Monday 4 May 2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN POST DATE DI POLI KEBIDANAN



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN POST DATE DI POLI KEBIDANAN


LEMBAR PENGESAHAN


Judul               : Asuhan Keperawatan Pada Ny.R. Dengan Post Date
               Di Poli Kebidanan RSUD Meuraxa Banda Aceh
Nama               : Nur Rahmi
NIM                : 11712007T12035

            Asuhan Keperawatan ini telah di buat berdasarkan teori dan praktik lapangan selama 1 minggu dari tanggal  17 november 2014 sampai dengan 22 november 2014 di poli kebidanan RSUD Meuraxa Banda aceh.


Pembimbing Lahan                                              Pembimbing Akademik


           ( Yusmaini, Amd.Keb)                                      ( Ns. Novi Afrianti, S.Kep )            




Mahasiswa yang bersangkutan


( Nur Rahmi )
11712007T12035


                                                         


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha menguasai segala sesuatu, karena atas ridhoi dan hidayah – Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan Asuhan Keperawatan di RSUD Meuraxa Banda Aceh.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifat nya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dimasa yang akan datang.


Banda Aceh, November 2014




DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ........ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ....... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.  Tujuan Penulisan................................................................................................ 3
1.      Tujuan Umum............................................................................................. 3
2.      Tujuan khusus............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.    Konsep Penyakit
1.    Pengertian.............................................................................................. 5
2.     AdaptasiPatofisiologi............................................................................ 5
B.     Asuhan Keperawatan Penyakit
1.      Pengkajian............................................................................................ 14
2.      Diagnosa Keperawatan........................................................................ 15

BAB III TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian................................................................................................. 23
B.     Data Fokus................................................................................................ 25
C.     Analisa Data............................................................................................. 31
D.    Diagnosa Keperawatan............................................................................. 33

BAB IV PEMBAHASAN
A.    Pengkajian................................................................................................. 43
B.     Diagnosa Keperawatan............................................................................. 44

BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................... 50
B.     Saran......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih banyak atau masih sangat tinggi bahkan tertinggi di antara Negara-negara Asean. Angka kematian maternal masih sekitar 390 / 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa setiap tahun tidak kurang dari 15,700 wanita yang melahirkan dan meninggal dunia (who, 2005).
Dengan demikian, tidak salah jika kesehatan ibu hamil sangat diperhatikan termasuk komplikasi yang terjadi selama hamil maupun selama proses persalinan, salah satu komplikasi yang sering terjadi dan dianggap sepele adalah kehamilan lebih minggu atau “ post date”, angka kejadian post date kira-kira 10 % ( hanika, 2005).
Kehamilan post date atau kehamilan lebih waktu ialah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu ( Hanifa, 2005 ).diagnosanya didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri (Mansjoer, 2006).
Ada beberapa teori yang di ajukan sebagai penyebab kehamilan post date, salah satunya adalah teori progesteron yang tetap tinggi sehingga memperlama waktu kehamilan. Post date sering kali mempengaruhi pada angka morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi. Salah satunya adalah:
1.    Berkurangnya cairan ketuban yang dapat menyebabkan bayi mempunyai tanda-tanda lewat waktu seperti turgor kulit yang buruk. Ketuban minimal dan mekonial.
2.    Terjadinya asfiksia pada bayi.



Penanganan pada kehamilan post date atau kehamilan post term adalah dengan tereminasi menggunakan drip okstosin, merupakan saat yang cukup rentan saat seorang ibu hamil post date menerima terapi untuk meyakini kehamilannya. oleh Karena itu, plaining yang menyertai terapi ini adalah observasi intensif akan his dan pemantauan insentif terhadap tanda-tanda vital janin (djj), sebab di khawatirkan akan menyebabkan stress janin. Bila terapi ini tidak kunjung berhasil maka sangat dapat disarankan untuk mengakhiri kehamilan dengan seksio sesaria /sc. (sarwono prawirohardjo, 2005).

