Thursday 22 April 2021

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TENTANG ANALISIS BIAYA RELEVAN DAN TITIK IMPAS

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1       Latar Belakang

     Persaingan ketat diantara perusahaan-perusahaan menjadi tantangan bagi setiap perusahaan untuk merebut pangsa pasar yang ada. Perusahaan harus dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih banyak dan mencapai kapasitas produksi yang optimal, sehingga pihak manajemen harus melakukan suatu tindakan pengambilan keputusan secara tepat. Manajemen perusahaan yang baik akan dapat menghindarkan perusahaan dari resiko kerugian dan membawa keunggulan kompetitif bagi perusahaan.Pihak manajemen akan dihadapi dengan berbagai jenis keputusan, seperti keputusan yang bersifat jangka pendek (keputusan taktis) dan keputusan yang bersifat jangka panjang (keputusan strategis). Keputusan jangka pendek maupun jangka panjang harus didasarkan pada alternatef alternatif yang ada dan memerlukan waktu yang relatif lama agar pihak manajemen tidak membuat kesalahan fatal. Pada dasarnya, pengambilan keputusan dilakukan untuk menjawab atau menyelesaikan masalah yang terjadi. Pengambilan keputusan padaha kekatnya merupakan perumusan masalah yang ada, analisis konsekuensi setiap alternatif baik yang bersifat kuantitatif maupun non-kuantitatif, perbandingan konsekuensi setiap alternatif, sehingga dapat dipilih keputusan yang terbaik.Keputusan yang baik akan sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas informasi yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin banyak informasi dan semakin baik informasi yang dimiliki oleh perusahaan maka pihak manajemen diharapkan dapat memilih informasi yang ada dalam menghadapi berbagai alternatif. Pihak manajemen tidak dapat melakukan pengambilan keputusan dengan tepat tanpa suatu informasi yang tepat yang dapat mendukung keputusan tersebut. Agar pihak manajemen bisa melakukan pengambilan keputusan di antara alternatif yang ada maka pihak manajemen harus bisa melakukan analisa terhadap alternatif yang ada.Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk membantu menganalisa alternative adalah dengan melakukan analisa terhadap biaya relevan.Dalam hal ini biaya relevan yang ditimbulkan oleh perusahaan akan dianalisis dengan melihat apakah biaya-biaya di departemen tertentu sangat besartetapi tidak memberikan hasil yang optimal maka departemen yang bersangkutan akan ditutup, sebaliknya jika departemen lain memerlukan biaya yang relatif kecil namun memberikan hasil yang optimal sesuai target perusahaan maka keberadaan departemen tersebut akan diteruskan. Diharapkan dengan cara ini dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan bisnisnya dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

 

 

 

 

1.2       Rumusan Masalah

a)      Bagaimana proses pengambilan keputusan

b)      Bagaimana analisis biaya-volume-laba

c)      Bagaimana cara menghitung margin kontribusi

d)     Apa manfaat margin kontribus

e)      Bagaimana analisis titik impas

f)       Apa pengertian margin of safety

 

1.3       Tujuan Masalah

a)      Agar mengetahui proses pengambilan keputusan yang tepat

b)      Dapat menegtahui analisis biaya volume laba

c)      Untuk mengetahui cara menghitung margin kontribusi

d)     Untuk mengetahui manfaat margin kontribusi

e)      Untuk mengetahui bagaimana analisis titik impas

f)       Untuk mengetahui apa itu margin of safety

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Konsep Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan

 

Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor biaya yang disebut dengan biaya relevan. Menurut Mulyadi (2001) biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut adalah relevan dengan analisis yang dilakukan dalam pengambilan keputusan tersebut.

Biaya relevan menurut Supriyono (2001) meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu tersebut. Selain itu, biaya relevan menurut Hansen dan Mowen (2009) merupakan biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya.

Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting. Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada konsep “different analysis for different purposes”, yang berarti bahwa untuk tujuan yang berbeda diperlukan analisa yang berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat beberapa konsep biaya relevan untuk berbagai pengambilan keputusan, yaitu:

 

a.   Biaya Diferensial (Differntial Cost)

merupakan biaya yang berbeda pada berbagai alternatif pengambilan keputusan yang mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial dibandingkan dengan penghasilan diferensial untuk menentukan besarnya laba diferensial.

