Wednesday 11 November 2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Y DENGAN GASTROENTERISTIS

 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Y DENGAN GASTROENTERISTIS

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Diare  pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari 37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 – 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak (23,2%) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas.

Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping obat.

 

 

Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.

Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap dibeberapa penelitian. Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah / menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, gastroenteristis merupakan salah satu masalah yang jika tidak ditangani dengan baik akan terus meningkatkan morbiditas dan mengganggu kualitas hidup manusia. Dengan memberikan asuhan keperawatan secara benar, cepat, dan tepat dapat membantu pasien dengan gastroenteristis maka kelompok tertarik untuk mempelajari lebih lanjut kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada An. Y dengan Gastroenteristis di Ruang Arafah I Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”.

B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif pada pasien An. Y dengan Gastroenteristis di Ruang Arafah I Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

2.      Tujuan Khusus

a.       Mahasiswa mampu untuk menjelaskan Konsep dasar, Definisi, Etiologi, Manifestasi klinis, Patofisiologi, Komplikasi, pemeriksaan diagnostic dan penalaksanaan pada gastroenteristis.

b.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian pada An. Y dengan Gastroenteristis.

c.       Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengobservasi serta merumuskan masalah keperawatan pada An. Y dengan Gastroenteristis.

d.      Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan yang mencakup intervensi pada An. Y dengan Gastroenteristis.

e.       Mahasiswa mampu menjelaskan atau melaksaanan tindakan keperawatan pada An. Y dengan Gastroenteristis.

f.       Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi pada An. Y dengan Gastroenteristis.

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Definisi

Gastroenteristis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suriadi,Rita Yuliani,  2001).

Gastroenteristis didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).

Gastroenteristis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

Jadi Gastroenteristis dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

  1. Etiologi

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.

1.       Faktor infeksi

Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:

-          Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Aeromonas, dll.

-          Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.

-          Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (entamoeba histolitika, giardia lamblia), jamur (candida albicans).

-          Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.

2.       Faktor malabsorpsi

a.       Malabsorpsi karbohidrat

b.      Malabsorpsi lemak

c.       Malabsorpsi protein

3.       Faktor makanan

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.

4.       Faktor psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.

  1.  Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:

1.      Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah

2.      Suhu tubuh meninggi

3.      Feces encer, berlendir atau berdarah

4.      Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

5.      Anus lecet

6.      Muntah sebelum dan sesudah diare

7.      Gangguan gizi akibat intake makanan kurang

8.      Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.

  1. Patofisiologis

Proses terjadinya Gastroenteritis/yang sering kita sebut dengan diare dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan faktor diantaranya:

1.      Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

2.      Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.

3.      Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.

4.      Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis.

 

  1. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:

1.       Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)

2.       Renjatan hipovolemik

3.       Hipokalemia

4.       Hipoglikemia

5.       Intoleransi laktosa sekunder

6.       Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7.       Malnutrisi energi protein

  1. Pemeriksaan Diagnostik

1.         Laboratorium :

-          Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

-          Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

-          AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)

-          Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2.         Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumonia

  1.  Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.

1.       Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

v Jenis cairan

a)Cairan rehidrasi oral

-       Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa

-       Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain.

b)     Cairan parenteral

v Jalan pemberian cairan

a)    Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik.

b)   Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.

c)    Intravena untuk dehidrasi berat.

v Jumlah cairan

Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak

v Jadwal pemberian cairan

a)    Belum ada dehidrasi

-          Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar

-          Parenteral dibagi rata dalam 24 jam

b)   Dehidrasi ringan

-          1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik

-          Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

c)    Dehidrasi sedang

-          1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik

-          Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

d)   Dehidrasi berat

-          Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak

2.       Pengobatan dietetic

a)    Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan  berat badan kurang dari 7kg, jenis makanannya adalah:

-       Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak tak  jenuh)

-       Makanan setengah padat (  bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)

-       Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan

b)   Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.

3.       Obat-obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau kar bohidrat lain(gula, air tajin, tepung beras, dll)

a)    Obat antisekresi

b)   Obat antispasmolitik

c)    Obat pengeras tinja

d)   Antibiotika, kapan perlu

4.       Pencegahan

Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.

Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).

5.       Perawatan dirumah

v  Prinsip pengobatan diare

Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:

-       Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).