B.     Tujuan penulisan
1.    Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu post date.
2.      Tujuan khusus
a.       Dapat melakukan pengkajian data subjektif pada ibu post date
b.      Dapat melakukan pengkajian data objektif pada ibu post date
c.       Dapat menegakkan diagnose / assessment pada ibu post date
d.      Dapat melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP pada ibu post date








BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.  Definisi
Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial ( Kapita, 2008). Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut Naegele dengan siklus rata – rata 28 hari  ( Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi persalinan ( Manuaba, 2008). Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap, (Mansjoer, 2006). Kehamilan post date atau post term disebut juga kehamilan serotinus yaitu kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih di hitung dari hari pertama haid terakhir/HPHT menurut neagle dengan siklus rata-rata 28 hari (who, 2007).
B.     Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Di duga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak di ketahui pasti, kehamilan pada janin sehingga tidak ada kontraksi. Ada beberapa teori yang di anjurkan sebagai penyebab kehamilan post date yaitu:
1.    Pengaruh progesterone/penurunan hormon progesteron dalam kehamilan di percaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memicu proses biomeolekular pada persalinan dan meningkatnya sensitivitas pada uterus terhadap oksitosin sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya kehamilan post term adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesterone.
2.    Oksitosin, pemakaian oksitosin pada infeksi persalinan yang kehamilan post term member kesan atau di percaya bahwa oksitosin sacara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dan neurohipofisis ibu hamil yang kurang paa usia kehamilan lanjut, di duga sebagai salah satu factor penyebab kehamilan post date.
3.    Teori kostisol / ACHT janin dalam teori ini di ajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin, korsitol janin akan mempengaruhi janin, plasenta sehingga produksi progesteron akan berkurang dan memperbesar prostaglandin.
4.    Saraf uterus, tekanan pada servikalis dari pleksus pranken hauser akan membangkitkan kontraksi uterus pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini. Seperti pada kehamilan letaktali pusat pendek. Dan bagian bawah janin masih tinggi, kesemuanya di duga sebagai penyebab dari kehamilan post date ini.

C.    Manifestasi Klinik
Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yanag jarang yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10/20 menit. Menurut sarwono (2012), pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
1.   Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2.      Stadium II
Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
3.      Stadium I, II disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Tanda bayi postdate (Manuaba, 2007)
1.    Biasanya lebih berat dari bayi matur (>4000)
2.    Tulang dan satura kepala lebih keras dari bayi matur
3.    Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4.    Kuku-kuku panjang
5.    Rambut kepala agak tebal
6.    Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

D.  Komplikasi
Kehamilan post term mempunyai resiko lebih tinggi dari pada kehamilan aterm. Terutama terhadap kematian perinatal (ante partum) antara partum dan post partum yang berkaitan dengan MAS (mekonium as pration syndrome ). Perubahan dan fungsi plasenta mencapai puncak pada kehamilan 36 minggu dan turun terutama setelah usia kehamilan ke 42 minggu. Penurunan fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar esterior dan plasenta laktogen. (sarwono prawihardjo, 2005).
Perubahan Yang Terjadi Pada Plasenta adalah:
1.    Penimbunan kalsium, hal ini dapat menyebabkan gawat janin, bahkan kematian intra uterine 2-4 kali lipat.
2.    Terjadi proses degenerasi plasenta seperti oedema, timbunan fribinoid, fibrosis, trombosis intervili. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan gawat janin denga resiko 3 kali lipat. Akibat penurunan plasenta, pemasukan makanan dan oksigen berkurang di samping adanya spasme auteri spiralis(Sarwono prawihardjo, 2005).

Pengaruh Pada Ibu yaitu:
1.      Morbiditas/Mortalitas Ibu
Yaitu akibat dari makrosomia janin dan tengkorak menjadi lebih keras menyebabkan distosia persalinan. Incoordinate uteri neaction. Partus lama, mangakibatkan tindakan obstetric dan persalinan trauma, his / perdarahan post partum akibat bayi besar.
2.      Aspek Emosi
Yaitu pada ibu dapat menyebabkan trauma dan kecemasan yang tinggi atas jalannya persalinan yang di hadapi, pada keluarga terjadi kecemasan juga bila dimana kehamilan terus berlanjut maka ada pertanyaan dari masyarakat seperti kata “kapan lahir” yang sepele tetapi dapat berpengaruh besar, hal tersebut dapat pula meningkatkan kemungkinan depresi pada ibu.

