Friday 29 March 2019

MAKALAH ANATOMI SISTEM INDRA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Manusia dalam melakukan kegiatan dibantu dengan berbagai organ yang berkumpul menjadi suatu sistem organ yang bertugas menopang fungsi aktivitas manusia seperti, sistem pernafasan manusia untuk proses bernafas, sistem kardiovaskuler untuk membantu proses pemomompaan darah dan proses aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya maupun dari jantung ke paru-paru dan sebaliknya dan masih banyak sistem organ lain yang membantu aktivitas tubuh manusia.
Salah satunya adalah sistem pengindraan yang sangat penting fungsinya sebagai penerima rangsangan tertentu, di sini akan kami akan membahas tentang masalah sistem penginderaan mulai dari anatomi maupun fisiologi serta kelainan-kelainan yang terjadi pada organ-organ dalam sistem indera yang dapat mempengaruhi fungsinya bagi tubuh manusia.

1.2. Rumusan masalah

1.      Apakah sistem pengidraan itu?
2.      Sebutkan macam-macam indara yang dimiliki manusia?
3.      Jelaskan secara anatomis dan fisiologi dari masing-masing indra?

 

1.3. Tujuan penulisan

1.      Untuk mengetahui tentang apa itu sistem pengindraan
2.      Untuk mengetahui macam-macam sistem indra yang dimiliki oleh manusia
3.      Untuk mengetahui secara anatomis dan fisioligis tentang indra.

1.4. Manfaat penulisan

Agar dapat mengetahui tentang sistem pengindraan beserta fungsinya, sehingga bisa mengerti tentang proses yang terjadi di dalam fungsi pengindraan manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Sistem Pengindraan

Sistem pengindraan adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory infersion) dari organ indra menuju ke otak dimana perasaan ini di tafsirkan.
Serabut saraf dilengapai dengan ujung akhir yang khusus mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap orang berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra merupakan sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri, untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Setiap organ indra menerima stimulus tertentu hanya kesan yang sesuai dengan organ indra yang mampu menerima stimulus, menghasilkan, dan mengirim impuls saraf. Interprestasi dari semua organ indra dapat diklasifikasikan menjadi organ indra umum seperti reseptor peraba yang tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap yang terbatas pada lidah.
Reseptor sensorik merupakan bagian dari neuron atau sel yang membentuk potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini sering disertai dengan sel bukan saraf yang mengelilinginya dan membentuk organ indra. Bentuk tenaga diubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik (raba atau tekan), suhu (derajat kehangatan), elektromagnetik (cahaya), dan kimiawi (bau dan pengecapan).
Reseptor dalam tiap organ indra beradaptasi untuk berespon terhadap suatu bentuk khusus, tenaga pada ambang jauh lebih rendah dibandingkan reseptor lain yang berespon terhadap bentuk tenaga lain.

 

2.2.  Macam-macam indra yang dimiliki manusia

         2.2.1. Indra Penglihatan

Mata adalah organ indera yang kompleks yang berkembang dari bercak-bercak primitif yang peka cahaya pada permukaan invertebrata.  Dalam wadah pelindungnya, tiap mata mempunyai suatu lapisan reseptor, suatu sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor, dan sistem saraf untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEXUUo8si22fEF5mCoUWgfxhPGAG11IWBjTtcEzkXAn4gWeIH8xci8aWjlKbXkNKDrVLg3K4x0bEtKuPe6RPzPTXn4iPXq3lLjOglCOQGQxuIIhRyK0m6m1wWBufuuRWA_CIgXYyOyjLdp/s1600/mata.jpg