-       Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.

 

Larutan Garam-Gula

Larutan Garam-Tajin

Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.

Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.

Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan

 


 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Y DENGAN GASTROENTERISTIS

DI RUANG ARAFAH I RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH

Tanggal MRS              : 05 Maret 2020           Jam Masuk         : 08.00 WIB

Tanggal Pengkajian     : 06 Maret 2020           No. RM              : 1-23-41-50

Jam Pengkajian           : 10.30 WIB                Hari Rawat ke             : 2 Hari

Diagnosa Masuk : Gastroenteristis

A.    Biodata

1.         Identitas Pasien

Nama                                    :  An Y

Umur                         : 1 tahun

Jenis Kelamin            : Perempuan

Suku Bangsa             : Aceh, Indonesia

Agama                      : Islam

Pekerjaan                  : tidak bekerja

Pendidikan                : belum sekolah

Alamat                      : Aceh Besar

2.         Penanggung Jawab

Nama                                                : Tn. I

Umur                                     : 26 Tahun

Jenis Kelamin                        : Laki-laki

Pendidikan                            : SMA

Pekerjaan                              : Swasta

Hubungan dengan pasien     : Ayah Kandung

 

B.     Riwayat Kesehatan

1.       Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan An. Y BAB ≥10 kali cair dan muntah.

2.       Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit ±6 hari mencret dan dalam satu hari An. Y mencret lebih dari 10 kali cair dan muntah. Sudah diperiksakan kedokter spesialis anak tidak ada perubahan lalu keluarga membawa anak ke RSUDZA melalui IGD dan disarankan untuk rawat inap.

3.       Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah menderita diare dan baru kali ini An. Y dirawat dirumah sakit.

4.       Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis atau infeksi usus.

5.       Riwayat imunisasi

Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An. Y mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit maka imunisasinya ditunda sampai An. Y sembuh.

6.       Riwayat kehamilan dan persalinan

a.         Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya  pada  bidan  mendapat  imunisasi  TT  1x,  vitamin  dan penambahan darah.

b.        Riwayat persalinan : An. Y lahir dengan BB 2900 gram, panjang badan 48 cm lahir dengan normal dirumah bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.

c.         Post natal:          tidak    ada      kelainan           pada    An.      Y setelah kelahiran, anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia ada.

7.       Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan : berat badan saat ini : 8,6 kg

Gigi sudah tumbuh

Perkembangan : umur 3 bulan anak sudah bisa mengangkat kepala memasukkan tangan kemulut. Umur 6 bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8 bulan mulai merangkak.umur 12 bulan pasien sudah bisa berdiri dan mulai berjalan sendiri.

Hospitalisasi : anak takut bila berpisah dengan orang tuanya

 

C.    Pola Kesehatan Fungsional

1.      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting khususnya An. Y karena masih balita.upaya keluarga untuk mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An. Y serta selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan bermain anaknya.

2.      Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum sakit An. Y makan sesuai porsi yang diberikan oleh ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan susu. Selama sakit An. Y mengalami penurunan BB yang sebelumnya 10 kg menjadi 8,6 kg nafsu makan An.Y juga menurun, pada saat makan disuapi ibunya An. Y selalu muntah.

3.      Pola Eliminasi

Sebelum sakit An. Y BAB secara norma dan tidak ada gangguan dalam satu hari ±1 kali dengan konsistensi kuning kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali dalam sehari dengan konsistensi cair. Untuk BAK an. Y tidak mengalami masalah, dalam satu hari ± 2 kali BAK.

4.      Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah yaitu bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An. Y minta untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.

5.      Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan, selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena rewel selalu menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari 10 kali.

6.      Pola Persepsi dan Kognitif

Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.

7.      Pola Hubungan dengan Orang Lain

Keluarga mengatakan An. Y tidak ada masalah dalam berhubungan dengan teman sebayanya, pada saat pengkajian An. Y tidak merasa takut dengan petugas perawat klien selalu tenang dan tidak menangis.

8.      Pola Reproduksi dan Seksual

An. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak ada gangguan diorgan reproduksinya.

9.      Persepsi dan Konsep Diri

An. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun petugas kesehatan lainnya, Setiap dilakukan tindakan keperawatan pada An. Y selalu tenang.