 

b.   Biaya Treceabel (Treceable Cost)

Merupakan biaya yang dapat diakui jejaknya pada produk, pesanan, pusat biaya, departemen, atau divisi tertentu di dalam suatu perusahaan.

 

 

 

 

c.   Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Merupakan biaya penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan biaya tersebut perlu diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu.

 

d.   Biaya Incremental (Incremental Cost)

Merupakan  biaya-biaya yang ditambahkan atau biaya-biaya yang tidak akan dikorbankan apabila suatu alternatif (proyek) tertentu tidak dipilih untuk dilaksanakan.

Jadi, biaya relavan adalah biaya yang terjadi di masa mendatang dalam berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relavan biasa disebut sebagai biaya diferensial yang merupakan biaya yang memiliki alternatif yang berbeda-beda. Kriteria dari biaya relavan ini yaitu biaya mana yang akan datang berbeda-beda diantara alternatif. Biaya relavan merupakan biaya masa yang akan datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang belandaskan program jangka pendek dan jangka panjang.

Manajemen selalu megambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti keputusan dalam kegiatan rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. pengambilan keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus merupakan keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh perusahaan.

 Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:

a. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain

Perusahaan dihadapkan pada pilihan dalam rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut ditempat lain.akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana ari kedua alternatif tersebut yangpaling menguntungkan dari segi keuangan.

Ada dua tipe keputusan membuatsendiri atau membeli dari tempat lain yaitu:

                Kondisi awal membuat sendiri

                Kondisi awal biasa membeli

b. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha

c. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan

d. Menerima atau menolak pesanan khusus

e. Menjual atau mengolah lebih lanjut

 

 

 

 

 

 

 

 

2.1 Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan

 

Proses pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur, dianalisa dengan tepat dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam pengambilan keputusan tidak ada aturan umum yang membedakan biaya ke dalam biaya relevanatau tidak relevan, maka dari itu untuk mengetahui mana yang merupakan biaya relevan diperlukan analisis biaya yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a.       Menghimpun seluruh biaya yang berkaitan dengan masing-masing alternatif yang               dipertimbangkan.          

b.      Mengeliminasi sunk cost.

c.       Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan

d.      Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya lain yang tersisa, yang merupakan biaya yang berbeda. Biaya tersebut merupakan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan.

 

B.     Biaya Relevan

 

·         Biaya relevan dapat digunakan untuk membantu manajamen dalam mengambil keputusan bisinis. Biaya relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan pada masalah pilihan yang cukup pelik Antara menerima atau menolak, Antara menghentikan atau melanjutkan, antara membeli atau membuat, atau Antara menjual dititk pisah atau setelah ttik pisah dan sebagainya.

 

·         Ciri-ciri biaya relevan

 

Ø  Biaya dapat dihindari dengan suatu keputasan manajemen

Ø  Biaya tersebut belum terjadi

Ø  Biaya yang akan terjadi nilai berbeda untuk setiap alternative

Ø  Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

 

·         Cara menentukan apakah biaya tersebut relevan

Ø  Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing-masing alternative

Ø  mengeleminasi biaya terbenam ( sunk cost )

Ø  mengeliminir biaya yang jumlah nya tidak berbeda

 

C.     Analisis Biaya Volume dan Laba

     Analisis biaya, volume, dan laba merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pembuatan keputusan. Analisis biaya, volume, dan laba menekankan pada hubungan antara biaya, volume dan laba itu sendiri (kuantitas penjualan). Analisis BVL juga merupakan alat yang berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan penjualan dan membantu perusahaan dalam memecahkan permasalahan tersebut. Analisis BVL juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah penting lainnya, misalnya tentang perencanaan jumlah unit produk yang seharusnya dijual agar perusahaan mencapai titik impas (break-even point), perhitungan dampak penurunan biaya tetap terhadap titik impas dan perhitungan dampakn kenaikan harga jual terhadap laba.

    Biaya, volume, dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam penyusunan laporan laba rugi sebuah perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, sebuah perusahaan manajemen akan berupaya memperoleh dan mengalokasikan sumber dengan cara yang paling murah dari segi biaya dan paling banyak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan perusahaan.