Lapisan pelindung luar bola mata disebut sklera, yang disebelah depan berubah menjadi kornea yang transparan, fungsinya untuk membiarkan berkas cahaya untuk masuk ke dalam mata.
Di sebelah dalam sklera adalah badan koroid, yaitu suatu lapisan berpigmen yang mengandung banyak dari pembuluh-pembuluh darah yang memberi makan bentukan-bentukan dalam bola mata. Dua pertiga posterior dari badan koroid dilapisi oleh retina, di sini terdapat jaringan syaraf yang mengandung reseptor.
Lensa kristalina adalah struktur transparan yang dipertahankan tempatnya oleh ligamentum ciliaris atau biasa disebut zonula ziini. Zonula ini melekat pada bagian anterior badan koroid yang menebal.
Corpus cliare mengandung serabut-serabut otot sirkuler dan serabut-serabut membujur yang melekat dekat perbatasan kornea dan sklera.
Fungsi lensa ialah untuk memfokuskan cahaya yang berasal dari benda agar jatug tepat di retina mata.
Di depan lensa terdapat iris yang memberi warna pada mata. Iris mengandung serabut-serabut otot siruler yang berfungsi untuk menyempitkan dan serabut-serabut radial yang berfungsi melebarkan pupil. Perubahan-perubahan pada diameter pupil dapat menimbulkan sampai 5 kali perubahan pada jumlah cahaya yang mencapai retina.
Fungsi utama iris adalah untuk meningkatkan jumlah cahaya masuk kedalam mata pada waktu gelap dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk kedalam mata pada waktu terang.
Tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel-sel batang dan sel-sel kerucut yang berfungsi sebagai reseptor bagi indera penglihatan, ditambah dengan 4 jenis neuron:
1.      Sel bipolar
2.      Sel ganglion
3.      Sel horisontal
4.      Sel amakrin
Sel kerucut yang dekat dengan badan koroid bersinaps dengan sel ganglion. Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan bola mata sebagai nervus opticus. Sel horisontal menghubungkan sel reseptor satu dengan sel reseptor lainnya. Dan sel amakrin menghubungkan sel ganglion satu sama lainnya di dalam lapisan pleksiform luar.
Karena lapisan reseptor retina merapat dengan badan koroid, sehingga berkas cahaya harus melalui lapisan sel ganglion dan sel bipolar agar bisa mencapai sel batang dan sel kerucut. Lapisan pigmen koroid disebelah luar retina menyerap berkas cahaya, dan mencegah pantulan kembali melalui retina. Pantulan seperti ini akan menimbulkan kekaburan pada bayangan penglihatan.
Unsur-unsur saraf retina terikat bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel-sel muller. Nervus opticus meninggalkan bola mata dan pembuluh darah retina masuk ke dalam bola mata pada sebuah tempat 3 mm medial dan sedikit ke atas dari katup belakang dari bola mata. Daerah ini telihat melalui oftalmoskop sebagai papila nervi optici. Disini tidak terdapat reseptor penglihatan dan akibatnyabercak ini buta atau biasa disebut bercak buta.
Pada katup belakang bola mata terdapat bercak yang berwarna kuning  yang merupakan tempat dari fovea centralis yaitu bagian retina yang menipis dan tidak mengadung sel-sel batang diman kerucut berdesak-desakkan sangat padat dan dimana sangat sedikit sel dan tidak ada pembuluh darah yang menutupi reseptor. Fovea adalah dimana titik penglihatan paling besar. Apabila perhatian orang ditujukan pada sebuah benda, mata normal akan bergerak sehingga berkas cahaya yang datang dari benda itu jatuh pada fovea.
Suplai darah bernutrisi pada lapisan dalam retina berasal dari arteria retina sentralis yang memasuki bola mata melalui pusat saraf optik dan selanjutnya mempercabangkan diri untuk menyuplai seluruh permukaan dalam retina.
Lapisan terluar retina yang melekat pada badan koroid yang juga merupakan jaringan kaya pembuluh darah di antara retina dan sklera.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2jIJy_gwODlBYCUkSrL29HZTqh1_AeiDEPRpZts8zGnCbKEcoIfpeS-leJbgpiR_TLWyipFKpIUYBORO3WhBjNk2kg_YMrsh5zVB01Z_jwwRhpRCAMzpdcLkTjNYHyYVw9qitHDmIS2-G/s320/Earthworm+09.jpg
Akson sel-sel ganglion berjalan ke caudal dalam nervus poticus dan tractus opticus dan berakhir pada corpus genicalatum laterale (suau bagian dari talamus)
Serabut serabut dari masing-masing hemiretina nasal mengadakan persilangan (decussatio) pada chiasma opticum. Cabang-cabang akson sel ganglion melintas dari tractus opticus ke daerah prakektal dari otak tengah dan colliculus superior inilah dimana terbentuk hubungan yang mengawali refleks penglihatan.

Description: http://3.bp.blogspot.com/-N5IJ64EUTlM/UqRTLPxt3JI/AAAAAAAAAXA/-GrqsCjbRIk/s640/saraf.jpg