E.     PENATALAKSANAAN
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian scor pelvic (pelvil crore / ps)
Ada beberapa cara untuk mengakhiri kehamilan antara lain:
1.    Induksi partus dengan pemasangan balon kateter foley
2.    Induksi dengan oksitosin
3.    Bedah seksio sesaria/sc
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm. Ada kemunduran kasus his, ukuran panggul normal, tidak ada disporposi sevalopelvik. Janin presentasi kepala, servik sudah matang (porsio teraba lunak) atau mulai mendatar dan mulai membuka, selain itu pengukuran servik juga harus dilakukan sebelumnya, bila pembukaan > 5 dapat dilakukan pematangan servik terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengukuran  kembali.
Tata laksana yang biasanya di lakukan ialah induksi oksitosin dengan lima iv sebelum dilakukan induksi, pasien harus di nilai dulu terlebih dahulu kesejahteraan bayinya dengan alat NSI, serta di ukur scor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan scor pelvis > 5 maka induksi persalinan dapat dilakukan. (who, 2005).
F.     PENCEGAHAN
Pencegahan dapat di lakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur minimal 4x selama kehamilan, satu kali pada trimester pertama,(sebelum 12 minggu), satu kali pada trimester ke dua (antara 15-28 minggu), dan dua kali pada trimester ke tiga . bila keadaan kemungkinan pemerksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali sampai pada usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada usia kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir.
Hal yang seperti ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan dan mencegah terjadinya kehamilan yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang di gunakan oleh para dokter kandungan, yang merupakan perhitungan yang lebih tepat tanggal hari pertama haid terakhir sehingga saat itu di bagi. (sarwono, 2005).

I.     DIAGNOSA
Diagnosa kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus neagle setelah mempertimbangkan siklushaid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uteri serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih cepat. Keadaan klinis mungkin di temukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerak janin yang jarang. ( elistar affiset INDK-RR, 2007).
Ada Beberapa Syarat Yang Harus Di Penuhi Dalam Mendiagnosis Kehamilan Lewat Waktu Antara Lain:
1.    Riwayat Haid
Untuk riwayat haid yang dapat di percaya di perlukan beberapa criteria, antara lain penderita harus yakin dengan HPHT nya. Siklus teratur 28 hari tidak minum pil anti hamil. Setidaknya 3 bulan terakhir.
2.      Tes Kehamilan
Bila pasien melakukan tes imunologik sesudah terlambat 2 minggu maka dapatdi perkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6 minggu.
3.      Gerakan Janin
Umumnya di rasakan pada usia 18-20 minggu pada primigravida, sedangkan pada multigravida di rasakan pertama kali pada minggu ke 16 petunjuk umum untuk menentukan persalinan.
4.      Denyut Jantung Janin
Dengan Doppler dapat di dengar pada usia kehamilan 10-12 minggu. Kehamilan dinyatakan post date bila telah terdapat 3 kriteria yaitu telah lewat 30 minggu sejak tes kehamilan positif telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama kali terdengar dengan Doppler.













          BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    PENGKAJIAN DATA
Tanggal      : 17 November 2014                Jam      : 10:00 WIB
Tempat       : Poli Kebidanan
1.      Data Subyektif
a.    Biodata
Berdasar kan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny “R” umur 24 Th, pendidikan:  SMA, Pekerjaan:  IRT, Alamat Peukan Biluy, No reg :143885,Tgl masuk Rs :17 November 2014. Penanggung  jawab suami nya,Tn,A. Umur 37 Th, Pekerjaan swasta, Alamat Peukan Biluy.
b.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di area oprasi dan ibuk mengatakan susah untuk bergerak dan mual-mual saat waktu nya makan.
c.    Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 17 november 2014  Pasien datang ke IGD rsud meuraxa banda aceh atas  rujukan dengan keluhan kehamilan nya sudah lewat hari./ waktu.
d.   Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
No
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB
Suami Ke
UK
Penyulit
Jenis
Penolong
Sex
BB/PB
H/M
Umur
Penyulit
Menyusui
Metode
1.
I
Aterm
-
PH
Nakes
lk
2000
H
4tahun
-
Ya
Suntik 3 bulan
2.
Hamil ini







