Wednesday 2 February 2022

LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI

 

I. PENDAHULUAN

                        

1.1  Latar Belakang

         Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer (Anggapradita, 2011).

          Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut, fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut, kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut (Paul, 2011).

 

1.2  Tujuan

     Tujuan melakukan penelitian oseanografi di pantai alue naga untuk mengetahui  tentang berapa besar gelombang,suhu,salinitas.

 

 

II TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1 perairan laut

                    Laut merupakan sumber makanan bagi manusia, sebagai jalan raya perdagangan, sebagai sarana penaklukan, sebagai tempat pertempuran, sebagai tempat untuk bersenang-senang dan rekreasi dan sebagai alat pemisah atau pemersatu bangsa. Di abad ke- 20 ini fungsi laut telah meningkat dengan ditemukannya bahan-bahan tambang dan galian yang berharga di dasar laut dan dimungkinkannya usaha-usaha menggambil kekayaan alam tersebut, baik di airnya maupun di dasar laut dan tanah dibawahnya .

 

                   Indonesia merupakan negara terluas peringkat ke-2 di Asia dan merupakan negara terluas di Asia Tenggara. Luas lautan Indonesia lebih besar dibandingkan dengan luas daratannya, yaitu satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua pertiga luas Indonesia adalah lautan2 . Perairan laut Indonesia memiliki panjang pantai sampai 95.181 km2 , dengan luas perairan 5,8 juta km2 yang terdiri ataslaut teritorial seluas 0,3 juta km, perairan kepulauan3 dengan luas 2,8 juta km2 , dan perairan Zona Ekonomi Ekskulsif4 (ZEE) dengan luas 2,7 juta km2 .5 Luasnya lautan Indonesia sebenarnya membawa keuntungan dan manfaat yang baik bagi bangsa Indonesia, karena salah satu fungsi dari laut adalah sebagai sumber kekayaan alam. Sumber kekayaan yang terkandung dilautan sangat berlimpah, sehingga bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia

                   Kekayaan alam yang berada dilaut tersebut meliputi daerah perairan dan daerah dasar laut serta tanah dibawahnya. Kekayaan alam yang berada didaerah dasar laut dan tanah dibawahnya meliputi kekayaan non hayati6 , yaitu: bahan tambang seperti minyak bumi, gas, dan bahan polimetalik lain. Sedangkan kekayaan alam yang berada didaerah perairan meliputi kekayaan hayati7 , yaitu: berbagai macam jenis ikan, dari ikan yang berukuran kecil sampai ikan yang berukuran besar. Ikan merupakan komoditas pangan yang sangat diminati oleh semua orang, bahkan di seluruh dunia.

 

                   Ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan seakan membuka jalan bagi nelayan atau badan hukum asing untuk masuk ke ZEE Indonesia untuk kemudian mengeksplorasi serta mengeksploitasi kekayaan hayati di wilayah ZEE Indonesia. Namun hal itu tidak dapat disalahkan karena merupakan salah satu bentuk penerapan aturan yang telah ditentukan dalam Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 yang merupakan salah satu konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang No. 17 Tahun 1985. Dalam ketentuan Pasal 62 ayat (3) dan (4) Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 mengharuskan negara pantai untuk memberikan hak akses kepada negara lain untuk mengeksploitasi kekayaan hayati di wilayah ZEE negara pantai apabila terjadi surplus dalam hal pemanfaatan sumber daya hayati oleh negara pantai.

  

2.2 Parameter Kualitas Air

 2.2.1 Parameter fisika

 · SUHU

       Suhu perairan merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang dapat mempengaruhi produksi dalam usaha budidaya perikanan. Air akan mengatur pengendalian suhu tubuh organisme (Boyd 2015) dan pada umumnya ikan sensitif terhadap perubahan suhu air (Chin 2006; Parker 2012). Berbagai aktivitas penting biota air seperti pernapasan, konsumsi pakan, pertumbuhan, dan reproduksi akan dipengaruhi oleh suhu perairan (Bolorunduro & Abdullah 1996). Suhu akan mempengaruhi berbagai proses fisika dan kimia di perairan seperti densitas air, kelarutan gas, kelarutan senyawa, dan sifat senyawa beracun (Howerton, 2001; Boyd, 2015).

 

· Kecerahan

       Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (KLH dan LON-LIPI, 1983 dalam Mansyur, 2000). Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (Effendi, 2000)

 

· Arus

          Arus air adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng, downwelling.

 

· Gelombang

       Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Pada dasarnya permukaan air dilautan tidaklah rata, hal ini disebabkan adanya gelombang yang ditandai dengan ayunan air yang bergerak tanpa henti. Walaupun cuaca dalam kondisi tenang tetapi hal ini sudah cukup untuk bisa menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar bisa menimbulkan suatu gelombang besar yang bisa mengakibatkan kerusakan hebat terhadap apa yang dilewatinya.