Gambar.3 saraf pada indra penglihatan
Tiap-tiap sel batang dan sel kerucut dibagi dalam segmen dalam dan luar, daerah inti dan daerah sinaps. Segmen luar berubah menjadi cilia dan terdiri dari tumpukan yang teratur berupa kantong-kantong gepeng yang terbentuk dari membran. Kantong-kantong inilah yang mengandung pigmen yang peka cahaya.
Segmen luar sel batang secara terus menerus diperbaharui dengan pembentukan kantong-kantong yang baru pada ujung dalam segmen dan fagositosis kantong-kantong-kantong yang lama dari ujung luar oleh sel epitel pigmen.
Fovea tidak mengandung batang, dan tiap-tiap sel kerucut fovea dihubungkan oleh satu hipoler kerdil dengan satu sel ganglion, sehingga tiap-tiap sel kerucut fovea dihubungkan dengan satu serabut dalam nervus opticus.
Dalam mata Manusia memiliki kira-kira 6 juta sel kerucut dan 120 juta sel batang. Akan tetapi hanya 1,2 juta serabut saraf dalam tiap nervus opticus.
Sel batang sangat peka terhadap cahaya dan merupakan reseptor untuk penglihatan malam (penglihatan skotopik). Indra penglihatan skotopik ini tidak mampu mengurai detail dan batas-batas benda atau menentukan warna.
Sel kerucut mempunyai ketajaman lebih besar dan merupakan sistem untuk penglihatan  pada cahaya yang terang (penglihatan fotofik) dan untuk penglihatan warna. Jadi ada 2 jenis input ini, masing-masing berfungsi secara maksimum pada keadaan penerangan yang berbeda yang dinamakan “teori penglihatan rangkap”.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVMIW21Un44yNt13e4nhFzPOiaXD710iwyGrU2kRmSbcc6eiWJX1ilO0CN1dW8B8c-PFNKdolGbAb6gosKUE8KHwtX6DDN8Z7zn25jaDtdHSfV_PSDPfWOXrMbpfh3qrU4QQxrdOKACHth/s400/sel+mata.jpg

Gambarsel batang dan sel kerucut retina

Perubahan potensial yang menimbulkan potensial aksi pada retina dibangkitkan oleh kerja cahaya pada senyawa peka cahaya pada sel batang dan sel kerucut. Apabila cahaya diserap oleh zat ini, bangunnya akan berubah dan perubahan ini bertanggung jawab untuk pembentukan aktivitas saraf.
Senyawa peka cahaya (fotosensitif) pada mata manusia dan kebanyakan mamalia lainnya tersusun dari protein yang dinamakanopsin, dan retinen1aldehida dari vitamin A1. Istilah retinen1 dipakai untuk membedakan senyawa ini dengan retinen2 yang ditemukan pada mata beberapa jenis binatang. Karena retinen adalah aldehiada maka biasa disebut juga dengan retinal. Vitamin A sendiri adalah alkohol dan karena itu dinamakan sebagai Retinol.
Rodopsin adalah pigmen peka cahaya pada sel batang. Biasanya disebut sebagai ungu penglihatan (visual purple). Opsinnya disebut scotopsin.
Jumlah rodopsin dalam reseptor berbanding terbalik dengan cahaya yang masuk ke mata.
Rodopsin  dan Iodopsin disintesis oleh vitamin A, sehingga ketika terjadi Avitaminosis vitamin A akan menimbulkan gangguan penglihatan. Diantara gangguan ini yang paling  dini adalah buta malam atau niktalopia. Keadaan ini pertama kali menarik perhatian terhadap peran vitamin A dalam fungsi sel batang, defisiansi  vitamin A berkembang apabila pendapatan sehari-hari akan vitamin iniyang larut dalam lemak berkuran atau penyerapan vitamin A oleh usus terganggu. Defisiensi yang bertahan mempunyai hubungan dengan perubahan anatomik pada sel batang dan sel kerucut yang diikuti dengan degenerasi lapisan saraf retina.
Mata mengubah energi dalam spektrum cahaya yang terlihat menjadi potensial aksi dalam nervus opticus. Panjang gelombang cahaya terlihat adalah kira-kira 397-723 nm. Bayangan dari benda disekitarnya akan difokuskan pada retina. Berkas cahaya yang mengenai retina akan menimbulkan potensial pada sel batang dan sel kerucut. Impuls yang dibentuk dalam retina akan dihatarkan ke korteks serebri, dimana akan di timbulkan kesan penglihatan.
Proses dimana kecembungan lensa diperbesar dinamakan Akomodasi. Pada saat diam, lensa dipertahankan tegang oleh keregangan ligamentum ciliaris. Karena bahan lensa liat dan kapsula lensa sangat kenyal, lensa akan ditarik menjadi bentuk yang gepeng. Bila pandangan diarahkan pada benda yang dekat M. ciliaris akan berkontraksi. Ini akan menurunkan jarak antara tepi-tepi corpus ciliare dan melemaskan ligamentum ciliaris, sehingga lensa melentur dan menjadi lebih konveks. Perubahan dalam bentuk ini dapat menambah sebanayak 12 Dioptri pada daya bias mata.
Pergerakan mata di pengaruhi enam otot yang berdempet ke sklera yang mengendalikan pergerakan mata dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III (okulomotor), IV (trochlear) dan VI (abducens).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2VwutI6PbLOtErBMER5Vl_Pe10jV9Hh26TIVEuOVohSAkoEB1HCKlVa5Y3HhhyDMdl2kLXLcA1Gvg0Z0j5R374RSIuLh2rr2tCF8Qq7bs7E4ANfSPPY_dSPm1TJcddzNpmGQyFKEBoPg/s320/FG11_05b.jpg