10.  Pola Mekanisme Koping

An. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat yang merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.

 

11.  Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya

Keluarga An. Y beragama islam dan Alhamdullilah dalam keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.

 

D.    Pengkajian Fisik

1.      Keadaan Umum        : lemah

2.      Tingkat Kesadaran    : composmentis

3.      Tanda-tanda vital

Suhu  : 37,5 °C

RR    : 36 kali/menit

Nadi : 118 kali/menit

4.      Pengukuran Autopometri

Berat Badan              : 8,6 kg

Tinggi Badan            : 78 cm

Lingkar Lengan Atas : 14 cm

5.      Pemeriksaan Fisik

v  Kepala                : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan

v  Rambut              : Hitam, bersih

v  Mata                   : Cekung, konjungtiva anemis, ada sedikit  secret.

v  Hidung               : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen, tidak ada epistakses

v  Telinga               : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh, tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan

v  Mulut                 : Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih.

v  Leher                  : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

v  Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak sama, tidak nampak penggunaan otot bantu pernafasan

v  Abdomen           : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris Bising usus > 30 x /menit

v  Genital               : tidak menggunakan kateter

v  Anal                   : ada kemerahan dan  lecet.

v  Ekstremitas        : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3 detik, untuk   mobilitas   dan   keamanan   (koordinasi   otot, pergerakan tubuh) di semul ekstremitas baik, terpasang infus RL di ekstremitas atas dekstra

6.      Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Periksa Tanggal 05 Maret 2020

                                              Hasil satuan                 Normal

Hemoglobin                          12,3 gr/dl                     11.00-1300

Hematokrit                            36,8 %                         36.0-44.0

Leukosit                                8.400 ribu /mmk          6.00-18.00

Trombosit                              438.000 ribu /mmk      150.000-400.000

Erytrosit                                3,86 juta/mmk             3.60-5.00

MCV                                     88 FL                          77.00-101.000

MCH                                     28 pg                           23.00-31.00

MCHC                                  31 g/dl                         23.00-36.00

Pemeriksaaan feses

Warna           :kuning

Konsistensi   :  cair

Bakteri          :(+)

Sudan II        :(+)

7.      Therapy VitBc3x1/2tab

Paracetamol 3x100 mg

Kalmoxicilin 3.200 mg

RL : 12 TPM

Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah laktosa)


ANALISA DATA

 

No

Data

Masalah

Etiologi

1

DS : Ibu klien mengatakan An. Y mencret ± 6 hari dan dalam satu hari mencret lebih dari 10 kali cair.

DO :

-   Abdomen kembung

-   Peristaltik usus (≥ 30 kali/menit)

 

Gangguan eliminasi BAB : diare

Peningkatan peristaltic usus

2

DS : Ibu klien mengatakan An. Y mencret ± 6 hari dan dalam satu hari mencret lebih dari 10 kali cair.

DO :

-   Turgor jelek

-   Mukosa bibir kering

-   CRT  > 3 detik

-   S : 375 oC

-   N : 118 x/menit

Defisit volume cairan

Kehilangan cairan sekunder terhadap diare

3

DS : ibu klien mengatakan An. Y sesaat setelah disuapi makan olehnya langsung muntah

DO :

-   BB sebelum sakit : 10 kg

-   BB selama sakit : 8,6 kg

-   LILA : 14 cm

-   Mual-muntah

-   Konjungtiva anemis

Resiko kekurangan nutrisi

Mual muntah

4

DS : Ibu mengatakan anak bab satu hari lebih daroi 10 kali cair, ibu mengatakan anus anak kemerahan ada lecet.

DO : tampak area perianal an. Y kemerahan dan lecet

 

Gangguan integritas kulit

Iritasi daerah perianal, seringnya defekasi

 

 


 

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 

1.      Gangguan eliminasi diare berhubungan dengan proses inflamasi, peningkatan peristaltik usus

2.      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare

3.      Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual muntah

4.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah perianal, seringnya defekasi

 

 

 

INTERVENSI

No

Tanggal

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1

06 Maret 2020

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan BAB menjadi normal. Dengan K.H :

-       Frekuensi defekasi BAB normal.