.


e.       Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan  pernah menderita penyakit   asma dan hipertensi.
f.       Riwayat Kesehatan Keluarga
 Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun, menular dan menahun serta tidak ada keturunan kembar baik dari pihak ibu maupun suami.
Genogram

 






                       
Ket :
                : laki - laki                     : pasien perempuan                : perempuan
                   : anak perempuan                                                      

g.      Pola Kebiasaan Sehari- hari
1)      Pola Nutrisi
Sebelum oprasi:
a)      Pasien mengatakan Makan 3x sehari dengan porsi nasi ½ piring – 1 piring, sayur, lauk pauk dan jarang mengkonsumsi buah.
b)      Minum + 5-6 gelas /hari.
Sesudah oprasi:
a)      Pasien mengatakan makan 2-3 sendok nasi yang di habis kan dari porsi yang di sediakan.
b)      Minum + 4-5 gelas /hari.

2)      Pola Eliminasi
Sebelum oprasi:
a)      pasien mengatakan BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek warna kining.
b)      Pasien mengatakan BAK lebih kurang 6-7x / hari, warna kuning  benih berbau khas.
Setelah oprasi
pasien mengatakan BAB 1x / hari BAK pasien terpasang kateter jumlah urine 30 cc warna kuning ke merahan.
3)      Pola Aktivitas
Sebelum operasi
Pasien mengatakan Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti (memasak, mencuci, menyapu, mengasuh anak, dsb).
Sesudah di operasi
Pasien mengatakan cuma bisa bergerak miring kiri miring kanan
4)      Pola Istirahat
Sebelum oprasi
a)      Siang    : + 1 jam
b)      Malam  : + 7-8 jam dan tidak ada gangguan
Setelah melahir kan
a)      Siang    : + 1-1 ½ jam
b)      Malam  : + 6-7 jam dan tidak ada gangguan




5)      Pola Kebersihan
Sebelum oprasi
Pasien mengatakan mandi dan gosok gigi 2x /hari (pagi dan sore), cuci rambut 3 hari sekali dan pakaian/ celana dalam ganti tiap kali mandi.
Setelah sc
Pasien mengatakan cuma   bisa cuci muka 2x sehari itupun di bantu oleh keluarga
h.      Keadaan Psikologis, Sosial dan Budaya
Psikologis:  Ibu dan keluarga mengatakan bahwa kehamilan ini sangat diharapkan dan direncanakan serta menginginkan bayinya lahir sehat.
Sosial:  Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik.
Budaya:  Pasien mengatakan masih mempercayai adat istiadat, selama hamil seperti  neloni, mitoni, dan mengkonsumsi jamu- jamuan.

2.      Data Obyektif
a.      Pemeriksaan fisik
1)   Keadaan umum                   :  sedang
2)   Kesadaran                           :  Composmentis
TB / BB sebelum hamil       :  155 cm / 50 kg
TB / BB selama hami          :  155 cm / 60 kg
3)   TTV:
TD   :  120/90 mmHg
N     :  84 x/menit
RR  :  22 x/menit
T      :  36 oC



4)   Kepala
a) Rambut       : Panjang ikal tampak terikat
b) Mata           : Simetris, penglihatan baik
c) Hidung       :  fungsi penciuman baik
d) Telinga       :  fungsi pendengaran baik tidak ada serumen
e) Mulut          :  mukosa bibir kering
f) Leher           :  tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g) Dada           :  Bentuk simetris
h) Abdomen   :  terdapat jahitan panjang lebih kurang 13 cm
i) Genetalia     : tidak terdapat oedem, lochea rubra (merah) dalam jumlah satu pembalut.
  j) Tugor kulit   : baik tidak kering

    b.  Pemeriksaan Penunjang
1)      Hasil Laboratorium
a) Hemoglobin  : 10,5g/dl (normal lk:13,1 – 18,0; pr : 11,5- 16,5)
b) Trombosit      : 4,5 mm3 (normal lk : 4,5 - 5,5; pr : 4,0-5,0)
c) Leukosit        :  6,200 mm3 (normal 4000-11000)
2)      Terapi yang di berikan
a)      IVFD         : RL 20 tts/menit
b)      Katerolak
c)      Cefotaxime
d)     Tramadol
e)      Buvanest
f)       Metergin
g)      Gentamisin