Gambar. 5 otot mata


Otot
Menghasilkan gerakan
Saraf kranial
1. Rektus superior
2. Rektus inferior
3. Rektus medialis
4. Rektus lateralis
5. Oblique superior
6. Oblique inferior
Ke atas
Ke bawah
Ke dalam arah hidung
Jauh dari hidung
Ke bawah dan masuk
Ke atas dan keluar
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Abducens (VI)
Trochlear (IV)
Okulomotor (III)
           
Terdapat 4 jenis gerakan mata. Masing-masing dikendalikan oleh sistem ssarf yang berlainan tetapi menggunakan lintasan akhir yang bersam-sama.
Adapun ke empat gerakan mata tersebut yaitu:
1.      Saccades, yaitu gerakan tersendat-sendat yang tiba-tiba terjadi bila pandangan bergeser dari satu benda ke benda lainnya.
2.      Gerakan vestibuler, yaitu gerakan penyesuaian yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan yang timbul dalam canalis semisircularis, dan mempertahankan fiksasi penglihatan apabila kepala bergerak.
3.      Gerakan konvergen, yaitu ketika aksis penglihatan saling mendekati apabila perhatian diarahkan pada benda yang dekat dengan pengamat.
4.      Gerakan pemburu yang lain, yaitu gerakan mata yang mengikuti benda yang bergerak.

Mata diisi dengan ciran intraokular yang mempertahankan tekanan yang cukup pada bola matauntuk menjaga distensinya.
Cairan intraokular dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1)      Humor aquosus, yang berada di antara permukaan posterior lensa dan retina.
Humor aquosus adalah cairan yang mengalir bebas. Humor aquosus secara terus menerus dibentuk dan direabsorbsi. Keseimbangan antara pembentukan dan reabsorpsi mengatur volume total dan tekanan cairan intraokular.
2)      Humor viterus atau badan viterus, adalah sebuah massa dari gelatin yang diletakkan oleh sebuah jaringan fibriler halus yang terutama tersusun dari molekul proteoglikan yang sangat panjang.
a.       Presbiopia, yaitu keadaan dimana lensa hampir sama sekali tidak dapat berakomodasi. Biasanya terjadi pada penglihatan orang yang sudah lanjut usia.
b.      Emetropia, yaitu mata akan dianggap norma atau “emetrop” biala cahaya sejajar dari objek jauh difokuskan di retina pada keadaan otot siliaris relaksasi total. Ini berarti bahwa mata emetrop dapat melihat semua objek jauh secara jelas dengan otot siliaris yang relaksasi. Namun untuk melihat objek dekat, otot siliaris harus berkontraksi agar mata dapat berakomodasi dngan baik.



c.       Hiperopia (penglihatan jauh)
Biasanya terjadi akibat bola mata terlalu pendek atau kadang-kadang karena lensa terlalu lemah. Pada keadaan ini cahaya sejajar kurang dibelokkan oleh sistem lensa sehingga tidak terfokus di retina.
Pasien hiperopia sering tidak dapat berakomodasi cukup kuat untuk memfokuskan objek jeuh sekalipun, apalagi untuk memfokuskan objek dekat.
d.      Miopia (penglihatan dekat)
Keadaan ini biasanya disebabkan karena bola mata yang terlalu panjang atau kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat.
Pada miopia sewaktu otot siliaris relaksasi total, cahaya dari objek jauh difokuskan didepan retina.
e.       Astigmatisma
Merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang difokuskan pada jarak yang berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut.
Hal ini paling sering disebabkan oleh terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu bidang di mata.
f.       Katarak
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada orang tua. Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh didalam lensa. Pada stadium dini pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa di bawah kapsul mengalami denaturasi.

2.2.2        Indra Pendengaran

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
1.      Anatomi Telinga Luar
Description: http://russwuland.files.wordpress.com/2013/01/telinga-2.jpg
Gambar. 6 irisan melintang telinga


Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit
2.      Anatomi Telinga Tengah

Description: http://www.klikdokter.com/userfiles/perforasi.JPG

Gambar. 7 membran thympani
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
         Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

3.      Anatiomi telinga dalam
         Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
         Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.
4.      Keseimbangan dan Pusing
         Kelainan sistem keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari 30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun. Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi mengenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan.
         Aparatus vestibularis telinga tengah memberi unipan balik mengenai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala.
5.      Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat
         Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi olehj anulare fieksibel dari stapes dan membran yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting,dan berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari membrana timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus koklearis dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani yang utuh, jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang suara. pada membran timpani utuh yang normal, suara merangsang jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela bulat. namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan kemampuan pendengaran.
         Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam. Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang) dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini, pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana basilaris yang akan merangsang sel-sel rambut organ Corti, dalam koklea, bergerak seperti gelombang.
         Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dan kernudian didekode menjadi pesan bunyi.
         Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien; namun adanya defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal dan mengaki¬batkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran konduktif.
6.      Gangguan pendengaran
a.       Kehilangan Pendengaran
Ada dua jenis kehilangan pendengaran.
1)   Kehilangan konduktif
biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.