-       Feses berbentuk.

-       Diare teratasi

-      Observasi dan catat frekuensi defekasi

-      Tingkatkan tirah baring, berikan alat- alat disamping tempat tidur

-      Ganti popok sesering mungkin

-      Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare misal : sayur-segar dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu

-      Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih tiapam hindari minuman dingin.

-      kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi misal : antikolinergik

-      Membantu membedakan penyakit individu da mengkaji beratnya tiap defekasi

-      Istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi

-      Menjaga kulit daerah anal agar tetap kering.

-      Menghindari iritasi meningkatkan istirahat usus

-      Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsang makanan atau minuman. Makan kembali secara bertahap mencegah terjadinya kram dan diare berulang

-      menurunkan mortilitas atau peristaltik usus dan menunjukkan sekresi degestif untuk menghilangkan kram dan diare

2

06 Maret 2020

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat mempertahankan cairan dan elektrolit. Dengan K.H :

-       Turgor baik

-       CRT < 2 detik

-       Mukosa lembab

-      Kaji tanda-tanda dehidrasi

-      monitor intake dan output

-      Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum yang banyak

-      Pertahankan cairan parental dengan elektrolit

-      untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan mencegah syok hipovolenik

-      Untuk mengetahui balance cairan

-      Untuk mengembalikan cairan yang hilang

-      Untuk mempertahankan cairan

3

06 Maret 2020

Setelah dilakukan tindakan keperwawatan out-put berkurang. Dengan K.H :

-       Kebutuhan nutrisi teratasi/ normal

-       BB normal dan tidak ada tanda-tanda malabsorbsi nutrisi

-      Beri diit makanan yang tidak merangsang(lunak)

-      Anjurkan keluarga atau klien untuk makan dalam keadaan hangat

-      Anjurkan beristirahat sebelum makan

-      Timbang BB

-      Meringankan absorbsi usus untuk mencerna.

-      keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan

-      Memudahkan penyerapan nutrient

-      Mengetahui peningkatan nutrisi yang telah diprogramkan.

4

06 Maret 2020

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kesehatan jaringan kulit daerah perianal menjadi normal. Dengan K.H :

-       Tidak ada lesi

-       Tidak ada kemerah- merahan dianus

-      Observasi integritas kulit

-      Berikan perawatan daerah anus

-      Berikan pakaian yang longgar

-      Beri stek laken diatas perlak klien

-      Kolaborasi pemberian diet tinggi protein

-      Menetapkan penatalaksanaan selanjutnya

-      Menurunkan kerusakan integritas kulit dianus

-      Untuk memudahkan bebas gerak

-      Mencegah gerakan tiba-tiba pada bokong.

-      Protein berfungsi untuk pembentukan jaringan baru.

 

           

 

 

 

 

IMPLEMENTASI

No

Tanggal

Implementasi

Respon perkembangan

I & II

06 Maret 2020

 

Jam 11.00 WIB

Mengobservasi keadaan umum klien.

S : Ibu klien mengatakan An. Y mencret ± 6 hari dan dalam satu hari mencret lebih dari10 kali cair.

O:

-   Turgor jelek

-   Mukosa kering

-   CRT  > 3 detik

-   S : 3750C

I

06 Maret 2020

Jam 11.10 WIB

Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum yang banyak apalagi setelah BAB

S   : ibu klien  mengatakan  akan memberikan An. Y banyak minum

O : S : 37,5 0C, RR : 36 x/ menit, N : 118x/menit

II

06 Maret 2020

Jam 11.20 WIB

Mempertahankan cairan parenteral dengan mengganti yang baru karena habis

S :  -

O : Cairan infuse terpasang RL yang baru dengan tetesan 12 tpm

III

06 Maret 2020

Jam 11.30 WIB

Menganjurkan keluarga untuk memberikan   makan   dalam keadaan hangat

S : Ibu mengatakan akan memberikan makan dalam keadaan hangat

O : Keluarga terlihat mendengarkan

I, II & III

06 Maret 2020

Jam 11.50 WIB

Monitor tanda-tanda vital dan menimbang BB

S : -

O : S : 379 0C, RR : 26x/ menit, N : 104x/menit BB : 8,6 kg

I

06 Maret 2020

Jam 11.20 WIB

Mengkaji frekuensi konsistensi BAB

S : Ibu mengatakan an. Y BAB sejak tadi malam sampai pagi ini 2 kali dan sedikit berampas.