II.    Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
Dx I
Ds :  
Pasien mengatakan nyeri di area bekas operasi
Do :
- muka pasien tampak
   meringis
-Skala nyeri 7-8
    TTV :
  TD:110/60mmHg:
   N   :80x/m
   S   :36 oC
  RR :22x/m

luka post op

nyeri

Dx II
D :
 pasien mengatakan susah untuk bergerak
Do :
- skala akivitas pasien  
  memerlukan bantuan
  minimal sebagian   
- k/u :   sedang
-TTV
  TD : I10/60 mmHg
  N   :   80x/m
  S   :   360C
 RR :   22x/m


Kelemahan fisik

Gangguan pola aktifitas




Dx III


Ds  :
pasien mengatakan tidak ada nafsu makan,, mual muntah
Do : 
makanan 1-3 sendok makan yang di habis kan dari porsi yang di sedia kan.




penurunan asupan makanan per oral
 ( anoreksia )



resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

III. Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengn post op
2.      Gangguan pola aktifits berhubungan dengan kelemahan fisik
3.      Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan asupan makanan per oral ( anoreksia )










IV.  Rencana Tindakan Keperawatan
NO
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan/KH
Intervensi
Rasional
Dx I
Nyeri berhubungan dengn post op

Nyeri dapat tertasi dengan kreteria hasil
Pasien tidak lagi meringis
Skala nyeri 1-2

-Lakukan tehnik relaxasi
-  Kaji laporan nyeri seluruh tubuh
- Catat lokasi area nyeri dan skala nya

-Mengurangi nyeri
-Mengetahui adanya nyeri  dengan dini

Dx 2
Gangguan pola aktifits berhubungan dengan kelemahan fisik

Aktifitas pasien dapat terpenuhi dengan kreteria hasil
-Pasien dapat


melakukan miring kiri miring kanan
k/u baik
-Ubah posisi dengan sering, serta lakukan latihan otot gerak
-Bantu pasien untuk melakukan aktifitas sendiri ke toilet

-Menindetifikasi derajat maslah dan intervensi
yang tepat
-Membantu   
mengindentifikasi kebutuhan khusus dan perkembangan individu tepa memperbaiki diet
Minimal kan mual dan memaksimal kan diet

Dx 3
Resiko Gangguan  nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan asupan makanan per oral ( anoreksia
Kebutuhan nutrisi dapat tepenuhi dengan intake makanan yang adekuat dengan kriteria hasil :
-Porsi yang di sedia bisa di habis kan
-Mual muntah berkurang


-Kaji status nutrisi pasien
-Pastikan pola diet ang di sertai, namun sesuai dengan batasan diet penyakit
-Sorong makanan sedikit tapi sering

-Meningkatkan istirahat dan tidur
-Meningkatkan fungsi pernapasan dan mengurangi area tertentu
Melatih aktifitas otot



V.   Implementasi dan Evaluasi
No
Implementasi
Evaluasi
Dx 1
-Mengajarkan tehnik relaxasi
-Melakukan pengkajian nyeri
-Melakukan pengkajian TTV

S : Pasien mengatakan nyeri di area
      luka operasi
O: Skala nyeri 7-8
     TTV : TD :110/60mmHg
                  N : 80x/m
                 RR: 22x/m
                  S  : 36oC
A : Nyeri masih ada
P : -Intervensi di lanjutkan
     -Mengajar kan pasien untuk tehnik relaxasi
     -Lanjutkan terapi cefotoxime, keterolak, RL 20tts/I
     -Monitor TTV pasien
     -Kaji skala nyeri
Dx 2
-Meningkatkan tirah baring
-Mengatur posisi semifowler

S : Pasien mengatakan masih susah  bergerak
O : K/U : Lemah
A : Intolerensi aktifitas
P : Intervensi di lanjutkan
      -Ajar kan pasien untuk latihan
      gerak miring kiri miring kanan
Dx 3
-Mengkaji status pasien
-Memberikan makanan sesuai diet sedikit tetapi sering
-Menganjur kan pasien makan yang banyak
Memasang IVFD dengan mengtur tetesan