2)      kehilangan sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fung¬sional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.
b.      Gangguan Telinga Luar
1.     Otalgia
      Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga. Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.
      Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat ser ndi temporomandibularis. Diperkirakan bahwa lebih c 50% pasien yang mengeluh otalgia tidak ditemukan pnyakit telinganya.
2.      Impaksi Serumen
         Secara normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan warna yang bervaria Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang dapat mengalami infaeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan/atau kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik sebagai penyebab defisit pendengar Usaha membersihkan kanalis auditorius dengan bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma terhadap kulit dapat mengakibatkan infek atau kerusakan gendang telinga.

 

2.2.3.      Indra Penciuman

Penciuman dan pengecapan umumnya digolongkan sebagai perasaan viseral karena hubungannya yang erat dengan fungsi pencernaan. Secara fisiologis fungsi ini berhubungan satu sama lainnya. Cita rasa dari berbagai makanan sebagian besar merupakan gabungan dari rasa kecap dan baunya. Akibatnya cita rasa makanan dapat terasa berbeda apabila seseorang menderita pilek yang menekan indra  penciumanny.
Reseptor pencium dan pengecap keduanya adalah kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut. Akan tetapi, kedua indra ini secara anatomis sangat berbeda reseptor pencium adalah reseptor jauh (teleseptor) lintasan penciuman tidak mempunyai sambungan dalam talamus dan tidak terdapat daerah proyeksi dalam neokorteks untuk penciuman.
1.      Membran Mukosa Penciuman
Reseptor pencium terletak pada bagian khusus dari mukosa hidung, membran mukosa pencium berpigmen kekuning-kuningan. Sel-sel penyangga mensekresi lapisan mukus yang terus menerus melapisi epitel dan mengirimkan banyak mikrofili rambut halus ke dalam mukus ini. Tersebar diantara sel-sel penyangga membran mukosa ini terdapat 10-20 juta reseptor. Tiap-tiap reseptor pencium adalah satu neuron.
Membran mukosa penciuman dikatakan merupakan tempat dimana sistem saraf paling dekat dengan dunia luar. Neuronnya mempunyai dendrit yang pendek dan tebal dengan ujung-ujung yang melebar dan dinamakan batang pencium atau (olfactory rods). Dari batang ini cilia diulurkan ke permukaan mukus.
Akson dari neuron reseptor pencium menembus laminal cribosa dari os ethmoidale dan masuk ke dalam bulbus olfactorius.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwtHBVoVLuRQB6IbYvWLFWuxMIDYYjKMt6XlJwzHc2PjVphyphenhyphenfGY4s-p18hgyp2NUdW6KPNLuyGQ1lm6lOJAnFNj4-TiFpNIPM2aqO8UralR-ceV2ib_NwCyQGpV1s4yDU7X2DsEV2iUUQ/s1600/Reseptor-pada-indera-penciuman.jpg

Gambar. 8 Reseptor pada hidung

2.      Bulbus olfactorius
Di dalam bulbus olfactorius akson reseptor berakhir diantara dendrit-dendrit dari sel-sel mitral dan sel-sel berjambul (tufted) untuk membentuk kompleks sinaps bulat yang dinamakan glomeruli olfactori. Rata-rata 26.000 akson sel reseptor berkonvergensi pada tiap-tiap glomerulus. Akson dari sel mitral dan berjambul melintas ke posterior melalui stria olfactori media unutk berakhir pada substantia perforata anterior dan trigonom olfactorium. Implus yang berhubungan dengan refleks penciuman melintas dari daerah ini ke sisi sistem limbik dan hipotalamus. Sebagian besar akson dari sel-sel mitral, melintas dari glomeruli melalui stria olfactori lateral ke korteks dan bagian medial dari nukleus amigdalae ipsilateral dan ke korteks prepiriform dan periamigdalae. Disamping input dari luar berasal dari membran mukosa penciuman melalui nervus olfactorius, terdapat pula tiga input dari lain-lain bagian otak masuk ke dalam bulbus olfactorius. Satu dari input sentral berasal dari nukleus cabang horisontal jalur diagonal (serabut sentrifugal). Input lain berasal dari nukleus olfactorius anterior sisi yang sama, sedangkan input yang ketiga berasal dari nukleus olfactorius anterior kontralateral dan mencapai bulbus olfactorius melaluicommissuraanterior.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOBsd6frElVjKQyRxipegG9j5RW9csTinORTmx3WWGo9vJGmPra10MEOdVeCV7OXlKXBJJISXClIxWhiEr-93-n7GnO6TDGOoVfKj31F6HjVCCJIgK7gRjrs6_dh0B7Pslf8m_TvKxqRY/s1600/Epitel-olfaktori-hidung-manusia.jpg  