O : Konsistensi BAB sudah berampas.

IV

06 Maret 2020

Jam 11.50 WIB

Perawatan perianal

S : ibu klien mengatakan anus an. Y kemerahan.

O : tampak area perianal kemerahan ada lecet.

IV

06 Maret 2020

Jam 12.00 WIB

Menganjurkan keluarga menjaga kelembaban daerah anus

S : Ibu mengatakan selalu membersihkan anus dan daerah belakang setiap An. Y BAB

O : Ibu tampak membersihkan anus dan daerah belakang saat An. Y BAB

 

III

06 Maret 2020

Jam 12.20 WIB

Memberi diet LLM  3x 100 cc& Menganjurkan keluarga untuk memberi makan anak sedikit tapi sering

 

S : ibu klien mengatakan anak sudah mau makan tapi sedikit

O : Anak makan habis ½ porsi

 

III

06 Maret 2020

Jam 13.00 WIB

Monitor intake dan output

S : Ibu mengatakan anak sudah tidak muntah saat diberi makan.

O : Anak sudah mau makan

I,II &III

06 Maret 2020

Jam 13.20 WIB

Monitor  ttv  dan  menimbang   BB

S : -

O : S : 367 0C, RR : 28x/menit, N : 98x/menit BB : 8,6 kg

I

06 Maret 2020

Jam 13.40 WIB

menganjurkan ibu agar mengganti popok sesering mungkin

S : -

O : Ibu menganggukkan kepala tanda mengerti akan mengganti popok sesering mungkin.

IV

06 Maret 2020

Jam 14.00 WIB

menganjurkan keluarga untuk memberi pakaian yang longgar pada klien.

S : ibu mengatakan akan memakaikan pakaian yang longgar kepada An. Y

O : keluarga kooperatif

 

 

 

EVALUASI

No Dx

Tanggal

Catatan perkembangan

I

06 Maret 2020

 

 

Jam 15.00 WIB

S : Keluarga klien pagi ini ± 2x  dan sudah berampas mengatakan anaknya bab sejak tadi malam sampai

O :

-   klien tampak lebih tenang

-   feses sudah berampas sedikit.

A  : Gangguan eliminasi diare berhubungan dengan proses inflamasi, peningkatan peristaltic usus

P :

-   Kaji frekuensi konsistensi bab

-   Anjurkan keluarga memberi banyak minum setelah BAB.

II

06 Maret 2020

 

Jam 15.10 WIB

S : Keluarga klien mengatakan anak sudah mau minum habis 2 gelas blimbing

O :

-   Turgor kulit normal

-   S : 367 0C, N : 104x/menit, RR : 26x/menit.

-   Mukosa bibir lembab

-   Tampak anak mau minum

A : Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare

P :

-   Kaji keadaan umum klien

-   Pertahankan cairan parenteral

-   Timbang bb seriap hari

III

06 Maret 2020

 

Jam 15.20 WIB

S : Keluarga mengatakan anak sudah mau makan

O : porsi makan habis 1 porsi

A : Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual muntah

P :

-   Berikan anak makan sedikit tapi sering

-   Kaji masukan cairan peroral

-   Timbang bb tiap hari.

IV

06 Maret 2020

 

Jam 15.30 WIB

S : ibu mengatakan daerah sekitar anus tidak lagi kemerahan, lecet berkurang

O : daerah sekitar anus tidak didapati kemerahan

A : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah perianal, seringnya defekasi

P :

-   Bersihkan daerah anal dengan air hangat lalu keringkan dan kemudian olesi minyak / salep.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Doenges E marlyn,2007.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC

 

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.

 

Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.

 

Mansjoer, Arif. 2006. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.

 

Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM. NANDA NIC NOC. 2016.Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 1.Jogjakarta:Mediaction.

 

Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

 

Saifudin Bari ,Abdul. 2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi 1.Jakarta: ybp-sp.

 

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri Sosial Edisi 3 Jilid 1 & 2. Jakarta: EGC

 

Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran.

 

No comments:

Post a Comment