 

  

III. METODELOGI

 

3.1 Waktu dan Tempat

                   Waktu praktikum yaitu praktikum dilakukan pada 15 Januari 2022, dan bertempat di Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

 

3.2 Alat

                   Adapun alat yang digunakan untuk melakukan praktikum ialah sebagai berikut :

 · Termometer

· Refraktometer

· Pipa paralon pengukuran kedalaman

· Meteran

· Hp (stopwatch)

 


Gambar  1 : persiapan alat

 

3.3 Prosedur Praktikum

 

3.3.1 Pengukuran Parameter Air

 

1.      Mengukur suhu dengan thermometer.

       Pengukuran suhu menggunakan thermometer air raksa:

· Siapkan thermometer dan pastikan kondisinya siap pakai.

 · Masukkan termometer ke dalam perairan sampai kedalaman yang akan diukur suhunya.

 · Diamkan beberapa saat (2-3 menit) hingga indikator air raksa dalam kondisi stabil. Batas air raksa itu merupakan hasil pengukuran suhu di perairan tersebut.

 · Ulangi memasukkan termometer sebanyak 2-3 kali untuk mendapatkan hasil pengukuran yang pasti.

· Catat hasil pengukuran dalam lembar kerja.

 



Gambar 2 : pengukuran suhu

 

2.      Pengukuran Salinitas

             Salinitas diukur dengan menggunakan refraktometer, dengan cara pada ujung refractometer ditetesi sampel air yang akan diukur kadar airnya. setelah ditetesi, langsung bisa dilihat dari indeks bias refractometer tersebut. kadar air ditunjukkan oleh batas tertinggi warna biru muda yang terdapat di skala metrik. skala metrik tersaji secara vertikal.

 



Gambar 3 :  alat ukur salinitas

 

3.3.2 Pengukuran Gelombang

 

1.      Panjang Gelombang

Cara pengukuran panjang gelombang yaitu dengan cara mengukur menggunakan meteran. Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :

·         Siapkan meteran pengukuran.

·         Pegang meteran lalu berdiri di titik awal tempat gelombang ombak terbentuk. Pastikan posisi meteran dalam keadaan 0 m.

·         Lalu dengan bantuan teman, tarik meteran sampai titik dimana gelombang ombak tersebut terpecah.

·         Lihat angka pada meteran di titik akhir tempat gelombang terpecah.



Gambar 4: pengukuran panjang gelombang

 

2.      Tinggi Gelombang

    Langkah pertama yang dilakukan untuk mengukur tinggi gelombang yaitu menggunakan pipa paralon berskala. Adapun cara pengukuran tinggi gelombang adalah sebagai berikut :

 

·         Siapkan pipa paralon berskala

·         Lalu tegakkan kedalam air sampai menyentuh dasar

·         Setelah itu lihat secara langsung pada pipa paralon tinggi gelombang tersebut.

·         Tinggi gelombang dilihat dari 2 pengukuran, pertama pada saat titik gelombang tertinggi dan yang kedua ialah pada saat titik gelombang terendah.

 



Gambar 5. Pengukuran tinggi gelombang

 

3.      Frekuensi Gelombang

       Frekuensi gelombang dihitung dengan cara menggunakan hp sebagai stopwatch, dengan cara sebagai berikut :

·         Siapkan hp sebagai alat pengukuran waktu

·         Lalu berdiri di tengah gelombang dan hitung berapa kali gelombang lewat didepan kita dalam jangka waktu 1 menit.

  

 

                                                 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Parameter Kualitas Air

 4.1.1 Parameter Fisika

a. Suhu     

  Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada kegiatan praktikum, diperoleh suhu sebesar :

· Pengukuran ke-1 = 29℃

 · Pengukuran ke-2 = 29 ℃

Jadi rata – rata suhu diperairan Alue Naga yaitu sebesar 29℃.

 

b. Salinitas

       Dari hasil pengukuran yang dilakukkan menggunakan refraktometer pada kegatan praktikum, diperoleh salinitas sebesar 33 ppt.

 

4.1.2. gelombang

 Dari hasil pengukuran yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

 

No

Pengukuran

Hasil pengukuran

1

Panjang gelombang

6,60 m

2

Tinggi gelombang

80 ( tertinggi)

50( terendah)

3

Frekuensi gelombang

0,23 /detik atau 14/menit

 

  

 

V. KESIMPULAN

 

5.1 Kesimpulan

       

      Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Tinggi gelombang dipantai Alue Naga 80 cm yang tertinggi dan 50 yang terendah dengan panjang gelombang 6,60 meter dan frekuensi gelombang 0,23/detik atau sama denga 14 kali dalam satu menit. 2. Suhu air di perairan Ini berkisar antara 29°C

3. Dan salinitas yang didapat yaitu berkisar 33 ppt.

No comments:

Post a Comment