Description: http://i689.photobucket.com/albums/vv256/zianxfly/hidung/NewPicture.png

Gambar. 9 bulbus olfaktorius

3.      Fisologi Penghidung
a.       Perangsang reseptor
Reseptor-reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang bersentuhan dengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan mukus yang tipis. Ambang penciuman untuk berbagai zat representatif melukiskan kepekaan yang menyolok dari reseptor penciuman terhadap beberapa zat. Misalnya, metil merkaptan, yaitu zat yang memberi bau yang khas pada bawang, dapat dicium pada konsentrasi yang kurang dari sepersatu juta miligram perliter udara. Apabila molekul berbau merangsang reseptor maka timbulah potensial reseptor.
Satu teori mengemukakan bahwa molekul berbau menekan aktivitas sistem enzim epitel dan menyebabkan perubahan pada reaksi-reaksi kimia. Teori lain mengemukakan bahwa molekul berbau mengubah permukaan sel-sel reseptor yang menyebabkan total listriknya. Teori yang ketiga mengemukakan bahwa molekul hanya mengubah permeabilitas Na dari membran reseptor.
b.   Mendengus
Bagian rongga hidung yang mengandung reptor pencium mendapat fentilasi yang sangat sedikit. Sebagian besar udara biasanya bergerak dengan tenang melalui bagian bawah rongga hidung pada setiap siklus pernapasan. Jumlah udara yang mencapai bagian ini sangat meningkat dengan mendengus yaitu suatu gerakan yang menyertakan kontraksi bagian bawah lubang.Hidung pada septum untuk membantu membiasakan arus udara ke atas.
Mendengus adalah respon semirefleks yang biasanya terjadi apabila bau yang baru menarik perhatian.
c.       Peranan serabut-serabut nyeri dalam hidung
Ujung-ujung telanjang dari banyak serabut nyeri N. trigeminus ditemukan dalam membrana mukosa penciuman. Serabut-serabut ini terangsang oleh zat-zat yang menyangat, dan perasaan menyengat komponen yang timbul dari trigeminus merupakan komponen dari”bau” yang khas dari zat seperti minyak permen, menthol, dan klor. Ujung-ujung ini jugsa yang bertanggung jawab untuk menimbulkan refleks bersin, mengeluarkan air mata, sesak nafas, dan respon refleks lainnya terhadap iritan terhadap hidung
d.      Adaptasi
Telah diketahui umumnya bahwa bila seseorang secara terus menerus terkena bau yang paling tidak enakpun, persepsi dari bau itu menurun dan akhirnya berhenti. Fenomena yang kadang-kadang berguna ini disebabkan karena adaptasi yang agak cepat yang terjadi pada sistem penciuman. Adaptasi ini adalah spesifik untuk bau tertentu yang dicium, ambang untuk bau-bau lainnya tidak berubah. Adaptasi penciuman sebagian adalah peristiwa sentral, tetapi juga karena perubahan pada reseptor.


2.2.4.      Indra Pengecap

Lidah merupakan bagian tubuh yang penting untuk indra pengecap yang di dalamnya terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit, dan rasa manis.
1.      Muskulus-muskulus pada Lidah :
A.    Muskulus Ekstrinsik
  M. Genioglossus   : merupakan otot lidah terkuat
  M. Hyoglossus      : berupa lembaran 4 sisi yang tipis
  M. Styloglossus     : menggerakkan lidah ke depan dan ke belakang
B.     Muskulus Intrinsik
  M. Longitudinalis Superior-inferior Linguae
  M. Tranversus Linguae
  M. Verticalis Linguae 
2.      Pembagian Lidah Berdasarkan Lokasi :
 •         Lidah terletak pada dasar mulut
 •         Pemblh darah & urat saraf keluar-masuk pada akarnya
 •         Ujung serta pinggir lidah bersentuhan dgn gigi bawah
 •         Permukaan melengkung pada bagian atas lidah disebut Dorsum
•         Permukaan bawah lidah disebut Frenulum Linguae

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDyarI19a0fXasxwjggBZjB1gtwGnTXhdk4Oh1mgc_ocAzwKyUCAQnrSdMhOHZ48am2DsQBoLPBjunWT8bZyEq4YofOQuFtsKTi3ZhSy1Vut3uqRI-5JYmG4Cm4SfsFIMMHtp2sw5P7Ys/s1600/Lingua.jpg



3.      Bagian-bagian pada Lidah :
•         Radiks Linguae ( pangkal lidah )
•         Dorsum Linguae ( punggung lidah )
•         Apeks Linguae ( ujung lidah )