     Pemahaman mengenai aplikasi konsep biaya, volume, dan laba dapat digunkan oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan komposisi tingkat volume, biaya, dan laba yang menguntungkan. Sebagai komponen yang saling berhubungan komposisinya harus berada pada titik yang optimal.  Studi mengenai hubungan antara pendapatan, biaya, volume, dan laba dikenal sebagai analisis hubungan biaya-volume-laba.

Hal yang menjadi elemen utama dalam analisis mencakup :

           Harga jual produk

           Volume penjualan atau tingkat aktivitas

           Biaya variabel per unit

           Total biaya tetap

           Komposisi dari kombinasi produk terjual.

 

    Perhitungan manajerial yang dapat dibuat berdasarkan analisis ini dapat berupa analisi impas, perencanaan penjualan dengan target laba tertentu, titik penutupan usaha, peningkatan laba, pemilihan struktur biaya, dan lain sebagainya.

Penggunaan analisis biaya, volume, dan laba dalam sebuah organisasi bisnis didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa.

 

1.      Harga jual kostan sepanjang kisaran relevan tertentu. Maksudnya, suatu hasil perhitungan dengan menggunakan model hubungan biaya volume dan laba hanya akan valid pada satu tingkat harga tertentu. Apabila harga berubah, maka hasil perhitungan yang dihasilkan tidak dapat lagi digunakan sebagai acuan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemn yang relevan.

2.      Biaya bersifat linier dalam setiap kisaran relevan dan dapat dibagi secara         akurat kedalam elemen-lemen biaya variabel dan biaya tetap.

3.      Dalam perusahaan yang menghasilkan dan menjual banyak produk, bauran penjualannya konstan. Misalnya pada suatu saat tertentu sebuah perusahaan menjual dua jenis produk dengan komposisi 10 unit produk A 15 unit produk B pada saat yang bersamaan. Apabila pada kesempatan lain, misalnya komposisi penjualan berubah menjadi 7 unit produk A dan 10 unit produk B, maka perhitungan impas untuk komposisi pertama tidak berlaku lagi bagi periode dengan komposisi baru tersebut. Pada prinsipnya bahwa analisis ini valid digunakan bila komposisi volume penjualan produk bergeser dalam kisaran proporsi yang konstan.

4.      Dalam perusahaan pabrikan tingkat persediaan tidak berubah dalam pengertian bahwa selisih tingkat persediaan awal dan persediaan akhir periode signifikan.

 

2.2 Dasar Analisis Biaya Volume dan Laba

      Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya, volume, dan laba adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi dengan menggunkan pendekatan variable costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan laba rugi dimana biaya diklasifikasikan menurut perilakunya. Agar lebih informatif, maka sebaiknya laporan laba rugi diuraikan dalam bentuk laporan pejualan secara total dan penjualan per unit.

D.     Marjin Kontribusi

Margin Kontribusi adalah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi biaya variabel. Jika diformulasikan, maka akan jadi seperti ini:

*      Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel”

Ketika Anda membuat produk atau memberikan jasa dan mengenakan biaya variabel (biaya packaging dan ongkos kirim, misal), nilai sisanya adalah Margin Kontribusi.Ini adalah cara berbeda dalam memaknai laba bisnis. Implikasinya, Margin Kontribusi digunakan untuk melihat seberapa jauh pendapatan penjualan bisnis bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.

Sebagai contoh, perusahaan manufaktur PT Kilat mencetak pendapatan bersih sejumlah Rp150.000.000 dalam satu tahun. Rincian biaya variabel PT kilat adalah:

·         Ongkos Angkut Barang = Rp5.000.000

·         Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp20.000.000

·         Biaya Bahan Baku Langsung = Rp30.000.000

Maka total biaya variabel PT Kilat adalah Rp55.000.000. Jika dimasukkan dalam formulasi Margin Kontribusi, maka Margin Kontribusi PT Kilat adalah:

Margin Kontribusi PT Kilat: Rp150.000.000 – Rp55.000.000 = Rp95.000.000

Nilai dari Margin Kontribusi tersebut bisa Anda kurangkan dengan biaya tetap untuk melihat apakah Margin kontribusi bernilai positif atau negatif. Katakanlah biaya tetap PT Kilat dalam satu tahun sejumlah Rp80.000.000. Maka bisa dibilang PT Kilat masih mencetak profit Rp15.000.000 (Rp95.000.000 – Rp80.000.000). Implikasinya, PT kilat masih mampu meng-cover biaya tetap setelah pendapatan bersih dikurangi dengan biaya variabel yang terjadi.