S : Pasien mentakan masih belum nafsu makn dan mual muntah
O : Pasien menghabis kan 3 sendok makanan dari porsi yang  di sediakan
A : Intake makanan belum adekuat
P :- Intervensi di lanjutkan
     -Lanjutkan terapi, vitamin untuk menambah kan nafsu makan








VI.    Catatan Perkembangan
No
Tgl /Jam
Diagnosa Keperawatan
SOAP
1
18-11-2014/ 10 : 30
Dx I







 Dx II





Dx III
S : Pasien mengatakan masih nyeri di area bekas operasi
O : Skala ( 6 )
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : - Intervensi di lanjut kan
- lanjutkan terapi
- katerolak,cefotoxime
   
S :Pasien mengatakan bergerak  miring kiri miring kanan
O : K/U : Baik
A : Masalah pola aktifitas teratasi sebagian
P  : - Intervensi di lanjut kan
- Ajar kan pasien untuk latihan bergerak

S : Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan
O : Pasien menghabiskan ¼ makanan dari porsi yang di sediakan
A : Masalah pemenuhan nutrisi teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan proses asuhan  Keperawatan pada  Ny. “R” dengan POST DATE, penulis akan membahas antara teori dengan kenyataan. Dalam pembahasan dimulai dari pengkajian analisis diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial, tindakan segera, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi.

A.  Pengkajian
Pada pengkajian dan data yang penulis peroleh  Ny. “R pd Tgl 17 November 2014. Jam 10:00 WIB. Berdasarkan data-data yang ada, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek atau kenyataan, sehingga didapatkan suatu diagnosa yang bisa di angkat adalah Nyeri, pola aktifitas dan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari ke butuhan. Ny ‘’R’’ masih membutuhkan perawatan  untuk mencegah terjadi nya infeksi dan mual muntah serta kecatatan fisik. Dan ssangat di anjur kan   ibu unutk segera melakukan tehnik relaxasi dan latihan gerak miring kiri miring kanan dan Ny’’R’’ di anjurkan makan walaupun sedikit tapi sering.
Dengan demikian proses asuhan keperawatan dengan melakukan rawatan yang dapat dijalankan sesuai dengan teori. Dan dalam memberikan asuhan petugas selalu menerapkan komunikasi terapeutik sehingga klien sangat kooperatif oleh semua tindakan dan anjuran petugas.

B.     Diagnosa Keperawatan
Pada analisa data ditemukan diagnosa nyeri, pola aktifitas dan penurunan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan.


C.    Intervensi
Rencana asuhan keperawatan pada ny’’R’’ disesuaikan dengan teori, karena fasilitas dan protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.

D.    Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu mengajur kan pasien untuk tehnik relaxasi, dan menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan sedikit tapi sering,dan menganjurkan kan pasien untuk latihan gerak miring kiri miring kanan.

E.  Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Tujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan untuk mencegah terjadi nya ke catatan fisik  dan selama melakukan asuhan klien dan keluarga sangat kooperatif terhadap petugas.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kehamilan postdate melewati 2 atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang  94 hari atau 42 minggu lengkap, ( Mansjoer, 2006 )
 Postdate atau postterm disebut juga kehamilan serotinus yaitu kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih di hitung dari hari pertama haid terakhir / HPHT menurut neagle dengan siklus rata-rata 28 hari ( WHO, 2005, figo 2007 ).

B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari benar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dari pembaca sangat di perlukan dan penulis mengharapkan kepada pembaca untuk bisa memberikan masukan yang membangun untuk bisa memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.
Setelah mempelajari mengenai POSTDATE maka saran yang dapat penulis sampaikan bahwa kita khususnya sebagai seorang bidan bisa selalu meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, supaya permasalahan yang terjadi dapat segera diselesaikan se-efektif mungkin dan mengatasi kasus yang di hadapi sesuai dengan prosedurnya.






DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
WHO, 2005. Asuhan Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Kr, 2007 Asuhan Persalinan Normal. Bandung : Elistar Offiset INPK

No comments:

Post a Comment