro Mano adalah makanan ringan yang biasanya disajikan ketika ada acara pernikahan, ataupun Duk Pakat (rapat keluarga). Putro Mano ini adalah suatu makanan yang terbuat dari tepung beras ketan yang diberi warna dan dibulat-bulatkan kemudian direbus menggunakan santan dan daun pandan sebagai pewanginya.

 

I.       Kegiatan Masyarakat

a.       Perkantoran

b.      Bangunan

c.       Bercocok tanam (tani)

d.      Melaut

e.       Berdagang

 

J.      Budaya dalam Kesehatan

Dalam usaha untuk melawan penyebaran virus COVID-19  selain tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat Aceh memiliki cara tersendiri dalam menghadapi ancaman pandemi COVID-19 yang mereka dapatkan dari khazanah kebudayaan berupa kisah dan pengalaman para nenek moyang mereka terdahulu. 

Apabila kita melihat dari sejarah panjang bangsa Aceh dijelaskan bahwa masyarakat Aceh telah lama dan cukup familiar dalam menghadapi wabah penyakit yang mematikan dan juga menular seperti pandemi COVID-19 ini. Mereka mengenalnya dengan istilah “tha’eun”, istilah ini sendiri diambil dari kata serapan bahasa Arab “at-tha’un” yang berarti wabah penyakit. wabah penyakit ini memiliki gejala seperti demam dengan suhu tubuh tinggi, flu, batuk, sesak napas, muntah-muntah, dan sakit-sakit diseluruh tubuh. 

Masyarakat Aceh memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap kuasa Tuhan sehingga mereka beranggapan segala penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian. Diyakini juga bahwa setiap penyakit berasal dari Tuhan dan dengan memperbanyak ibadah dan doa diyakini penyakit tersebut akan segera diangkat serta dijauhkan dari kita hambanya. 

Berbagai usaha penyembuhan dari penyakit berupa pandemi virus juga telah dipraktekkan oleh masyarakat Aceh pada zaman dahulu dan telah ditulis dalam manuskrip-manuskrip kuno seperti pada naskah Mujarhabat yang berisikan tentang pengobatan-pengobatan tradisional. 

Pada naskah manuskrip tersebut disebutkan bahwa jika ada virus yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang manusia cara penyembuhannya adalah dengan menyiapkan dua ruas bawang putih dan 5 sendok makan madu hutan, caranya adalah bawang putih tersebut digiling hingga menjadi halus lalu dicampurkan dengan madu dan diminum setiap harinya per satu sendok teh. Dalam catatan sejarah dalam buku The Achehnese yang ditulis oleh Snouck Hurgronje dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indoensia menjadi buku “Aceh di Mata Kolonial”, disebutkan bahwa dalam tradisi masyarakat Aceh pada zaman dahulu untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan mencegah penularan virus Tha’eun adalah dengan menyeburkan diri kedalam air laut karena air laut diyakini dapat menghilang virus dan berbagai penyakit lainnya. 

Pada sebagian masyarakat Aceh juga terdapat tradisi unik untuk mengusir penyebaan wabah virus corona ini yaitu tradisi “Meujalateh” yang merupakan ritual yang dilakukan masyarakat berupa pawai mengelilingi kampung sambil membacakan nazam isim “Ya Latif”. Selain itu sambil melakukan pawai secara bersama-sama, setiap masyarakat membawa satu tongkat yang terbuat dari pohon bambu yang telah diisi dengan sejumlah batu kerikil dan dibagian atas tongkat dipasangkan serat ijuk pohon aren. Suara nazam ya latif dan hentakan tongkat ini diyakini bisa untuk mengusir wabah dan setan yang mengganggu kampung tersebut. Tradisi meujalateh ini bisa dan banyak kita jumpai di daerah pesisir Barat-selatan Aceh.

Tradisi serupa juga banyak dilakukan oleh masyakat Aceh khususnya pada akhir bulan safar atau “Rabu Habeh” dengan ritual keliling kampung pada malam hari menggunakan Suwa atau obor sambil membaca doa-doa tertentu agar dijauhkan dari seluruh wabah penyakit termasuk pandemi COVID-19. Selanjutnya pada masyarakat Aceh juga terdapat tradisi yasinan dan samadiah secara berjama’ah yang dilakukan setelah pelaksaan shalat magrib di Masjid atapun Meunasah di kampung masing-masing. Beberapa tradisi tersebut masih dipraktekkan oleh masyarakat Aceh hingga sekarang dan digunakan sebagai salah satu rujukan atau acuan dalam usaha untuk memerangi serta menjauhkan diri dari ancaman penularan pandemi COVID-19 yang telah sangat meresahkan ini.

Berkaca dari sejarah berupa khazanah kebudayaan para nenek moyang kita dahulu dalam menghadapi wabah tha’eun ini, kita semua seharusnya bisa belajar dan mengambil hikmah dari tradisi terdahulu. Adalah bahwa untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi virus corona pertama kita harus selalu senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pencipta dengan beribadah seraya berdoa memohon kepada-Nya agar dijauhkan dari pandemi ini. Kemudian bagi kita masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kesehatan tubuh serta apabila sakit bisa mencoba melakukan pengobatan dengan cara-cara yang telah diuraikan diatas dan tetap yang terpenting selalu mengikuti protokol kesehatan. 

Selanjutnya juga sangat diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah Aceh dan masyarakat, karena dari pengalaman dan sejarah masa lalu dapat kita cermati bahwa masyarakat Aceh merupakan masyarakat yang solid dan patuh terhadap pemimpin mereka yang amat jujur dan amanah yaitu para ulama dan Raja/ratu,  kesolidan ini terlihat ketika daerah mereka terserang wabah maka semua kalangan saling bekerja sama untuk menghadapinya. 

Hal ini seharusnya menjadi acuan bagi Pemerintah Aceh dan masyarakat masa sekarang untuk saling bahu-membahu dalam menghadapi serangan pandemi ini. Pemerintah dituntut agar selalu jujur dan amanah dalam mengeluarkan setiap kebijakan agar berdampak positif bagi masyarakat serta harus menjamin kehidupan masyakarakat tetap membaik selama masa masa Pandemi. Begitu pula bagi kita masyarakat harus bisa patuh dengan menjaga diri sendiri agar penularan pandemi COVID-19 bisa segera berhenti dan kembali menikmati kehidupan tanpa pandemi.

 


BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh Indonesia.[1][4] Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.

Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan.

Kabupaten Nagan Raya memiliki 10 kecamatan dan 222 gampong dengan kode pos 23661-23672 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 138.670 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 70.039 pria dan 68.631 wanita (rasio 102,05). Dengan luas daerah 354.491 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 42 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, Kabupaten Nagan Raya memiliki luas 3.363,72 km² dengan jumlah penduduk 167.672 jiwa.

Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan.


DAFTAR PUSTAKA

 

http://chaerolriezal.blogspot.com/2014/02/kebudayaan-masyarakat-nagan-raya.html

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gesture/article/view/870

https://id.wikipedia.org › wiki › Kabupaten_Nagan_Raya

No comments:

Post a Comment