Perhitungan ini bisa Anda persempit lagi menjadi Margin Kontribusi per unit. Dengan formulasi yang sama, berikut perhitungan Margin Kontribusi per unit

Ø  Margin Kontribusi per unit = Harga jual produk per unit – biaya variabel per unit

Misalnya, jika satu produk dari PT Kilat seharga Rp20.000 dan biaya variabel per unitnya Rp6.000. Maka Margin Kontribusi per unitnya adalah Rp20.000 – Rp6.000 = Rp14.000.

Ø  Fungsi Marjin Kontribusi

Manajemen menggunakan Margin Kontribusi untuk tiap kondisi yang berbeda.  Biasanya, manajemen menggunakan Margin Kontribusi sebagai alat dalam membantu membuat keputusan produksi dan penetapan harga dalam bisnis. Konsep ini juga menjadi salah satu yang digunakan untuk menghitung Break Event Point (BEP) dalam suatu departemen atau lini produk.

Manajemen menggunakan metrik ini untuk memahami berapa harga yang dapat mereka tetapkan untuk suatu produk.  Dengan penetapan harga yang tepat, perusahaan atau bisnis tidak perlu khawatir kehilangan uang ketika biaya untuk produksi meningkat. Penetapan harga produk berdasarkan metrik Margin Kontribusi juga membantu manajemen untuk meraih nilai profitabilitas yang diinginkan. Margin Kontribusi juga membantu manajemen memahami produk dan kegiatan operasional mana yang menguntungkan. Dan tentunya manajer bisa memutuskan lini produk atau departemen mana yang tidak produktif yang selanjutnya akan dihentikan atau ditutup.

Investor dan para analis keuangan menggunakan Margin Kontribusi untuk mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba. Sebagai contoh, analis dapat menggunakan Margin Kontribusi per unit yang terjual untuk memperkirakan laba yang dihasilkan perusahaan untuk tahun depan.

Kesimpulannya, Margin Kontribusi merupakan salah satu unsur dan alat yang penting bagi manajemen maupun investor atau analis keuangan. Dengan mengetahui dan memahami Margin Kontribusi, Anda bisa membuat bisnis atau perusahaan Anda beroperasi secara efisien dan efektif. Dan tentunya Anda bisa meminimalisir risiko kerugian yang akan terjadi ke depanny

E.        Titik Impas

2.3 Pengertian Titik Impas

       Salah  satu  fungsi  manajemen  adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki  perusahaan  dapat  dikerahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan tersebut. Agar besarnya laba mudah ditentukan, maka salah satunya cara perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya.

        Break Even Point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan  dalam  operasinya menggunakan   biaya   tetap,  dan   volume.

2.4 Manfaat Titik Impas (Break Even Point)

     Perhitungan   titik   impas   membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah pemintaan atau produksi, dan    penentuan    harga    suatu    produk tertentu.Perhitungan titik impas (break even point)   merupakan   suatu   teknik   untuk mengetahui kaidah kaidah antara volume produksi   penjualan,   harga   jual,   biaya produksi, biaya tetap dan biaya variabel serta rugi dan laba.

Manfaat titik impas menurut Gunawan & Basri (2008) adalah sebagai berikut:

1.      .Bukan untuk membantu menentukan jumlah penjualan yang dapat diharapkan, melainkan untuk memberikan gambaran tentang batas jumlah penjualan minimal yang harus diusahakan agar perusahaan tidak menderita rugi.

2.      Perhitungan Break Even Point juga dapat dipakai untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang memberikan sejumlah laba tertentu, jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh akan sama dengan jumlah penjualan pada keadaan Beak Even Point ditambah penjuaalan lain yang diperlukan untuk memperoleh laba yang dimaksud.

Sedangkan Manfaat Perhitungan Titik Impas Menurut Ellen Christian (2001 : 207) adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar  perusahaan tidak mengalami kerugian.

2.      Untuk mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.

3.      Untuk mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.

4.      Mengetahui bagaimana efek perubahaan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan.

 

 

F.     Margin of safety

Salah satu kutipan yang populer dari Warren Buffett adalah “tiga kata paling penting dalam investasi adalah margin of safety”. Apa itu Margin of Safety? Apabila diterjemahkan, nama lainnya adalah Batas Keamanan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham, dosen dari Warren Buffett, dan partnernya, David Dodd pada tahun 1928.