Description: http://www.klikdokter.com/userfiles/b%2817%29.jpg


Gambar. 12 bagian-bagian lidah

4.      Papila-papila pada Lidah :
a.       Papillae sirkumvalata : ada 8 hingga 12 buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar                lidah.
b.      Papillae fungiformis : menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur.
c.       Papillae filiformis: adalah yang terbanyak menyebar pada seluruh permukaan lidah. Papillae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixDC-VMvqCUocrTAYMlvkHLxgEU-ca66esLlMykbpei6YoRYFbH36BL-NjnFz7ThRoKT3mh6XW0-OLTRX7djqpqiZwva9eDNAXgx-HPuDMdg5iguE_V2D4BLKruJBskw4np_4i4MCkXt3Q/s1600/LIDAH.jpg

Gambar. 13 papila lidah


5.      Proses Taste Buds pada Lidah :
•         Setiap kuncup pengecap (taste buds) disarafi beberapa serabut saraf, Yi : nervus kranialis V,  VII, IX, X.
•         Nervus Lingualis memasuki regio submandibularis, langsung menempel ke mandibula dan melengkung ke depan pada mandibula hyoglossus untuk memasuki lidah.
•         Nervus tsb akan diteruskan oleh masing2 nervus kranialis dan ketiganya berhenti di Medula Oblongata & mmbntuk Traktus Solitarius


Description: http://lizanasunshine.files.wordpress.com/2012/12/lidah.jpg?w=428&h=210

Gambar. 14 taste bar pada lidah


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKrAcpdrtgEAoKf9gbiyJMy34qo49KZ1W46ascgj_qjveT2grOELZLKoY_pzTtDl18DtGs3-q67UY6qPoZosZUBev14KztZBJd-03BowFVYgFSnQ4NIxPsD0d5V2Sa1-nDX79pdlD54Xw/s1600/gambar+9.19.jpg

Gambar. 16 struktur papila lidah


6.       Kelainan-kelainan pada Lidah :
          Glositis , atau peradangan lidah. dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah.
•        Leukoplakia , ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada  permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan  gusi).
•         Lidah terbelah (bifid /clef tongue) : akibat gangguan perpaduan  bagian kanan dan kiri.
        Microglossia dan macroglossia : akibat kekurangan hormon kelenjar gondok pada ibunya.
         Linggual thyroid : penonjolan pada pangkal lidah sekitar toramen coecum.
         Radang Khronik :
            1. yang tidak khas :
                        a. Geographic tongue
                        b. Hairy tongue
            2. yang khas :
                        a.Tuberkulosis
                        b. Syphilis

2.2.5.  Indra Peraba

Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit menyokong penampilan dan kepribadian sesorang dan  menjadi ciri berbagai tanda kehidupan yaitu ras, genetik, estetik, budaya, bangsa dan agama.
Kulit juga dapat menjadi indikator kesehatan, kemakmuran, kemiskinan, dan kebiasaan, di samping sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan lainnya.
Kulit juga dapat menjadi sarana kontak seksual, cinta, persahabatan, atau kebencian. Kerusakan lebih dari 30% luas kulit, misalnya akibat luka bakar, dapat segera menyebabkan kematian, karena kulit mempunyai faal yang vital bagi tubuh manusia.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpIDQEBSC1a413rsq65kMcRfrl6srfRccP4kI1ClRPGrUt37ayTW6ecIugXKKnW1UPmg_BjlByaVDKhbnXDveQej5t0uhAXQgW5Njqo6zFkIk19sfc01E7GBFqsolrfYgMmMwxGoxFLOc/s1600/KULIT+BARU.jpg



1.   Bagian-bagian kulit
 a.       Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.
      b.     Dermis
Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan : yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
         c.      Hipodermis
Ini merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut. Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.
Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.
         e.       Appendises
Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.
Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.
Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif, tetepi juga termasuk yang berikut :
1.   Bertindak sebagai barier terhadap infeksi asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juda dirusak oleh mikroorganisme dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi bakteri dapat juga terhalang oleh keasaman kulit.
2.   Ketahanan jaringan yang kuat melindungi jaringan di bawahnya.
3.   Kulit bertindak sebagai insulator (hipoderm) dan membantu mengatur suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari panas, glandula menskresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan ; pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan meningkatkan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin, pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian menurunkan kehilangan panas.
4.   Karena mengandung akhiran saraf sensorik, sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.
5.   Sampai tingkat tertentu, kulit bertindak sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6.   Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.
Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam, atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi tau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.
Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 – 6,5. Lemak permukaan kulit juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.
Proses keratinisasi juga merupakan sawar mekanis karena sel-sel tanduk melepaskan diri secara teratur dan diganti oleh sel muda di bawahnya. Sawar kulit berfungsi ganda yaitu mencegah keluar atau masuknya zat yang berada di luar ke dalam tubuh atau dari dalam ke luar tubuh. Fungsi sawar kulit terutama berada di sel-sel epidermis dan kemampuan kulit sebagai sawar berbeda pada satu tempat kulit dengan tempat kulit lainnya bergantung pada kondisi epidermis di tempat tersebut. Skrotum adalah kulit dengan tinggi sawar paling rendah sehingga paling permeabel, disusul oleh kulit wajah dan punggung tangan. Sebaliknya telapak tangan dan telapak kaki adalah daerah kulit yang paling baik sawarnya sehingga hampir tidak dapat dilalui komponen apapun.
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak. Peremeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zata yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar rambut.

Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl, urea, amonia, dan sedikit lemak. Kelenjar lemak. Kelenjar lemak pada fetus, atas pengaruh hormon androgen dari ibunya, akan menghasilkan sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion yang pada waktu lahir disebut vernix caseosa. Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 – 6,5. Penguapan air dari dalam tubuh dapat pula terjadi secara difusi melaui sel-sel epidermis, tetapi karena sel epidermis baik fungsi sawarnya, maka kehilangan air melalui sel epidermis (transepidermal water loss) dapat dicegah agar tidak melebihi kebutuhan tubuh.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Badan Ruffini yang terletak di dermis, menerima rangasangan dingin dan rangsangan panas diperankan oleh badanKrausse. Badan taktil Meissner yang terletak di papil dermis menerima rangsang rabaan, demikian pula badan Merkel-Renvieryang terletak di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot dinding pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat tersebut terbuang pula kalori/panas tubuh. Vasokonstriksi pembuluh darah kapiler kulit menyebabkan kulit melindungi diri dari kehilangan panas pada waktu dingin. Kulit kaya akan pembuluh darah kapiler sehingga cara ini cukup efektif. Mekanisme termoregulasi ini diatur oleh sistem saraf simpatis yang mengeluarkan zat perantara asetilkolin. Dinding pembuluh darah kulit pada bayi belum berfungsi secara sempurna sehingga mekanisme termoregulasi belum berjalan dengan baik.
f.      Fungsi Pembentukan Pigmen (Melanogenesis)
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan asal epidermis. Sel ini berasal dari rigi saraf, jumlahnya 1:10 dari sel basal. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis protein, tirosin, dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di dalam melanosom dalam badan sel melanosit. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin. Bila pajanan bertambah, produksi melanin akan meningkat. Pigmen disebarkan ke dalam lapisan atas sel epidermis melalui tangan-tangan yang mirip kaki cumi-cumi pada melanosit. Ke arah dermis pigmen, disebar melalui melanofag. Selain oleh pigmen, warna kulit dibentuk pula oleh tebal tipisnya kulit, Hb-reduksi, Hb-oksidasi, dan karoten.
g.      Fungsi Keratinisasi
Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama: keratinosit, melanosit dan sel Langerhans. Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduksel tanduk secara kontinu lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, dan kering.
h.      Fungsi Produksi Vitamin D
Ternyata kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh akan vitamin D sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari luar melaui makanan.
i.       Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk mentakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dpat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan pleh kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.



































BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Sistem indra pada tubuh manusia sangat penting bagi  proses aktivitas/kegiatan pada manusia. Indra adalah orkan akhir yang dikhususkan fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun dalam tubuh. Manusia memiliki beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang membantu menopang aktivitas sehari-harinya.
Adapun indra yang dimiliki oleh manusia beserta fungsinya, yaitu :
1.      Indra penglihatan (untuk melihat)
2.      Indra pendengaran (untuk proses pendengaran pada manusia)
3.      Indra penciuman (untuk proses pembauan)
4.      Indra perasa (untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan yang masuk)
5.      Indraaa peraba (untuk sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia).
Ssemua indra mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam tubuh manusia. Dan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem indra di atas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan pada aktivitas yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas.




3.2.Saran

1.      Di harapkan untuk lebih mejaga kesehatan indra yang kita miliki agar bisa kita gunakan dengan baik
2.      Agar lebig mengetahu apa yang bisa menyebabkan disfungsi pada sisitem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan pada sistem indar yang kita miliki.

































DAFTAR PUSTAKA


Guyton & Hall.2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Irawati. Jakarta: EGC
Ganong.W.F. 1980. Fisiologi kedokteran (review of medical phisiology). Jakarta: EGC
Syaifuddin .2009. anatomi tubuh manusia. Jakarta: salemba medika
m djauhari, 2009. pengantar fisiologi tubuh manusia. Bina rupa aksara publisher.Tanggerang
Anonim, 2010. Biologi kelas 2 indera pengelihat.
Sumardi, Yosaphat. 2008. Konsep dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas terbuka
Aryulina, Diah. 2007. BIOLOGI 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : esis.
Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Pack, Phillip E. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : Pakar karya intan pustaka http://organisasi.org/5-lima-alat-indera-manusia-mata-hidung-telinga-lidah-kulit-panca-inderahttp://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1





No comments:

Post a Comment