Graham juga memunculkan istilah Margin of Safety sebagai konsep utama dari investasi di bukunya yang berjudul The Intelligent Investor

Menurutnya, margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Analisa terhadap margin ini sangatlah penting untuk mengetahui untung dan ruginya sebuah investasi. Dikarenakan, batas ini dapat menentukan seberapa jauh kita bisa terus menjalani usaha atau menunjukkan usaha tersebut merugi. 

*      Margin of Safety – Konsep Investasi Penting yang Perlu Kamu Tahu

Untuk mahir menentukan Margin of Safety, penting memahami dahulu apa perbedaan antara nilai intrinsik (value) dan harga jual (price). Menurut Warren Buffett, nilai adalah apa yang kamu dapat. Sementara, harga adalah apa yang kamu bayar.

Apapun yang kita beli, termasuk saham, akan lebih baik bila kita bisa membeli benda/barang yang berkualitas dengan potongan harga.

Apabila kita aplikasikan kedalam rumus matematika maka Margin of Safety = selisih value dan price per total value dikali 100%.

Dalam bidang investasi, semakin tinggi Margin of Safety, semakin rendah risiko yang didapat saat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Begitupun sebaliknya, semakin rendah Margin of Safety, semakin tinggi risikonya. 

 Contoh Sederhana

Contoh sederhananya adalah apabila kita berniat membeli suatu saham perusahaan yang dijual dengan harga Rp500,- sedangkan nilai intrinsik suatu saham adalah Rp1.000,-. Maka, margin of safety saham tersebut adalah sebesar 50% atau senilai Rp500,-. Ini membuktikan kita memiliki batas aman 50% yang berarti cukup besar. Ingatlah, semakin besar marginnya maka semakin kecil risikonya.

Apa yang terjadi apabila harga jual saham tersebut bernilai Rp800,-? Maka margin of safety berupa 20% atau senilai Rp200,-.

Risikonya tetap kecil namun lebih aman dibandingkan dengan kasus sebelumnya yang memiliki margin of safety lebih besar, 50%. Kalau batas keamanan besar maka kita lebih tenang dan aman dalam mengantisipasi risiko. 

Nilai margin of safety ditentukan sesuai dengan kondisi setiap saham. Tidak ada patokan harus berapa nilainya.

Namun setiap besar kecilnya margin of safety memiliki risikonya masing-masing. Misalkan, kalau nilai marginnya terlalu kecil maka ada risiko harga akan turun.

Sedangkan kalau marginnya sangat besar akan ada risiko kita tidak dapat memiliki sahamnya karena banyak peminat.

Metode margin of safety ini mewajibkan kita menetapkan nilai intrinsik/value suatu perusahaan. Ketika mengenali harga tersebut, kita bisa menganalisa apakah harga tersebut jauh di bawah atau di atas harga pasar.

 

 


 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

      Biaya relevan dapat digunakan untuk membantu manajamen dalam mengambil keputusan bisinis. Biaya relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan pada masalah pilihan yang cukup pelik Antara menerima atau menolak, Antara menghentikan atau melanjutkan, antara membeli atau membuat, atau Antara menjual dititk pisah atau setelah ttik pisah dan sebagainya.

 

       Salah  satu  fungsi  manajemen  adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki  perusahaan  dapat  dikerahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan tersebut. Agar besarnya laba mudah ditentukan, maka salah satunya cara perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya.

         Break Even Point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan  dalam  operasinya menggunakan   biaya   tetap,  dan   volume.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://www.coursehero.com/file/58034135/MAKALAH-BIAYA-RELEVANdocx/

Adi Saputra, Gunawan dan Basri Marwan,

2008.   Anggaran   Perusahaan.   Edisi

2.Yogyakarta: BPFE

Adisaputro, Gunawan. 2010. Anggaran Perusahaan 2.Edisi 1. Yogyakarta: BPFE

Carter. K William, 2009.Akuntansi Biaya buku 2.Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat

Charles T.Horgen, 2006. Akuntansi Biaya.Edisi 2. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Charter William, 2003.Anggaran Perusahaan.Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment